n a s i • g o r e n g

107 28 9
                                    

🍚

Kumasukkan bumbu halus
ke dalam wajan berisi minyak panas,
lalu sebutir telur.

Aduh, minyaknya mengenaiku.

Sekarang giliran ayam cincang,
kacang polong,
sosis sapi,
dan udang.

Kutambahkan garam dan kecap,
lalu kumasukkan nasi putih.

Keringatku bercucuran.
Sungguh, memasak sama sekali
bukan keahlianku.

Kuaduk rata,
lalu kuambil sesendok.
Tidak enak.

Lagi, kutambahkan garam,
kecap, dan saos.

Tetap tidak enak.
Matilah aku.

Lalu kurasakan sepasang tangan
memeluk pinggangku.
Rian,
mantan pacarku,
yang sekarang sudah seminggu
menjadi suamiku.

Aku berbalik badan.
Kulingkarkan tanganku di lehernya.
Kukecup pipi kanannya.

"Happy birthday!
Aku pengen masakin kamu
nasi goreng buat hadiah,
tapi gini."

Ia mematikan kompor.
Bodoh, bagaimana bisa aku lupa.

Rian mengambil sesendok
nasi goreng buatanku,
lalu menyuapkan ke mulutnya.
Ia meringis.

"Udah, ga usah dimakan.
Bentar aku beresin."

Ia menahan tanganku.
"Aku mau makan nasi goreng ini!
Aku mau abisin."

Aku terkejut.
Aku takut ia diare akibat
memakan masakanku.

"Rei,
aku ga butuh istri yang jago masak.
Dan aku ga butuh
kado apapun buat ultahku.
You're the greatest gift
I've ever received!

Aku ga akan nyia-nyiain
apapun yang udah kamu lakuin
buat aku,
termasuk nasi goreng ini."

Air mataku tak terbendung.
Happy birthday, Rian.

🍚

AppetizerWhere stories live. Discover now