Chapter 1

2K 157 11
                                    

Luna, panggilan singkat untuk Lunarie Kulit yang mulus, seputih salju wajah yang imut layaknya boneka. Kecantikannya tidak ada yang menyamai, kepintarannya bahkan melebihi Artemish. Hanya satu kekurangannya, Lunarie sudah tidak pernah berekspresi. Semenjak hari itu, hari yang membuatnya tidak pernah lagi berbicara pada siapapun bahkan pada Artemish. Tetapi Artemish tidak mempermasalahkan hal itu, baginya sudah bersama Lunarie hidupnya sudah bahagia.

Artemish yang sangat menyukai boneka seperti dollfie dengan seukuran manusia, hobi lainya selain menjahili Lunarie. Karena itu Artemish sangat menyayangi Lunarie, Lunarie bagaikan dollfie yang hidup untuknya.

 Karena itu Artemish sangat menyayangi Lunarie, Lunarie bagaikan dollfie yang hidup untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Lunarie Hyuga Salvador)

Rambutnya yang pirang, mata indahya dengan bulu mata lentik yang menghiasi kelopak mata, bibirnya yang kecil dan menggemaskan, tanpa memakai make up pun Lunarie sudah sangat cantik.

Rambutnya yang pirang, mata indahya dengan bulu mata lentik yang menghiasi kelopak mata, bibirnya yang kecil dan menggemaskan, tanpa memakai make up pun Lunarie sudah sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Artemish Dominic Salvador)

Artemish dengan Lunarie hanya mirip di kulit mereka yang pucat seputih salju. Ketampanan Artemish tidak pernah membuat Lunarie jatuh hati padanya. Karena itu Artemish semakin mencintai adiknya itu. Sifatnya yang sangat protektif dan mengatur apapun untuk Lunarie, tetapi Lunarie mematuhinya.

Lunarie yang berjalan memasuki ruang kerja Artemish langsung melihat kakak tersayangnya sedang membaca berkas-berkas. Lunarie diam di ambang pintu sambil menengglengkan kepalanya. Artemish yang menyadari kedatangan Lunarie langsung tersenyum simpul melihat ke arah adiknya.

"Ada apa, Sweethart? kau tidak bisa tidur?" tanya Artemish lembut, Lunarie hanya menganggukkan kepalanya.

"Kemarilah." kata Artemish, Lunarie menghampiri Artrmish lalu duduk di pangkuan pria itu.

Lunarie menatap mata indah Artemish tanpa ekspresi, dan tangannya mulai mengelus pipi Artemish dengan lembut. Artemish terkekeh melihat tingkah adiknya, ia memeluk tubuh Lunarie dengan sayang.

"Aku baik-baik saja, hanya mengerjakan beberapa berkas untuk mengajar besok. Di kampus tidak ada yang mengusili dirimu'kan?" jawab Artemish mengerti akan tatapan adiknya itu. 

Lunarie [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang