Chapter 1

32.7K 842 19
                                    

My first story.

Enjoy and hope you like my work!

◾◾◾◾

Gadis itu mengamati sedari tadi lelaki yang duduk dipinggiran pantai, yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.

Entah apa yang menyita perhatiannya, sehingga lelaki tersebut terlihat sangat menarik dimatanya. Yang ia tau, lelaki itu tampan seperti menyerupai ayah dan abangnya.

Jika diperhatikan lebih dalam lagi, lelaki itu seperti memikirkan sesuatu. Seperti merenungi hidupnya.

Jelas itu terlihat dari gambaran wajah lelaki itu yang redup dan gelap, tak tampak cahaya sama sekali. Berbeda sekali ketika ia menatap wajah ayah dan abangnya yang selalu bersinar.

"Oi, lo ngapain si? Orang-orang pada happy bersantai ria, elu malah bengong." sapa teman lelaki itu yang baru datang.

"Kawan-kawan, kawan-kawan! Si Risky ketahuan ngintipin bule lagi grepe-grepean sama cowoknya!! Bahaahahak!" teriak satu lelaki lagi yang berlari dari arah belakang lelaki yang sedari tadi diamatinya.

"Bi! Jangan percaya Bi! Oi Paul anak syetan, jangan nyebar gosip dong lo! Nama baik gue tercemar!!" tambah satu orang lelaki lagi berlari dari belakang.

Della sempat terkekeh melihat kelakuan kedua lelaki yang berlari tadi karna kini mereka tengah berguling-guling diatas pantai, saling bergulat satu sama lain.

"Ki, gue doain mata lo bintitan, haha.. Enak kagak ngintipin bule Ki?" tanya silelaki yang dipanggil 'Bi' sejak tadi.

"Alby! Gue nggak ngintip! Noh si Paul aja yang rese," ujar silelaki yang bernama Risky itu.

Jadi namanya Alby..

"Ul, lo rese kalo lagi jomblo!" tambah si Alby. "Nih, makan pasir!" Alby memberikan segenggam pasir yang ada ditangannya.

"Apa-apaan lo? Ngasih makanan kek, hadiah kek, apa kek! Ini malah ngasih pasir! Bahlul ente!" sorak Paul.

"Ya Tuhan semoga mata Paul besok bakalan bintitan," ujar silelaki yang sedari tadi diam.

"Della! Sini!"

Della, nama lengkapnya Fradella Agatha Saolin. Anak kedua dan perempuan satu-satunya dikeluarga Saolin.

Cantik,kulit putih pucat, tubuh yang pas untuk gadis seusianya, dan ceria. Jangan lupakan ia adalah gadis lemah lembut.

Hanya saja terkadang ia berubah menjadi ganas, jika sudah menghadapi dua orang lelaki dirumahnya. Yaitu ayah dan Abangnya, yang selalu berhasil membuat Della geleng-geleng kepala akan kelakuan keduanya.

Saat ini Della sedang berada di Bali, bukan berlibur, tapi ikut Ayah dan Abangnya yang sedang merencanakan proyek baru mengenai hotel yang akan dibangun disini.

Dan terpaksa Della harus ijin dua hari dari sekolah, karena Ayah dan Abangnya tidak mau meninggalkannya sendiri dirumah. Berhubung juga, bik Sum ART dirumah mereka sedang pulang kampung.

Della menoleh kebelakang, "apa?" jawabnya.

"Sini!" Bryan, Abang Della mengayunkan tangannya ke udara untuk mengajaknya bergabung.

Lihatlah kelakuan dua lelaki itu, apa-apaan itu? Harusnya Della yang gila selfie, ini kenapa jadi mereka berdua?
Della berjalan mendekat, namun ia sempat menoleh kebelakang melihat lelaki yang menyita perhatiannya sejak tadi.

Dan tepat saat itu, mata keduanya bertemu, mata coklat terang Della dan mata biru tajam lelaki itu. Sepersekian detik bersitatap, akhirnya lelaki itu memutuskan tatapannya dan kembali bergulat bersama teman-temannya di atas pasir.

Nice, batin Della tersenyum kecil, lalu melanjutkan langkahnya menuju Ayah dan Abangnya.

"Baby, sini dong." panggil Markus ayah Della. "Selfie yuk!" tuh kan! Kenapa ayahnya narsis banget sih!

"Ayah, udahan kali fotonya, dari tadi juga." Della memutar bola matanya jengkel.

"Dih biarin! Ayah mau upload fotonya abis ini. Makanya sini," Markus menarik tangan Della mendekat kearahnya.

Markus bersiap-siap untuk foto lagi, dengan Della ditengah lalu Bryan dan Markus disamping kiri dan kanannya.

"Senyum sayang," ucap Markus, "satu, dua, tiga."

Cekrek!

Senyum Della berubah menjadi ekspresi terkejut, karena secara tiba-tiba Markus dan Bryan mencium pipinya, dari kiri dan kanan.

"Keren ni yah," puji Bryan.

"Ya iyalah keren! Yang ngambil fotonya juga orang keren!" puji Markus kepada dirinya sendiri.

"Serah ayah serah," ucap Bryan dan Della secara bersamaan.

"Ayah, kok Della jadi ngantuk ya?" Ucap Della kepada Markus.

Bryan mendengus, "dimana-mana orang kepantai itu semangat, fresh! Nah elu, malah ngantuk. Ckck, kelakuan lo somplak banget dek."

"Ya namanya juga bawaan alam, gue juga gak bisa nahan lah. Abang gimana sih?"

"Emang kamu nggak laper?" tanya Markus.

"Laper," jawab Della singkat.

"Kita makan dulu deh, abis itu kita balik ke hotel. Ok!"

Della dan Bryan mengangguk.

Bryan berjongkok didepan Della, "naik." ucapnya menepuk punggungnya.

"Gak usah bang, Della kan bisa jalan." tolak Della halus.

"Ck! Yang ada lo bakalan nyasar, karna tidur sambil jalan. Cepetan naik."

Della naik kepunggung Bryan, mengalungkan kedua tangannya keleher Bryan dengan kepala yang bersandar di bahu Bryan. Ehhmm.. Nikmat surga.

Della, tau. Pasti bakalan banyak cewek-cewek yang menatap tak suka padanya. Tenang, ini sudah kesekian kalinya terjadi, emang salah Della gitu kalo Abangnya terlahir ganteng.
Salahin aja Ayah dan Bundanya, kenapa menciptakan Bryan dengan begitu ganteng.

Della sangat bersyukur pada Tuhan, walaupun bundanya tak ada lagi bersama mereka, tapi setidaknya kebahagiaan dikeluarga mereka tidak pernah berkurang.

Dan kabar mengejutkan datang.

Sebulan setelah pulang dari Bali, Della mendengar kabar dari Ayahnya.

"Dek, Ayah memang gak bakalan pernah sanggup untuk melepas kamu. Tapi, kamu akan segera menikah."

Della ternganga tak percaya. "Kok Della?" tanyanya dengan suara pelan, menunjuk dirinya sendiri.

Markus menghela nafas, "sebenarnya dulu almarhum kakek mu yang merencanakan ini, kakekmu bilang kamu akan dinikahkan dengan cucu sahabatnya, disaat umur kalian telah 18 tahun."

"Della kan masih 17 tahun Ayah," ucap Della mencari jalan untuk menolak.

"Ayah tau sayang," Markus mengusap kepala Della. "Tapi cucu dari sahabat kakekmu itu, sudah berumur 18 tahun. Kamu mau kan?" tanya Markus lembut.

Della diam tak menjawab, ia bingung mau berbuat apa. Tapi ini adalah Ayahnya yang minta dan ini amanat almarhum Kakeknya. Di seumur hidupnya, tak pernah sekali pun Della menolak permintaan Markus. Ia terlalu sayang, sehingga tak sanggup menolak.

Markus menarik Della kepelukannya, "maafin Ayah ya Dek, tapi Ayah juga nggak bisa nolak keinginan Kakek kamu. Ayah gak sejahat itu, menikahkan gadis kecilnya Ayah secepat ini."

"..."

"Kamu mau kan?" tanya Markus lagi.

Della pasrah, ia menggangguk kecil di dalam pelukan Markus.

Della tak tau apa-apa. Tapi yang pasti ia akan dinner satu minggu lagi bersama dengan keluarga calon suaminya.
-----

Tbc!
Comment dong, aku perlu saran loh.

Vote jangan lupa loh ya? Wkwk

Terimakasih :)

Medan, rabu 27 juli 2016

Devi.S

Beloved AlbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang