HUNHAN

210 7 5
                                    

"Kenapa harus pergi?"

"Ini sudah jalannya"

"Tak bisakah kau tinggal? Demi Aku, Kumohon" Aku menatap matanya dengan mengiba. Aku tak ingin kehilangannya. Sugguh.

"Tidak bisa, Sehun". Ia berbalik menatapku tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Apa hanya sebatas ini Aku untukmu?"

"Ini tidak ada hubungannya dengan sebagaimana Aku padamu, ini bukan tentang 'jika aku tinggal, Aku benar-benar mencintaimu dan Jika Aku pergi Aku tidak mencintaimu'. itu dua hal yang berbeda"

"Maka jelaskan padaku, mengapa harus pergi? Bukankah lebih menyenangkan bila ada Aku disampingmu? Katakan padaku, Kau mencintaiku Kan?"

"Ya, Aku" Luhan menjawabku sambil memandangi lantai, berusaha menghindari mataku. Aku tahu.

"Lalu kenapa? Aku akan melakukan apapun yang kau minta. Aku akan membantu apapun masalahmu, Aku akan ada tepat didepan matamu kapanpun Kau membutuhkanku. Ku mohon tetaplah tinggal". Aku berlutut dihadapannya, menggenggam tangannya, Mataku terasa panas, penglihatanku seakan kabur. Aku benar tak punya bayangan bagaimana aku harus menjalani hari tanpanya.

"Kau tak mengerti"

"Maka buat Aku mengerti"

"Aku tak punya pilihan lain atau aku..." Dia berhenti, menahan tangis, suaranya bergetar. Haruskah aku membiarkannya?

"Atau aku???
Ahh, Atau Kau tak akan menjadi penyanyi terkenal seperti impianmu?"

"Sehun...."

"Sekarang Aku mengerti, mimpimu jauh lebih besar dari Cintamu padaku"

"Bukan beg..."

"Pergilah, tak peduli seberapa besar aku memintamu, Kau tetap akan pergi. Percuma aku mengemis. Aku benar-benar merasa kecewa dan merasa sudah dibuang" Aku bangkit membelakanginya, tak ingin dia melihatku menangis

"..."

"Waaahhh. Apa begini rasa ketika perasaanmu dijadikan permainan? Ini pertama kali untukku"

"Sehun...."

"Sudahlah. Pergi sejauh yang kau mau. Raih cita-citamu dan jangan pernah mengingatku". Aku melangkah hendak menjauh, ruangan ini membuatku benar benar sesak.

"Jangan mengatakan itu, Kau adalah alasan mengapa Aku tetap tinggal sejauh ini, tak bisakah kau menghargai usahaku". Kurasa dua lengan tiba-tiba memelukku dari belakang, membuatku tersentak dan berhenti melangkah.

"..."

"Cita-cita dan Cinta adalah dua hal yang sangat berbeda, Aku mengejar Cita-citaku bukan berarti Aku ingin melepaskan Cintaku. Tidak bisakah kalimat sederhana itu dimengerti?"

"..."

"Jika bukan karena Kamu, aku bahkan sudah meninggalkan ini dari lama"

"Kalau begitu, Kau lelah melakukannya untukku?"

"Tidak, Bukan itu.

Kita sudah dewasa, Aku ingin melakukan banyak hal. Aku ingin melakukan diluar batas yang mereka perbolehkan. Kau dan Aku diperlakukan sungguh berbeda. Apa kau tak paham? Aku juga rindu Ibu, Ayah dan China. Dan berada disini terlalu lama membuatku merasa tak memiliki mereka"

"Kau memiliki Aku"

"Kau berbeda, Aku mencintaimu dengan versi yang berbeda meski sama besar. Aku adalah anak tunggal dan Ibu tak lagi muda, Kau tahu persis apa yang kumaksud"

"Aku juga membutuhkanmu"

"Bukan berarti Aku tidak. Sehunku sudah dewasa, tahu persis apa yang harus dihadapi. Tanpaku semua akan baik-baik saja, Aku percaya itu"

"aku tak ingin melewatinya tanpamu"

"Kau harus. Aku ingin kau menjadi Lelaki yang benar-benar dewasa menghadapi segala hal. Kamu masih punya mereka yang menyayangimu seperti Aku". Wahh, apa selama ini dia hanya menyayangiku seperti para member yang lain?

"Kau hanya menyayangiku sebagai seorang Adik seperti mereka?"

"Hmm... Aku juga menyayangimu bahkan memujamu seperti kebanyakan fangirl dan Idolanya"

"..."

"Sehun, Aku benar-benar mencintaimu"

"Nado"

"Kita akan sering bertemu jika suatu saat Kau ke China kan?"

"Hmm..."

"Aku tak mendengarnya"

"Iya..."

"Apa? Kau tak mau lagi bertemu denganku?"

"Iya, Kita akan bertemu jika Aku ke China. Bahkan tanpa Konser dan segala macam yang mengharuskan Aku kesana, Aku akan pergi, Kau puas?"

"Terima kasih" jawabnya.

"Kau harus berjanji, tak ada kisah cinta antara kau dan orang lain disana"

"Aku berjanji"

*******






가지마 (HunHan)Where stories live. Discover now