16.30
Latihan ekstrakulikuler Futsal sudah selesai, Revan berjalan menuju tempat parkir sekolah bersama dengan teman teman barunya, dalam hal menyesuaikan diri Revan memang pandai melakukannya dan sebagai pribadi yang menyenangkan, tak heran jika dalam waktu singkat saja ia sudah memiliki cukup banyak teman.
Seperti sekarang ini, dia sudah tak canggung lagi berkomunikasi dengan teman teman barunya, bahkan bagi mereka yang tidak tahu jika Revan adalah murid baru mungkin akan mengira Revan dan kawan kawannya itu memang sudah berteman sejak lama.
"Jadi sekolah kita bakal ikut tournament futsal bulan depan?" Revan mengingat perkataan pak Ferdi saat latihan tadi
"Iya bro, tournament ini emang rutin diadain setahun sekali, sekolah kita sih emang udah langganan ikut tournament itu." Jelas Dimas---murid kelas XI, ketua tim futsal
"Tapi lawan sekolah kita kali ini emang agak berat sih, perlu banyak banyak latihan lah." Bagas menimpali
"Eh tapi gue kan anggota baru nih, kira kira bisa kepilih gak ya?" Ucap Revan
"Gue liat pas latihan tadi, skill lo cukup bagus, asal serius latihan sih gak menutup kemungkinan lo bakal kepilih." Dimas membesarkan hati Revan
Revan terkekeh "Bisa aja lo ka, gua bakal serius latihan ko. Btw gua duluan yak." Pamitnya setelah menemukan motor ninja merahnya yang terparkir rapi di hadapannya
"Sip, tiati lo" anak anak yang lain mempersilahkan
Revan mengangguk. Setelah siap dan selesai memakai helm Revan mulai memacu motornya keluar dari SMA Taruna Bangsa.
Dia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, fokusnya terhadap jalan raya yang ramai oleh lalu lalang kendaraan bermotor lainnya. Revan menghirup nafas dalam, kota ini baru baginya. Biar gue jelasin.
Revanno Adrian, cowok jangkung berkulit putih yang mempunyai rambut hitam lebat, alis tebal, sepasang mata hitam, hidung mancung, bibir tipis dan dua lesung pipit yang memberi kesan manis. Adalah penduduk baru kota ini.
Ayahnya di pindah tugas ke sini, yang membuat dia, ibu dan adiknya juga harus ikut pindah. Revan memilih SMA Taruna Bangsa sebagai tempatnya menuntut ilmu, alasannya simple, karena sekolah ini salah satu sekolah favorit dan letaknya pun tak jauh dari tempat tinggal barunya. Oke, cukup perkenalannya.
Setelah sekitar 20 menit Revan berkendara, ia telah memasuki kawasan perumahan yang letaknya tak jauh dari pusat kota. Di komplek perumahan itulah letak rumah baru Revan, rumah yang baru di huninya 2 hari yang lalu. Karena dia merasa belum cukup mengenal lingkungan sekitarnya, Revan memutuskan untuk jalan jalan sebentar, mengelilingi kawasan sekitar tempat tinggalnya.
Motornya berhenti di depan sebuah taman, taman ini cukup besar, dari pinggir jalan tempat Revan berdiri terlihat arena olahraga, yang di dalamnya terdapat sebuah lapangan basket, lapangan bulu tangkis dan jalan aspal kecil namun cukup panjang yang biasa dijadikan trek jogging. Masuk lebih dalam, Revan melihat arena bermain untuk anak anak.
Kakinya terus melangkah, mencoba mengobservasi taman asri itu, langkahnya sempat terhenti ketika Revan menemukan sebuah danau. Terlihat seperti danau buatan, namun terdapat cukup banyak pepohonan di sekitarnya yang membuat kesan sejuk untuk danau itu.
Merasa tertarik, kaki Revan kembali melangkah, menyusuri tepian danau.
