Tanpa judul bagian 1

163 2 1
                                    


Part 1

San Diego, Amerika Serikat, menjelang tengah malam...

SEORANG remaja pria berusia sekitar tujuh belas tahun memasuki terminal bus luar kota. Wajahnya menunjukkan remaja itu bukan penduduk Amerika Serikat kebanyakan, tetapi berasal dari Asia, tepatnya Melayu. Ukuran tubuhnya juga bukan ukuran rata-rata orang Amerika. Ekspresi wajahnya tampak kelelahan, tapi juga tegang dan sedikit ketakutan. Udara dingin yang menghinggapi San Diego malam ini tak mampu mencegah tubuhnya berkeringat di balik jaket parasut hitam tebal yang ia kenakan. Berulang kali dia menyibak poni yang menutupi keningnya yang basah berkeringat.

Setelah berdiri sejenak di depan pintu terminal sambil melihat ke sekelilingnya, cowok itu mengambil HP dari dalam saku jinsnya. Saat ini terminal bus memang sepi. Maklum tengah malam. Cuma ada beberapa bus dan orang yang berada di dalam terminal.

"Anda tersambung dengan mailbox. Silakan tinggalkan pesan setelah tanda berikut ini..."

"Shit!" makinya. Sejak tadi dia mencoba menghubungi nomor yang sama, tapi tetap tak tersambung. Dia menunggu sejenak sebelum terdengar bunyi "bip" di HP-nya.

"Kak, ini Faizal. Apa yang pernah dikhawatirkan Ayah akhirnya terjadi juga. Sekarang Faizal akan lari ke LA, ke tempat Mr. Wischbert seperti pesan Kakak kalo terjadi apa-apa. Kakak cepat telepon Faizal kalo denger pesan ini. Doain Faizal selamat ya, Kak..."

Pandangan mata remaja bernama Faizal itu terpaku pada satu titik; dua pria dewasa bermantel serbahitam baru saja muncul. Salah seorang dari mereka melihat ke arahnya dan menggamit rekannya.

"Shit!"

Faizal segera menutup HP-nya lalu berlari ke arah yang berlawanan. Kedua orang yang tadinya berjalan cepat ke arahnya jadi ikut berlari. Kejar-kejaran antara mereka terjadi hingga di luar terminal.

Langkah Faizal sebetulnya sudah terasa berat. Dia sudah letih. Tapi keinginan yang kuat untuk lolos dari para pengejarnya membuat Faizal masih mempunyai tenaga dan kemampuan untuk terus mengayunkan langkah dengan kecepatan tinggi. Malangnya jika diperhatikan, jarak antara dirinya dan dua pengejarnya semakin dekat. Faizal pun menyadari hal itu. Dia tahu jika terus begini cepat atau lambat dirinya akan tertangkap.

Saat berada di sisi jalan bebas hambatan, Faizal tiba-tiba meloncat melewati pembatas jalan, menuju ke tengah jalan bebas hambatan. Faizal tahu, sangat berbahaya dan dilarang menyeberang di jalan bebas hambatan karena kendaraan-kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. Tapi pikirnya, inilah peluang untuk lolos. Kedua orang yang mengejarnya tak menduga Faizal akan berbuat senekat itu. Mereka terpaku di pinggir jalan. Faizal terus berlari. Di tengah jalan, dia menoleh sejenak ke belakang, dan sedikit lega ketika tahu pengejarnya berhenti. Saat itu dia lengah, dan tak melihat sebuah van melaju kencang ke arahnya. Kecepatan tinggi dan jarak pandang yang terbatas di waktu malam, membuat sopir van tak sempat mengerem kendaraannya. Nggak ayal lagi, van kuning tersebut menghantam tubuh Faizal, dan membuat remaja itu terpental hingga beberapa meter ke depan. Tabrakan itu juga menyebabkan beberapa mobil di sekitarnya terutama yang berada di belakang van melakukan pengereman mendadak dan menyebabkan tabrakan beruntun yang untungnya tak terlalu fatal.

Sopir van turun dari mobilnya, hendak memeriksa tubuh Faizal yang tergeletak beberapa meter di depannya. Tapi dua orang yang tadi mengejar Faizal sudah tiba lebih dulu di dekat tubuh Faizal. Salah seorang di antara mereka menunjukkan semacam kartu pengenal pada sopir van, yang membuatnya mundur dan nggak melanjutkan niatnya. Sementara seseorang lagi berjongkok memeriksa tubuh Faizal yang nggak bergerak dan bersimbah darah. Setelah beberapa saat, dia menoleh ke arah rekannya yang berdiri di dekatnya, lalu menggeleng. Rekannya seakan mengerti. Dia mengambil HP dari saku mantelnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

d angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang