Our Wedding Story

2.2K 78 3
                                    

PART 3

-Annoying-

-

Suara detak jam dinding Terdengar mengisi keheningan di ruangan Ali. Otaknya berfikir keras menyelesaikan proposal yang sedang di ketiknya. Sesekali tangannya membuka laporan keuangan di sampingnya.

Jarak beberapa meter dari Ali, seorang wanita yang berstatus istrinya beberapa kali berdecak kesal. Suaminya selalu mengacuhkan kehadirannya.

"Kamu pikir gak ada orang di ruangan ini?"

Suara cempreng itu memecahkan keheningan.

"Apaan sih? Kamu itu kalau ngomong sama suami yang kalem. Mau jadi istri durhaka? "

Bahkan saat berbicara pun dia tidak mengalihkan pandangannya ke arah Prilly. Tangannya dengan lihai menari diatas keyboard itu.

"Dasar Ali!!!"

Teriaknya sambil menghentakkan kakinya seperti anak kecil.

"Apa sih? Berisik "
Cuek Ali.

"Ahhh! Aku kesalllll !! Kenapa harus punya suami yang pernah jadi musuhku! Aku bisa gila!"

Prilly menarik nafas dalam-dalam.

"Liat aja nanti Aliando sarap! Kamu akan rasakan akibatnya udah mencueki aku! Fix! Bye!"

BRAKK!!

Sedetik kemudian Prilly menutup pintu itu dengan keras. Nyaris membuat Ali terlonjak kaget di tatapnya pintu yang baru saja mengeluarkan suara itu dengan kesal.

"Dasar istri bawel"
Decaknya pelan dan menghela nafasnya pelan. Disandarkannya badannya ke kursi itu.

Di tatapnya langit-langit ruangannya dengan tatapan lelah. Di pejamkannya matanya sejenak.

"Pergilah dari hatiku Shania, biarkan istriku yang menempati hatiku...

Ku mohon, pergilah"

-

Kalau saja dia bukan suami Prilly, entah apa yang terjadi jika mereka satu rumah. Ali dan Prilly yang sudah terkenal ke seluruh sekolah saat SMP. Bukan terkenal karena prestasi atau lainnya, mereka terkenal karena terlalu sering bertengkar. Saling iri 1 sama lain.

Mereka berdua memang pintar. Hingga tak ingin posisi juara di rebut.

Lucu memang, karena akhirnya mereka menjadi suami istri.

Prilly membuka kamar Ali yang tidak di kunci. Kamarnya masih rapi. Otaknya sudah menjalankan jail mode on.

Baju-baju Ali yang ada di lemari semua dia bongkar dan di sebarkan ke tempat tidur. Rak sepatu yang bermerek high class Prilly buang ke sembarang arah. Seprei dia buka dan menjadi berantakan.

Dia mengambil baju lagi, tapi tangannya menangkap sebuah kertas foto. Prilly membuang baju itu kesembarang arah. Di lihatnya foto itu ada seorang anak kecil memakai lipstik merah di bibirnya, tapi anak kecil itu bukanlahn seorang perempuan melainkan laki-laki.

Tawa Prilly meledak melihat foto itu setelah membaca tulisan di belakangnya.

-kenangan gue yang memalukan- dan Prilly tau itu adalah tulisan Ali.

Otaknya yang ingin membuat Ali kesal karena masalah tadi siang sudah mulai bekerja. Dia akan mengejek Ali habis-habisan.

Dan Prilly pastikan perang ketiga akan segera di mulai setelah Ali pulang.

Prilly tersenyum licik.

"Gantian, sekarang kamu yang akan kesal"

.

Ali pulang dengan wajah letihnya, dia benar-benar sibuk hari ini. Dia juga gak bermaksud mencueki istri bawelnya itu, dia hanya ingin profesional dalam bekerja. Dia sedang ada di jam kerja tadi, ya tentu harus bekerja bukan mendengarkan istri bawel itu.

Suara televisi terdengar ketika Ali masuk ke dalam rumahnya. Tebakan Ali pasti Prilly sedang menonton film. Ck! Bukan nungguin Ali pulang dia malah asik sendiri.

Ali menghempaskan tubuhnya di sofa di mana Prilly sedang duduk. Wanita itu hanya menoleh sekilas lalu cuek bebek.

"Kamu gak nawarin aku minum? Ck! Dasar istri durhaka"

Ucap Ali pelan sambil berdecak kesal.

"Kamu tuh yg suami durhaka! Aku datang ke kantor gak di sambut. Aku bawa makanan kamu gak bilang makasih. Aku nungguin kamu di cuekin.

Dasar Ali durhaka!"

Mana bisa nih cewek diam walaupun lagi ngambek. Ngambek aja masih nyerocos gimana kalau gak ngambek? Bisa kenyang dengarnya.

"Yang paling penting aku tetap dengerin ocehan kamu yang (gak) penting itu"

Balas Ali sambil melepas jasnya dan melonggarkan dasinya. Rambutnya terlihat acak-acakan dan Prilly merasa Ali sangat tampan jika berantakan? Eh?

To be continued

Our Wedding Story 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang