ps. 21 { please, stay }

668 54 20
                                    

Satu hari sebelum kejadian.

Seunghyun membiarkan Ahri ambruk tepat di atas tubuhnya setelah pelepasan yang sangat luar biasa. Dalam ruangan berukuran tiga kali empat meter itu, hanya terdengar deru nafas mereka yang memburu. Telinga Ahri tepat menempel di dada bidang Seunghyun, dari sini dia dapat mendengar detak jantung Seunghyun yang berdetak cepat entah karena aktivitas panas mereka atau karena Ahri yang berada di sekitarnya. Ahri mengangkat tubuhnya, lebih tepatnya ingin melihat wajah Seunghyun dari dekat, lalu ia tersenyum membuat Seunghyun bingung.

"Kenapa?" Tanya Seunghyun sambil tangannya bergerak untuk memasukan rambut yang menghalangi Seunghyun untuk melihat wajah Ahri.

"Aku bahagia." Ucap Ahri singkat. "Aku bahagia bersamamu, Choi Seunghyun." Ucap Ahri sekali lagi, penuh keyakinan. Seunghyun terdiam untuk beberapa saat, menghayati setiap kata yang keluar dari mulut Ahri. Lalu pria itu tak kuasa untuk membawa Ahri ke dalam ciumannya lagi, dalam. Seunghyun bahkan memejamkan matanya erat, menikmati waktu mereka. Namun matanya terbelalak ketika merasakan air mata yang jatuh ke pipinya.

"Kau menangis." Ucap Seunghyun sambil mengakhiri ciuman mereka secara sepihak. Ahri berusaha menahan isakannya membuat Seunghyun kebingungan tapi pria itu tidak kehabisan akal. Ia segera mengelus punggung Ahri dan menenangkan gadis itu.

"A-aku takut Seunghyun." Ucap Ahri dengan suara parau, "Aku takut semua ini hanya semu. Kebahagiaan ini. Aku takut berekspektasi denganmu kedepannya, karena sekali aku berekspektasi ke depan, aku hanya jatuh dan terpuruk lagi."

"Ahri," Panggil Seunghyun tertahan membuat dua pasang mata yang telah basah oleh air mata itu kembali menatapnya. Menunggu untuk kalimat selanjutnya. Namun kenyataannya, Seunghyun tidak melanjutkan kalimatnya. Seunghyun tidak berani untuk memberi kepastian karena dirinya sendiri pun takut, apa yang dia ucapkan nanti, apa janji yang diberikannya pada Ahri tak bisa ditepatinya.

Bukan. Bukan karena Seunghyun akan meninggalkan Ahri lagi, tapi karena keadaan. Keadaan ini membuat semuanya sulit. Jiyong, Dokter Lee dan Daybi. Tiga orang itu, yang berarti dalam hidup Ahri.

"Aku... Aku juga tidak ingin memberikanmu harapan palsu lagi. Aku juga tidak berani berjanji. Tapi aku akan berusaha. Berusaha untuk membuat kebahagiaan ini tetap bersama kita. Salah satunya, dengan cara hidup bersama denganmu." Mulut Seunghyun terkatup rapat setelahnya, ia tidak percaya dengan apa yang baru dikatakanya.

Ahri tertawa kecil. "Kau baru saja melamarku?"

Seungyun merasakan pipinya bersemu, panas. "Ergh, mungkin."

Ahri menghapus air matanya kasar lalu menatap Seunghyun dengan matanya yang berbinar. "Kalau gitu, aku mau. Mau hidup bersamamu."



Seunghyun menggenggam kedua tangannya erat. Sedaritadi ia tak bisa duduk dengan tenang, bahkan ketika kemeja putih yang dikenakannya penuh dengan bercak darah ia tidak perduli. Ia lebih memperdulikan dan mengkhawatirkan Ahri yang tengah berjuang di dalam ruang ICU. Saat Seunghyun menginjakan kakinya di rumah sakit ini dan mengantarnya hingaa ke ruang ICU, jelas mata gadis itu sudah terpejam dan wajahnya pucat pasi. Ketakutan Seunghyun semakin menjadi ketika ia tidak bisa masuk ke dalam ruangan ICU dan perasannya yang sakit ketika selang infus itu tertancap pada tubuh Ahri dan bagaimana para awak medis itu mulai memasangkan berbagai macam alat yang tidak Seunghyun tahu fungsi dari satu per satu alat itu sendiri.

Derap langkah yang menggema di ujung lorong membuat Seunghyun menoleh. Ia mendapat pria itu, menatapnya dengan pandangan paling mengerikan. Namun Seunghyun tidak merasa tersinggung karena ia pantas menerimanya. Pria itu berdiri di hadapannya untuk saat ini. Menarik kerah bajunya dan menatapnya dengan matanya yang memerah. "Kau apakan dia, brengsek!" Pekik Jiyong dengan emosi yang memuncak. Bahkan tak segan, pria itu memberikan pukulannya tepat di tulang pipi Seunghyun membuat Seungyun tersungkur jatuh ke lantai. Jiyong berdiri di atasnya dan memberi pukulan di tempat-tempat lain disekitaran wajahnya, tak perduli dengan mukanya yang akan babak belur juga darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Seunghyun sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk melawan.

PLEASE, STAY [ BIGBANG FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang