(Last) happinest

340 23 0
                                    


Steven memandangi Vio tak percaya. Matanya menyipit karna guyuran hujan. Perempuan itu menjawab 'ya'.

Steven naik ke permukaan dan berjalan mendekati Vio yang saat ini menunduk dan memeluk dirinya sendiri.

Pakaian mereka sama basah.

Steven mendekat dan mengelus rambut basah perempuan yang ada di hadapannya kini, "jangan nangis. Karna hujan pun gak mampu menyamarkan tangisan kamu."

Steven memeluknya.

Vio tidak tau lai bagaimana perasaannya hari ini. Hatinya bergemuruh dadanya sesak. Dan satu kesadaran mengingatkannya.

Ini hal yang sangat diharapkannya.

Tapi dulu.

Hatinya seakan bimbang akan apa yang dia rasakan, "liat aku Viola."

"Aku gak akan merusak hubungan kamu sama Reagan. Aku cuma minta kamu untuk membagi waktu antara aku sama dia. Aku cuma minta kamu sayang sama aku kaya dulu lagi. Dan aku cuma minta untuk kamu ada di samping aku pas aku butuh."

Vio mengangguk, "gue akan berusaha. Dan berjanjilah sama gue untuk ngerahasiainnya Stev. Karna aku gak mau kamu di anggap perusak hubungan aku sama Reagan."

"Gue sayang sama lo Vio," Steven tersenyum.

Steven mengangkat wajah Vio dan membuat perempuan itu menatapnya. Mengelus lembut pipi Vio dengan ibu jarinya dan menjalarkan kelembutan di sana. Wajahnya mendekat, berusaha memberikan perempuan itu bukti.

Bahwa dia benar-benar menyayangi.

Tapi Vio tak tau.

Ada kejanggalan dan dia tak tau apa.

Saat wajah laki-laki itu sekitar tiga senti dari Vio. Vio menundukan wajahnya dan menjauhkannya dari steven.

Reagan yang pertama dan dia yang terakhir.

Steven kembali mengelus rambut Viola, "gue ngerti dan gue gak akan memaksa lo untuk itu. Banyak hal dan gue hanya tau beberapa. Setidaknya sekarang lo milik gue walaupun harus berbagi."

"Maafin gue," Vio berbalik, "gue pulang ya?"

"Temenin gue makan dulu ya?"

Viola mengangguk.

----

"Lo kenapa?" Tanya Vio pada Reagan yang sedang meniup-niup jus yang diminumnya sehingga gelembung-gelembung udara muncul di permukaan jus , "kaya anak kecil Varo."

"Emang masi kecil Iyo."

"Apaan Iyo Iyo, lu kira bahasa jambi pake 'O'."

"Gue sayang sama lo deh. Jangan sakitin gue ya."

Vio tersenyum, "iya."

"Lo tau nggak kalo gue suka anak kecil," ucap Reagan sambil melihat langit, "gue ngebayangin deh anak-anak kita nanti pasti bakalan lucu-lucu. Lo kan cantik, gue ganteng. Bayangin deh anak kita jangan-jangan besok seganteng Justin Bieber."

"Lebay lo," Vio memukul lengan Reagan, "lebih ganteng lah, haha."

"Omongan lo apaan sih tua banget."

"Lah anjir lo yang mulai kan ngebayangin anak. Dasar lo gue cium juga nih."

Reagan membelalakan matanya sumbringah, "mau dong di cium."

"Fuk."

"Ihh kasarrr," Reagan menghentikan ucapannya, "mau gak?"

"Najess!"

MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang