Hari-hari Bersama dengan Orang Tercinta #4

25 3 3
                                    

Semakin lama aku semakin menyukai dirinya. Entah apa yang membuatku semakin menyukainya. Namun yang pasti, aku tetap menyukainya.

"Ya Tuhan, apakah ia memang jodohku? Jika benar, berikanlah kemudahan-Mu untuk hamba agar hamba bisa selalu mencintainya dengan tulus, setia, dan selalu bisa menjaganya. Semoga ia mau dengan hamba."[5]

Lebih baik aku menelfon dia saja, agar aku juga bisa lebih mengenal dan agar aku juga bisa lebih dekat dengannya. Namun disamping aku dekat dengannya, aku juga harus memikirkan hari esok. Tiga hari lagi akan ada Uji Kompetensi Bidang Keahlian & Umum. Aku harus berusaha keras, dan aku punya ide yang bagus. Aku akan meminta Husni untuk belajar bareng, yah meski pelajarannya sedikit berbeda, namun juga ada pelajaran yang sama.

Hari-hari aku lewati dengan membaca dan mendekat kepada seorang yang sedang aku sayangi. Rasanya memang berbeda dengan yang sebelumnya. Ada beberapa hal yang aneh diantara aku dan Husni. Meski aku dengannya beda jurusan, namun aku akan berusaha untuk menyatukan perasaan diantara kita. Aku harus bisa!

********** Ӂ **********

A

ku juga harus bisa mengawasi sepupuku dan aku juga harus bisa menggunakan waktu yang aku miliki untuk mengungkapkan semua rahasia yang ada pada diri Rito kepada Rossa agar ia tidak mengambil keputusan yang salah ataupun keputusan yang nantinya akan membuatnya rugi dan berujung pada penyesalan. Aku tidak mau sepupuku satu-satunya harus menanggung beban nantinya. Ah lebih baik aku menemuinya langsung, dan menceritakan siapa sebenarnya Rito itu.

"Rossa, kamu dimana?"
"Eh, Romi. Rossanya tidak ada, dia tadi pergi bersama temannya cowok."
Hah! Yang bener saja? Ini sudah gawat, bagaimana jika dia berbuat macam-macam dengan Rossa?
"Yang bener Tante? Emm kalau Rossa tidak ada ya sudah. Nanti kalau Rossa sudah pulang, suruh dia untuk kerumahku ya, Tante."
"Iya, nanti tante suruh dia untuk ke rumah kamu."

Apa-apaan ini, dia harusnya belajar buat besok malah asyik jalan dengan Rito. Sudahlah aku biarkan saja dulu, nanti kalau dia ada waktu luang aku akan menjelaskan kepadanya.
Aku hanya di rumah, duduk sambil menonton TV, baca buku, boring rasanya. Ah sudahlah yang penting untuk UKBKU aku sudah siap. Aku juga harus minta doa kepada ibu, agar esok aku bisa diberikan kemudahan nanti. Jujur aku sangatlah ingin membanggakan orang tuaku, dan tidak pernah membuatnya kecewa. Aku memang anak tunggal dari keluarga di rumah ini. For that aku harus bisa membuat orang tuaku menjadi bangga dengan diriku.

Sehari telah berlalu, dan aku sudah mulai belajar untuk persiapan dua hari lagi. Terkadang aku memiliki kebiasaan yang sedikit berbeda dengan orang lain. Dan mungkin memang berbeda dengan orang lain. Memang aku sering mengisi waktu senggang untuk menonton film atau mendengarakan lagu. Disela-sela waktuku belajar, kadang aku sering merasa bosan. So, aku mendengarkan lagu saja untuk menghilangkan rasa bosan yang mengikat di tubuhku. Ketika aku sedang mendengarkan lagu yang sedikit galau, ada suara ketukan pintu yang juga memanggil namaku. Siapa ya? Tunggu sebentar. Ternyata setelah membuka pintu, dia adalah Rossa. Kesempatan besar, mumpung dia tidak bersama dengan Rito.

"Kak, kata mama kemarin kakak datang ke rumah. Minta aku menemui kakak. Memang ada apa? Gak biasanya kakak menyuruhku kesini. Sepertinya ada hal yang penting."
Dia mungkin tidak tahu kalau aku mau mengungkapkan kepadanya siapa Rito itu. Memang aku ini orangnya sedikit membuat orang lain menjadi penasaran.
"Duduk sini. Kamu harus jawab jujur! Kamu ada hubungan apa dengan Rito?"

"Kenapa tanya hal itu sih kak? Ya kalau ada hubungan kan juga tidak masalah. Lagian itu kan hakku."

"Oke. Memang itu hakmu, tapi apa kamu sudah tahu seperti apa si Rito itu? Sepertinya kamu itu sudah kena rayuannya. Terus kamu juga sepertinya tertarik tuk bersamanya?"

