Before Tom was born

3.3K 46 11
                                    

Sebuah apartemen yang terlihat sangat berantakan, ruangan yang gelap tak pernah terjajah oleh cahaya matahari. Kaleng bir dan minuman alkohol berserakan di atas lantai. Vas bunga yang jatuh ke lantai dengan bunga yang mulai kecoklatan nampak sudah lama tak di bersihkan.



Terlihat sebuah bantal dengan isinya yang berserakan dimana-mana. Selimut yang sudah tak ditempatnya serta seorang wanita yang seperti mayat hidup tergeletak di atas kasur.



Jessica! Ya aku! dengan pandangan kosong aku menatap tempat tidur bayi di atas kasur. Memakai kaos kebesaran, aku tergeletak di atas kasur dengan rambut panjang yang sudah tak karuan begitupula wajah yang kelelahan.



Setiap hari hanya minum bir atau minuman alkohol dan tak lepas dari selimut bayi yang selalu aku peluk dan cium.



"Anakku... hikss.. Tom anakku!" Rintihku dan menghirup aroma bayi di selimut tersebut.



Rasanya sangat sakit!! Mencintai lelaki dengan sepenuh hati dan melahirkan anak lelaki dari darah dagingnya. Anak yang satu-satunya harapanku tetapi sirna semua ketika ayahnya 'Rey' -kekasihku- memisahkan dirinya dengan anaknya serta kekasinya.



'What I would do to take away this fear of being loved


Allegiance to the pain


Now I fucked up and I miss you


I'll never be like you


I would give anything to change this fickle-minded heart


That loves fake shiny things


Now I fucked up and I miss you


I'll never be like you'



Aku memejamkan mata, mengingat kembali kenangan indah yang kini menusuk jantungku.



*flaschback*


Rey menciumku kasar dengan bibirnya, mendorongku hingga jatuh ke atas sofa. Rey membuka kemejanya dan kembali melumat bibirku, "hemmpptt.. hemmptt.. Rey.. aku tak bisa bernafas.." ujarku pelan.



Rey melepas ciumannya dan menatapku seraya tersenyum, "maaf sayang.. aku terlalu bersemangat dan melihatmu selalu membuat birahi ky naik."



Rey menggendongku, aku merangkulkan kedua lenganku di lehernya. Rey meletakkanku di atas kasur dengan lembut, perlahan ia naik ke atas kasur dan mengusap rambutku kemudian mengecup keningku hangat.



"Really love U honey!" ucapnya dan mulai melumat daun telingaku.



"Agghhh.. Rey... kamu membuatku basah.. Arghhh.. Yeahh..." desahku.



Dengan lembut Rey membasahi bibirku dengan lidahnya, aku melumat lidahnya lembut. "Rey... Love U too!" jawabku dan bibirku di gigit olehnya.



"Rey..." ocehku dan Rey tertawa pelan, "haha..haha..."



"Jangan lupa pakai pengaman ya sayang." Aku mengingatkannya.



"Malam ini kita tak perlu pakai pengaman ya sayang.. aku mau mempunyai keturunan darimu." Jawabnya nakal.

Never Be Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang