"Park Jimin, tolong ambilkan buku resepsionis lobby bawah. Bilang saja mana buku Park Gyuri, penjaga akan memberikannya padamu. Aku sedang sibuk sekarang,, dan buku itu akan kita butuhkan untuk kelas viktimologi nanti!"-
"Park Jimin, sudah kubilang jangan terlambat. Kau yang membawa semua materi itu kan? Bagaimana bisa kau terlambat dan membuat kelas tidak segera di mulai karena menunggu materi yang kau bawa!"-
"Park Jimin, aku minta kau bawa laptop untuk kelas kriminologi nanti. Ada dua kelompok yang harus presentasi nanti, dan laptop di kemahasiswaan sedang di pakai semua!"-
Jimin meneguk colanya cepat, membuat tenggorokannya sedikit sakit karena sensasi soda. Taehyung menatap Jimin prihatin, intinya sekarang Jimin seperti menjadi babu seorang Park Gyuri. Sejak kejadian itu juga, Jimin tidak berhenti mengumpat setiap kali Gyuri memanggilnya langsung atau hanya sekedar menghubungi ponselnya.
"Kau mau aku bilang pada Park Gyuri itu kalau apa yang dia lakukan sudah keterlaluan?" Taehyung duduk di samping Jimin melirik ke arah Jimin yang sedang bersandar seraya menutup matanya. Mereka sedang duduk di sofa kantin, menunggu kelas yang akan dimulai satu jam lagi.
"Tidak akan berhasil." Jawab Jimin lirih tanpa membuka matanya.
"Setidaknya harus di coba." Kata Taehyung mencoba menyemangati Jimin.
"Sudahlah Tae. Gadis sialan itu tidak akan pernah berhenti sampai apa yang dia inginkan tercapai. Dan sepertinya keinginannya saat ini ada menjadikanku budaknya."
"Dan kau mau menjadi budaknya." Tuduh Taehyung.
"Aku tidak punya pilihan lain bodoh!" sergah Jimin keras.
"Park Jimin!" suara yang sudah begitu Jimin hafal sedang memanggilnya sekarang. Rasanya Jimin tidak ingin membuka matanya, terlalu lelah menerima kenyataan bahwa ada tugas menyebalkan lagi dari Park Gyuri. Ya, Park Gyuri sedang berdiri di depannya, menunggu Jimin membuka matanya.
"Kau tidak lihat dia kelelahan begitu?" tanya Taehyung, Gyuri hanya melirik sekilas kemudian mencibir.
"Park Jimin bangun! Buka matamu!" kata Gyuri lagi, tidak memedulikan Taehyung yang sudah lebih dulu memperingatkannya.
Jimin membuka matanya, membuang nafas berat begitu menangkap sosk Gyuri yang berdiri di depannya. Gyuri menatapnya seperti biasa, dengan mata angkuhnya itu, dan tatapan itu yang membuat Jimin kesal namun juga tak bisa menolak tatapan itu. Entahlah, Jimin merasa dia akan dihantui tatapan angkuh Gyuri untuk beberapa tahun ke depan.
"Apa lagi sekarang?" tanya Jimin malas, mengucek matanya dan menegakkan posisi duduknya.
"Temani aku ke perpustakaan." Kata Gyuri tegas. Jimin tersenyum tipis, Gyuri memang tidak tau bagaimana cara minta tolong yang baik. Jimin sangat yakin Gyuri sedang minta tolong padanya saat ini, ini permintaan bukan sebuah perintah.
"Kita ada kelas sebentar lagi!" Taehyung yang menjawab, sekilas terdapat semburat kecewa di wajah Gyuri namun segera menghilang dan keangkuhan kembali mendominasi wajahnya.
"Aku juga ada kelas sebentar lagi." Kata Gyuri kemudian, tidak ingin terlihat bodoh di depan dua orang yang duduk di depannya itu.
"Lalu kenapa kau mengajakku ke perpustakaan?" elak Jimin menyebalkan.
"Ya sudah lupakan!" ekspresi Gyuri mengeras, kemudian segera berbalik dan berjalan tergesa meninggalkan Jimin dan Taehyung yang menatap heran pada Gyuri. Jimin dan Taehyung tertawa renyah, ini pertama kalinya mereka berhasil membuat Gyuri bungkam. Ya, meskipun hanya maalah sepele, tapi yang barusan ini termasuk kejadian langka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES
FanficMEMORIES | JIMIN, OC, BTS | SAD, ROMANCE, NC | JIMIN AND OC, DON'T LIKE - DON'T READ | Ketika kelebihan berubah menjadi kekuranganmu. Mampukah kenangan menjadi ikatan bagi kita berdua? Park Gyuri, gadis dengan kecerdasan di atas rata-rata, memiliki...