Aku harus tetap memancing, agar dia bisa bicara yang sebenarnya. Aku harus bisa membuat Rossa mengungkapkan semuanya. Dan dia akhirnya menveritakan hal yang sebenarnya terjadi.

"Kak. Aku dan Rito itu sudah jadian sekitar 4 hari yang lalu. Memang ada apa dengan Rito? Dia kan baik, suka beliin barang untukku lagi. Dia itu memang tahu apa yang sedang aku inginkan. Aku juga yakin kalau dia itu akan membuatku lebih baik."

Apaan ini, dia itu tidak akan membuatmu lebih baik, tapi justru sebaliknya, dia mungkin bisa saja mendekati kamu untuk dimanfaatkan. Bagaimana sih kamu Rossa! Cari cowok Cuma dipandang sisi baiknya saja.

"Eh. Asal kamu tahu ya. Rito itu terlihat baik cuma didepan kamu saja. Nih, dengerin aku. Dulu, Rito itu pernah ada kasus mau merebut haknya cewek. Dia mau menjadikan cewek hanya untuk pelampiasan nafsunya saja. Kamu mau jika nanti kamu di ajak hubungan tubuh? Mau? Kalau tidak mau, ya udah putusin dan jauhin saja dia. Cari yang lebih baik, banyak cowok yang suka sama kamu. Bahkan yang lebih naik daripada Rito."

Apakah perataanku sedikit menyakitkan baginya? Ah, tak apa yang penting Rossa bisa jauh dari Rito, pacarnya sendiri.

"Kakak ini sebenarnya maunya aku putus sama Rito, gitu?! Kakak macam apa yang minta adik sepupunya sendiri putus dengan cowok yang dicintainya?!"
"Oke mungkin aku salah. Kamu itu sudah aku anggap adik kandungku sendiri. Aku tidak mau kalau nanti adik yang selama ini aku sayangi direbut haknya oleh lelaki yang tidak bisa bertanggung jawab. Dengar ya, dia juga pernah ajak aku ngonsumsi obat terlarang. Aku tuh mikir ya, jadi aku gak bakalan mau makan barang haram itu dan juga..."

"Udahlah, Kak. Kakak gak usah ikut campur urusanku. Itu masalahku, urus saja masalah kakak sendiri! Aku sudah besar, Kak! Aku bisa ambil keputusan yang menurutku benar! Kalau kakak masih kaya gini, ya sudah terserah kakak!"

Jujur aku paling tidak suka dengan seseorang yang memotong perkataanku sendiri, padahal perkataan itu benar dan dapat dibuktikan. Untung kamu adik sepupuku, kalau tidak aku bentak-bentak kamu!

"Oke kalau mau kamu begitu! Tapi pikirkan masa depan kamu! Besok itu mau ada UKBKU, disinilah kita bisa membuat orang tua kita bangga! Gak sebaliknya, malah membuat orang tua kita marah dan kecewa dengan kita!"

"Aku sudah berusaha, Kak! Mama dan papa juga tidak pernah mendukungku! Orang tua macam apa itu kak?! Mereka hanya kerja dan uang! Aku juga manusia yang ingin diberikan kasih sayang, Kak!"

"Mending kamu. Lihat aku! Ayah gak ada, adanya cuma ibu. Tapi akau tatap akan berusaha! Sadar kamu Rossa! Sadar! Aku melakukan itu demi kamu, karena aku sayang sama kamu, Rossa!"

"Sudahlah, Kak! Aku kecewa sama kakak!"

Adik sepupu macam apa ini?! Disuruh baik, diajak baik, keputusan yang baik tapi malah marah-marah. Itu tandanya aku tuh sayang sama kamu Rossa. Sudahlah, akan aku biarkan saja dia. Jika suatu saat nanti dia menyesal akan dirinya sendiri, maka aku tidak akan menghiraukan dia lagi. Terserah apa yang akan dia lakukan. Terserah apa yang akan dia putuskan. Yang terpenting sekarang aku sudah mengingatkan dan sudah menceritakan siapa sebenarnya Rito itu. Jika dia munya itu, ya sudah. Aku akan melihat esok, apa dia tetap keras kepala atau dia akan menuruti perkataanku.

"Ya Tuhan. Semoga hari esok akan lebih baik dari hari ini. Hamba memohon kepadamu. Hamba ingin orang yang hamba sayang tidak terjadi apa-apa. Hindarkanlah hal yang buruk mendekatinya. Dan dekatkanlah kebaikan kepadanya, tunjukkan jalan yang benar dan selalu diridhoi oleh-Mu."[6]

========== Part 4 ==========

Guys, gimana ceritanya?
Untuk part 5 sampai seterusnya akan update setiap hari senin s/d jumat, jangan sampai ketinggalan.
Don't forget to vote and comment, and also follow me.
Salam penulis ✋

The Ways From The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang