Chapter 9

1.6K 248 2
                                    


Kau tahu rasanya saat kita melihat sesuatu yang tidak ingin menjadi kenyataan tiba-tiba menjadi kenyataan? Ya, aku pernah merasakannya. Aku tidak pernah ingin ibuku meninggalkanku, namun ibuku telah pergi meninggalkanku karena dipanggil oleh penciptaku. Kini, aku harus merasakannya lagi.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nama : Kaneki Ken
Tinggi : 170 cm
Berat : 55 kg
Golongan darah : AB
Tanggal lahir : 20 Desember
Keluarga : Yuuichi Asaoka (saudara)
Jenis kelamin : Laki-laki

Tipe kagune : Rinkaku
Tingkat : SS
Waktu operasi : 14/10/2032   pukul   22.54
Dokter : Prof. Akihiro Kanou
Dr. Kusajishi Hiro
Asisten : Miyajima Takahashi
Yuujiro Kenta
Yamamoto Aoi
Kirishima Takeda

Pernyataan : Sempurna

Organ : Kamishiro Rize


I-ini Kaneki? Ya Tuhan, katakan padaku bahwa apa yang kulihat tidak benar. Katakan padaku bahwa apa yang kulihat bukanlah orang yang sesungguhnya benar-benar kucintai. Kaneki memiliki rambut seputih salju, sedangkan yang kulihat ini berambut hitam, dan ia memiliki perangai polos. Sangat berbeda dengan perangai yang dimiliki Kaneki yang sekarang.

Apa aku harus menanyakan hal ini pada ayahku? Apakah harus? Apa ia akan mengelak? Tidak, aku harus tanya. Aku sudah terlalu lama diam saja mendapatkan berita-berita yang ayah berikan padaku tanpa benar-benar memastikan kebenarannya. Aku harus menanyakan hal ini. Dan terlebih lagi, kenapa nama sahabatku yang telah meninggal bisa tertulis di sini sebagai orang yang memberikan organ.

Aku berjalan cepat melewati lorong rumah sakit yang begitu putih, begitu bersih, dan begitu hening. Bahkan terlalu hening. Sepanjang lorong hanya suara derap langkah cepatkulah yang bersuara memecah keheningan. Aku membuka pintu kamar ayah. Aku melihatnya sedang disuapi makanan oleh Morae-san.

"Akina, kenapa lama sekali?" tanya ayah sambil tersenyum. Senyuman ayah yang tulus membuatku tidak berani bertanya. Apa mungkin pria yang melakukan operasi kejam itu adalah ayahku sendiri dengan senyuman tulusnya. Apakah benar?

"Ayah, tadi-"

"Ah, terima kasih." Selanya. "Coba letakkan di sofa sana."

Sebelum aku meletakkan tas tersebut aku mengambil tiga map yang tadi kubaca. Ayah menatapku heran ketika aku membawanya ke hadapannya.

"Aduh, urusan kerjaan. Akina-chan, biarkan ayahmu istirahat."

"Morae-san, ini hal yang penting." Kataku. "Aku harus tahu alasan mengapa nama sahabatku ada di dalam map ini."

"Apa?" mata ayah membelalak kaget. Aku merasa sedikit puas melihatnya, juga sedikit marah.

Aku membuka semua mapnya. "Kamishiro Rize. Kamishiro Rize. Kamishiro Rize." Tunjukku satu per satu pada kolom. "Di dunia ini hanya ada satu Kamishiro Rize. Dan dia adalah sahabatku yang telah meninggal. Bisakah ayah jelaskan mengapa ini bisa terjadi?"

White Apple (Kaneki x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang