Doubt

50 7 1
                                    


Rendy. Ya rendy lagi rendy lagi. Kenapa sekarang cowok itu berubah menjadi cowok yang mengebalkan sih. Selalu aja muncul di saat yang gak tepat. Aku mengucap sumpah serapah dalam hatiku kepadanya.

"ngapain sih lo ren narik tangan gue" ucapku jengkel

"gue mau ngomong sama lo"

"aihh gue gak ada waktu okey"

"sebentar"

"no no no! bye bye" ucapku seraya pergi meninggalkannya.

****

Kini rena sedang sesibuk sibuknya melayani para pengunjung. Gak tahu kenapa malam ini berbeda dari malam malam sebelumnya. Ramai pengunjung datang silih berganti datang ke caffe tempat rena bekerja.

Dengan senyuman mengembang ia bolak balik pantry untuk menghantarkan pesanan para pengunjung. Hatinya sangat senang hari ini karna ia bisa melihat senyuman para pengunjung ke arahnya. Setidaknya kinerja kerja dia dapat dipercaya oleh para pengunjung.

"pesanan datang, mochacino satu sama tiramissu satu, silahkan menikmati" ucap rena ke meja nomor 40 yang disana terdapat seorang pria memakai kaos putih dan jeans panjang dan anehnya topi yang ia pakai terlalu turun kebawah sehingga wajahnya tidak terlihat.

Rena masih terdiam di samping meja itu, ia mengamati pria didepannya dengan tatapan aneh. Dan ketika pria itu mengangkat wajahnya.

Rendy. Ya dia rendy.

Hufftt. Kenapa disaat suasana hatinya sedang baik dia datang membuat moodnya kembali turun. Waittt, kenapa dia ada disini? tau darimana dia kalau aku kerja disini? -pertanyaan itu terus berkecambuk di kepala rena dan siap untuk dilontarkan kepada lelaki itu.

"lo kerja disini ren?" sebelum rena bertanya, rendy malah memulai memberi pertanyaan kepada rena

"seperti yang lo liat" jawab rena santai

"trus lo ngapain disini?" tanya rena

Rendy hanya terdiam, tidak lagi menanyakan yang sebenarnya masih banyak hal yang ingin ia tanyakan.

"lo pulang kerja jam berapa?" tanya rendy merubah topik pembicaraan.

"jam 9 malem, why?"

"nanti gue balik lagi ke sini jam 9" ucapnya dan berdiri dari duduknya meninggalkan rena tanpa menyentuh makanan yang ia pesan.

Rena hanya menaikan bahunya acuh dengan pernyataan rendy tadi. Ia kembali sibuk bekerja.

***

"jadi..... lo mau ngapain sekarang?" ucap rena yang tengah terduduk di sebelah rendy.

Ia sangat lelah hari ini, pengunjung yang begitu banyak membuatnya kewalahan menghadapi mereka.
Ditambah lagi rendy yang tadi benar benar menunggu rena di depan caffe.

Mereka berdua hanya terdiam, tidak ada yang ingin memulai pembicaraan. Sampai rendy mengucapkan kata yang tidak tahu maksudnya.

"tunggu gue na.."

Rena menoleh menatap rendy dengan pandangan heran.

"tunggu apa lagi? lo mau pergi emang? ya itu bukan urusan gue"

"apa pun yang terjadi lo harus tunggu gue" ucap rendy lirih sambil menatap mata rena

"maksudnya apaan sih gue gak ngerti"

Diam. Rendy tidak berniat untuk menjelaskan apa yang ia maksud tadi membuat rena semakin jengah dengan cowok yang sangat nimin ekspresi itu.

****
Rena POV

Love You RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang