Cinta itu adalah kenangan yang paling indah yang pernah kita miliki di dunia ini, di mana kita mengenal arti dari kasih sayang yang di berikan oleh orang yang kita cintai. Tetapi cinta juga dapat membuat orang di dekatnya merasakan penderitaan.Seorang gadis dengan wajah kelam nan lembutnya selalu mencurahkan isi hatinya di sehelai kertas kosong yang sangat berguna untuknya dan curahan hatinya.
“mungkin, aku, kamu, dia sudah berakhir selamanya, tak perlu yang ada di sesali, semuanya sudah terjadi waktu sudah berlalu, kenangan tak dapat di ulang, hanya perlu di simpan dan di kenang ataupun di lupakan untuk selamanya.”setelah menulis kata-kata itu , gadis itu selalu menggulung kertasnya dengan pita kecil berwarna biru langit kemudian meletakannya di dalam kotak kecil yang berada di dalam tanah yang ia kubur.
Setelah selesai gadis yang bernama sivia itu melangkahkan kakinya dengan gontai kearah kursi yang berada di bawah pohon yang rimbun tak jauh dari tempat yang ia pijak tadi.
“gue bakalan lupain semuanya, cinta, tak ada lagi yang namanya cinta dalam hidup gue.”perlahan air mata sivia jatuh di pipinya yang lembut, mungkin perasaan jera akan cinta selalu menghantuinya
Kadang, keputusan ataupun ucapan yang kita keluarkan di saat hati sedang sedih, terbawa emosi dalam luka yang mendalam adalah keputusan yang salah.
~
Setelah kejadian semalam membuat sivia lelah, sivia bangun dari tempat tidurnya. Kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi dan membiarkan air dingin yang membasahi seluruh tubuhnya, sivia bersender di dinding kamar mandi.
“vi, lo berangkat sekolah bareng gue apa berangkat sendiri sih ? semoga aja ya lo berangkat sendiri.. ckk..”teriak Dea sinis. Dari balik pintu kamar Sivia, Dea adalah adik tiri sivia, papa sivia menikah dengan mamanya Dea , karna mamanya dan papanya sudah berceri sejak 12 tahun yang lalu sekarang usia sivia 17 tahun. Sivia mendapatkan cobaan yang berat semenjak kepergian mamanya, sivia kurang mendapat perhatian dari papanya, kasih sayang dari seorang papa.
Orang yang ia cintaipun akhirnya menghianatinya dengan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Hanya alvin satu-satunya sahabat sivia dari dulu yang selalu menemaninya saat kapanpun“vi, lo denger gue gak ??” kesel Dea.”kalo lo tetep gak jawab itu tandanya lo hari ini berangkat sendiri, yaudah gue berangkat dulu, titip salam sama alvin, awas lo gak ngasih tau..”ancam dea. Sivia tidak mendengarkannya ia hanya tetap diam dan memejamkan matanya, sambil menangis, merasakan sakit hatinya.
~
Seperti biasa, sebelum berangkat sekolah alvin selalu bermain basket dengan adiknya agni, walaupun alvin dan agni hanya berbeda satu tahun, agni tidak pernah memanggil alvin dengan sebutan kakak.
“vin, udah ah, capek gue,,”keluh agni yang sudah lelah.
“yaelah,,, giliran gue yang menang, eh lo bilangnya pasti capek, curang ah lo ag…”kesel alvin. Agni tidak mengubris ucapan alvin, dia malah berlari kearah sivia yang baru datang dan memasuki gerbang rumah alvin.
“hy,,vi… mau nebeng lagi yaaaa sama kak alvin… eheemm…”ledek agni sambil melirik genit kearah alvin.
“ada sivia aja lo manggil gue kakak, sejak kapan lo pernah berbakti sama gue…”sahut alvin, agni hanya manyun. Sedangkan sivia hanya tersenyum simpul.
“hy vi, tumben muke lo lecet ??”ledek alvin yang sambil menghampiri sivia.
“gue lagi gak mood buat bercanda vin..”datar sivia. alvin hanya bisa diam.
“yaudah gue berangkat duluan yaa byeee..”pamit agni langsung yang mengerti keadaan seperti itupun langsung berlari kearah garasi untuk mengambil mobilnya dan berangkat menuju sekolah/