<<<<>>>>
*puk*
Tepukan lembut di bahu Feli menyadarkannya dari lamunan masa lalu, sadar ada seseorang yang berdiri di sampingnya, Feli menoleh."Hai" orang yang menepuk bahu Feli tersenyum ramah "Bangku sebelah lo kosong ya? Gue boleh duduk situ?"
Feli terdiam beberapa saat, bingung harus menjawab apa. Feli sebenarnya segan jika ada orang asing yang mencoba mendekatinya, tapi Feli rasa orang itu tidak asing, dia pernah melihatnya, tapi dimana?
Melihat lawan bicaranya bergeming seperti itu, orang yang tadi menepuk bahu Feli melambai lambaikan tangannya di depan wajah Feli. Feli yang tersadar segera menjawab pertanyaan orang itu dengan sedikit terbata
"Eh.. Emmm i-iya. Duduk aja."
Begitu Feli selesai bicara, orang itu langsung mendaratkan bokongnya di kursi taman yang Feli duduki, mereka duduk dengan menciptakan jarak, Feli di ujung kiri dan orang itu di ujung kanan kursi.
Keduanya sama sama menatap hamparan air danau yang berwarna sedikit oranye di terpa sinar matahari senja. Hari ini begitu cerah, tak terlihat sedikitpun awan mendung yang menggelayuti langit, namun juga tidak panas, semilir angin lembut tetap menerpa wajah Feli, menerbangkan anak anak rambutnya yang luput dari ikatan.
"Gue pernah liat lo" ucap seseorang yang duduk di ujung bangku sebelah kanan "Kapan?" Tanya lawan bicaranya
"Tadi pagi di perpus. Lo yang bantuin gua nemuin buku Fisika. Lupa?"
'Oh cowok itu yang tadi di perpus' ucap Feli dalam hati 'pantes kayak pernah liat'
"Oh ya, sorry, gue ga begitu merhatiin"Orang itu memang cowok yang tadi pagi meminta bantuan Feli di perpus, orang yang sama yang menyebut Feli manis dalam batinnya. Entah kemana kesadaran cewek itu pergi, seharusnya sedari tadi dia juga sadar, lelaki itu menggunakan seragam tim Futsal sekolahnya.
"Gak papa" cowok itu tersenyum "Muka gue emang belum familiar, jadi wajar kalo lo lupa."
"Revanno Adrian." Laki laki dengan lesung pipit itu mengulurkan tangannya kepada Feli. Demi kesopanan Feli balas menjabat tangan yang di ulurkan padanya "Feli. Felissa Kirana."
"Kelas berapa?"
"Sepuluh dua." Jawab Feli singkat "Lo?"
"Kelas sepuluh enam."
"Murid baru?" Entah kenapa Feli menimpali lawan bicaranya, biasanya ia akan menjawab sekenanya saja jika ada orang---terutama cowok---yang mengajaknya berkenalan.
"Iya, baru masuk hari ini."Feli hanya mengagguk anggukan kepalanya sebagai tanggapan atas perkataan Revan.
Hening. Tidak ada lagi percakapan antar dua orang itu setelah perkenalan singkat tadi. Mereka sama sama menikmati suasana danau sore ini. Matahari yang sudah bersiap untuk tenggelam kembali ke peraduan, mulai tak terlihat sinarnya di langit sebelah timur, mengingatkan burung burung untuk bersiap akan datangnya malam.
Hai:) Lama ya ga update, ada yang nunggu cerita ini lanjut gak? Ga ada gapapa(:
KAMU SEDANG MEMBACA
He and His Promise
Teen FictionFelissa Kirana, cewek cantik yang mempunyai masalalu tak secantik rupanya. Revanno Adrian, cowok yang memiliki senyum super manis ternyata juga bisa membuat 'manis' hidup orang orang yang bersamanya. Tentang pahitnya kenyataan, perihnya luka dan tak...