Hari minggu adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu Nina. Hari ini sangat tepat itu mengistirahatkan diri dari kepengatan hari-hari sebelumnya.
Walaupun cuaca hari ini sangat cerah tapi Nina tidak tertarik untuk menghabiskan waktunya hari ini diluar rumah
"Too lazy to do something" katanya.
"Kenapa kau hanya berdiri disitu ?" kata mom Sarah pada anaknya yang berdiri di ambang pintu dapur "Cepat kesini bantu ibu memasak" sambungnya kemudian.
"Aku sedang malas memasak bu" kata Nina lesu.
Mom Sarah menggelengkan kepala "Pergilah mandi ! kau akan merasa segar setelah mandi". Nina kemudian membalikkan badan dan menuruti perintah ibunya.
Rencananya berjalan lancar, dia sudah menghabiskan 12 jam waktunya untuk bermalas-malasan. Karena sudah merasa sangat bosan, dia memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak ke luar rumah.
Dia sudah terbiasa dengan angin malam.
Nina berjalan pelan diantara pejalan kaki lain. rambutnya yang sudah cukup panjang dibiarkannya terurai. Dia tetap manis walau memakai celana jeans dan sneakers.
Tujuan pertamanya adalah restoran jepang favoritnya. Biasanya dia bisa menaiki bus bahkan kereta bawah tanah jika dia ingin ke Restoran itu tetapi kali ini dia memilih untuk berjalan kaki saja.
Setelah berjalan cukup lama Nina berhenti di sebuah pintu yang cukup luas. Dia mendorong pintu lalu membawa dirinya masuk ke dalamnya.
Nina berdiri sejenak di ganggang pintu lalu memperhatikan setiap sudut di tempat itu.
Dia cukup senang karena baru kali ini dia datang dengan suasana yang sunyi disana.
Hanya terlihat 2 keluarga yang berpisah jauh, dan sepasang sejoli.
Nina memilih kursi yang paling dalam, di dekat perapian.
Seorang pelayan mendekati Nina. Dengan senyum mencapai mata dia memberikan buku menu pada Nina.
"Selamat datang ! Silahkan pilih makanan yang anda sukai. Panggil aku jika sudah menemukan makanan yang tepat malam ini" kata pelayan itu panjang lebar. Nina memandang pria itu lalu mengangguk pelan.
Setelah berpikir cukup lama karena harus menyesuaikan hasrat dengan isi dompetnya, dia akhirnya memilih makanannya.
"Baik, bagaimana dengan minumannya nona?" tanya Marcos. Itulah yang tertulis dipapan namanya.
"Air mineral saja" jawab Nina.
Nina memakan Maki Sushi dengan lahap tanpa memperdulikan orang-orang yang ada di dekatnya. Dunia serasa milik dia seorang.
Acara makan malam Nina yang nikmat terhenti ketika ponsel Nina berdering dan tertulis nama "Laura" di layar ponselnya. Dengan rasa sedikit malas dia menjawab panggilan itu.
"Halo" suara Nina terdengar samar karena saat ini makanan nikmat itu memenuhi rongga mulutnya.
"Halo... Where are you ?"
tanya diseberang
"Sushi Hibora, ada apa ?"
"Tolonglah aku"
Nina terdiam menunggu kalimat berikutnya keluar dari mulut Laura.
"Aku baru selesai nge-Gym lalu aku ingin mandi tapi sabunku tertinggal dirumah. Dan parahnya toko disini tutup. Kamu tahukan apa maksudku"
"Kau bisa pulang lalu mandi di rumahmu !"
Nina menutup telponnya.
Tepat seperti dugaannya Laura menelponnya berkali. Sangat mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Would
FanfictionZayn dan Nina adalah dua sahabat aneh asal Irlandia. Sebagai sahabat Nina selalu berbagi cerita kepada Zayn, begitupun dengan Zayn. Namun, ada rahasia kecil Zayn yang tak diketauhi Nina. Sampai pada saat Nina pindah ke London Zayn tak pernah memberi...