Resah kurasa. Haruskah ku mengganggumu terlebih dahulu agar kau menganggapku? Aku tak ingin begitu. Namun, seakan sikapmu yang memaksaku untuk seperti itu. Bukan inginku mengusikmu. Ini ingin hatiku. Hatiku yang telah lama menahan. Menahan keingintahuan tentangmu. Keinginan lebih mengenalmu. Keinginan memahami. Keinginan kau tahu apa yang kuinginkan. Hanya hal kecil yang kuinginkan. Namun hal kecil itu yang selalu membuat keresahan yang besar pada hatiku, dan mungkin juga pada hatimu. Kau boleh menilaiku seperti apapun. Tak banyak yang kuinginkan. Hanya satu. Ya, satu. Inginku, kau mengetahui apa yang kurasa. Apa yang kurasa dari hari ke hari. Secara diam. Menebakmu dengan caraku. Dengan diamku. Egois memang. Seakan ku memaksamu mengetahui semua hal, saat aku bungkam tentang itu. Namun, ku tak ingin lebih. Hanya ingin kau mengetahui hal yang kuinginkan untuk kau tahu. Dan tak peduli apa jawabmu. Namun ku tak ingin karena hal itu, kau akan kembali menjauh seribu langkah dariku. Biar kunikmati saja jarak satu langkah kita saat ini. Biar saja hanya aku yang menjaga jarak ini tetap dekat. Walaupun keinginanku selalu ingin lebih. Dan walaupun ku tak tahu apa kau juga menjaganya.