part 9

153 6 5
                                    

Fiorenza POV

Aku merasakan sesuatu menekan kuat dadaku membuatku sulit untuk bernapas ketika pemandangan di sekitarku mengecam keadaan yang kurasakan. Ini mengerikan, sungguh. Tidak ada kehidupan, tidak ada rasa bahagia yang selalu seperti mereka tunjukkan, semuanya hancur. Aku menutup mataku berharap kegelapan ini segera sirna dan mencoba untuk menyadarkan diriku ke dunia nyata. Namun kemudian aku samar-samar mendengar suara itu, ya suara Evan terdengar menggema di sekitarku walaupun sedikit tidak jelas. Mendengar suaranya segera dapat menenangkan diriku yang sudah kehilangan harapan di dunia gelap akibat dewa sialan itu.

"Evan! Kau dimana?!"teriakku dengan berlari dan mencari-cari sosoknya. Aku terus mengikuti suaranya yang memanggil namaku, namun aku tak sadar jika seseorang di belakangku yang awalnya hanya mengawasi kini sudah mengikutiku, sosok itu berbentuk bayangan hitam dan aku tak bisa dengan jelas mendeskripsikan wajahnya. Dia terus mengejar, aku berlari dengan sekuat tenaga yang kumiliki seolah-olah ini memang menyangkut hidup dan mati. Dia semakin mendekat, entah kekuatan apa yang digunakannya hingga bisa secepat itu menyusulku. Aku merasakan tangannya telah menggapai bajuku dan menarik tubuhku hingga aku tersungkur ke tanah yang lembab dan mengeluarkan bau busuk. Kepalaku terasa sakit akibat benturan itu dan dengan pandangan yang sedikit kabur aku merasakan tubuhku di seret oleh tangannya, anehnya aku tak bisa melakukan perlawanan baik itu dengan kekuatan yang kumiliki ataupun tubuhku yang kurasakan hanyalah rasa takut dan lemah. Seperti ada seseorang yang telah mengendalikan dan menyerap kekuatanku

Dia mencrengkam leherku dan membuatku tersedak, mengangkat tubuhku hingga sejajar dengan wajahnya yang tertupi jubah hitam satu-satunya yang dapat ku ingat dari wajahnya hanyalah matanya yang sadis dan tajam ketika menatap ke arahku. Seketika itu juga dia melepaskan cengkeramannya dan aku tak menyadari jika di bawahku adalah jurang.

"don't trust anyone"

Evan POV

"Evan!"aku mendengar renza meneriakkan namaku dengan napas terengah-engah dan terduduk dari tidurnya yang tanpa sebab

"renza apa yang terjadi?"tanyaku spontan ketika melihat keadaannya ini yang sudah bersimbah peluh dan wajah pucat serta memegang pundaknya untuk menenangkan

"Evan..."dia seperti kehilangan arah, apa jangan-jangan dia telah melihat  tanda-tanda kedatangan Aither?

"aku di sini renz, ap-"mendengar ucapanku dia langsung menatapku dan memelukku seakan-akan ada seseorang yang membuatnya sangat ketakutan dan membutuhkan perlindungan 

"aku melihatnya, aku melihatnya di sana..."ucapnya dengan suara tertekan dengan tubuh gemetar.  Aku mengelus punggungnya untuk menenangkan pikiran dia yang sedang berkecamuk

"siapa?"

"Aither"

Mendengar ucapannya langsung membuat tubuhku membeku.

***

Author POV

Kini Evan sedang berbaring di kursi ruang tv Fio, setelah membuat gadis itu tenang dan tertidur. Pikirannya terus berkecamuk bagaimana kelanjutan dari perjuangannya untuk menyelamatkan Fio. Mendengar gadis itu melihat Aither ketika mereka di Quarantine membuat lelaki itu penasaran apa yang terjadi di sana, akan tetapi karena melihat kondisi Fio yang tertekan hal itu sontak mengurungkan niat Evan untuk bertanya.

Evan kembali mengingat masa lalu mereka ketika para dewa-dewi masih hidup dalam damai di peristirahatan Quarantine. Semua begitu baik dan sempurna, kehidupan berjalan dengan tatanan yang seharusnya. Aither, ya dewa itulah yang membuat semuanya hancur  entah apa yang membuatnya berbeda dari mereka semua. Pikirannya yang licik dan busuk berinisiatif untuk memusnahkan saudara-saudarinya sendiri yang bahkan tidak ada gunanya sama sekali selain mendatangkan kutukan ini.

CURSE (Justin Bieber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang