Window

1.1K 33 0
                                    

Seorang gadis bertubuh mungil, bersurai kecoklatan, tengah berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri setiap Jalan-jalan sempit yang biasa ia lewati menuju rumahnya, dinginnya udara dikota seoul yang masuk melalui pori-pori sampai menusuk tulang. Jam sudah menunjukkan pukul 12:00 KST. Langkah kaki itupun berhenti mengetahui empat ahjussi yang tengah mabuk dan menyanyi tak jelas sedang duduk dan bermain kartu didepan jalan yang ia akan lewati.

''Iisshh.. kenapa mereka slalu ada disitu .'' Rutuk sang gadis membatin

cukup lama ia berfikir bagaimana cara untuk melewati para ahjussi mabuk itu dan memohon kalau saja ada orang yang lewat dan dapat ia temani untuk berjalan bersama, setidaknya dengan cara itu ia dapat merasa lega dan tenang untuk merajut langkahnya lagi. 15 menit kemudian ia tidak menemukan tanda-tanda bahwa akan ada orang yang akan lewat, 30 menit kemudian ia menjadi putus asa akan harapannya. Udara sudah semakin dingin, jam sudah menunjukkan hampir pukul 01:00 dan ia tidak ingin mati kedinginan disini. Dengan perasaan takut dan gelisah ia merajut langkahnya yang sempat terhenti tadi, memberanikan diri untuk melewati para pemuda mabuk itu melangkah dengan hati-hati untuk tidak menimbulkan suara decitan apapun aggar kehadirannya tidak diketahui oleh para ahjussi itu, memanfaatkan penerangan yang cukup minim perlahan wanita itu menyusuri jalan, langkah demi langkah ia lakukan dengan perlahan. Rumahnya sudah dekat hanya tinggal 1 blok lagi yang ia harus lewati. Jantungnya terpompa kuat hampir saja terloncat dari tempat asalnya saat ia mendengar namanya dipanggil oleh seorang pemuda yang berhasil ia lewati tadi, Suara yang sangat ia kenal.

''Sedang apa gadis manis sepertimu berkeliaran malam-malam begini hhmm?'' tangannya mengelus pipi nan halus milik gadis itu sampai kelehernya.

gadis itu mematung sesaat, setelah kesadarannya kembali sepenuhnya ia menepis perlahan kedua tangan yang kini bertengger di bahunya. Masih dengan perasaan yang takut ia ingin sekali bersuara tetapi mendapat seringai dari sang pemilik tangan membuat mulutnya tertutup rapat dan tak berani mengeluarkan sepatah katapun.

'' kau sangat cantik sayang, ayo minum denganku.. Titahnya

...

Chanyeol POV

''.. astaga sudah jam berapa sekarang, pasti appa dan omma sudah cemas memikirkan ku yang belum pulang...'' udara sudah semakin dingin, aku berusaha mengingat kembali jalan mana yang tadi sore kulewati saat pergi ke rumah teman lama yang tinggal tidak jauh dari sini. Aku menajamkan indra pendengaranku saat menanggkap suara seorang lelaki tengah merayu seorang gadis dan menarik- nariknya kasar. Tanpa berfikir panjang aku langsung mendekat kesumber suara mendapati gadis itu merintih kesakitan. Tak ayal membuat emosiku tersuluk.

....

Susah payah baekyun menahan tarikan dan dorongan dari pemuda itu sampai sebuah tinjuan yang mengarah tepat di pipi lelaki tersebut membuatnya kaget dan gengaman pemuda itupun seketika terlepas, baekyun tersungkur ketanah sambil meringis kesakitan memeganggi pergelangan tanggannya yang memerah akibat cengkraman kuat dari pemuda mabuk itu. Pria bertubuh tinggi itu menghajar habis lelaki yang berbuat semenah-menah terhadap wanita . satu persatu pemuda yang melihat aksi tersebutpun maju untuk melawat pemuda tinggi itu. Bukan masalah besar baginya untuk melawan keempat pemuda dalam keadaan mabuk itu.

Lelaki itu berjalan mendekati gadis yang tengah memojokkan dirinya disebuah pagar besi milik rumah tak berpenghuni. Dapat ia lihat, bahu dari gadis tersebut bergetar hebat, suara isakan semakin terdengar jelas saat ia melangkah menepis jarak antara dia dan gadis tersebut. Ia berjongkok dihadapan gadis itu dan mengelus pelan bahu yang bergetar itu.

" Gwaenchanayo ''??

" .......... ''

" Ulljiman, semua sudah berakhir, kau sudah aman sekarang. ''

WindowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang