"Jelaskan padaku!"
Oh Tuhan tolonglah Hana yang cantik dan baik hati ini, dia tidak punya banyak salah --mungkin? Tapi wajah Chanyeol oppa yang seperti ini sangat menakutkan baginya, mungkin karena pria itu jarang marah. Yah, berbeda dengan Jongin oppa yang mudah marah jadi dia tidak takut, Chanyeol oppa lebih menakutkan ketika marah. Pekik Hana dari lubuk hatinya yang terdalam.
"O-oppa ... a-aku ...." Hana masih ragu, antara menjelaskan atau tidak? Biar bagaimana pun juga, ini adalah masalah kehidupannya, dia rasa keluarganya tak perlu ikut turun tangan.
"Ck." Chanyeol berdecak sebal. Tentu saja itu memberikan efek luar biasa bagi Hana. DAG-DIG-DUG yang dirasakannya dua kali lebih parah dari sebelumnya.
"Oke kalau kamu tidak mau menjelaskan sekarang, jelaskan saat kita makan nanti!" Chanyeol langsung berbalik, dan membanting pintu kamar Hana dengan kasar.
Kegundahan hati Hana makin memuncak, dia ingin menangis rasanya. Dibenci oleh orang lain bukanlah suatu masalah besar baginya, tapi kalau saudara-saudaranya yang membencinya... dia mau menghilang saja!
"Hana ...." suara lembut itu menyapa gendang telinganya, penuh kekhawatiran dan perhatian.
Hana mengusap wajahnya kasar, lalu tersenyum lebar hanya untuk mengubah moodnya agar menjadi lebih baik. "Dasar bodoh! Kenapa di saat seperti ini kau baru memanggilku begitu, payah!"
"Hana--"
"Ah, Sehun!" potong Hana. "Tolong cek kondisi Jongin oppa, aku khawatir ada memar karena Chanyeol oppa memukulnya," ucapnya yang Sehun pikir itu sebagai pengalih pembicaraan.
Sehun tentu saja khawatir. Bersama Hana sejak kecil membuatnya tahu persis sifat luar-dalamnya Hana, tentu saja untuk soal seperti ini juga. "Tapi Hana--"
"Sudahlah!" Hana sedikit membentak. "Aku ini kan tuanmu, turuti saja perintahku dan jangan membantah!"
Sehun merasakan jleb di hatinya. Tapi Hana yang seperti ini, akan merasa terganggu kalau ada orang lain disisinya. Jadi Sehun membungkuk hormat, lalu keluar dan menutup pintu. Tapi dia tidak pergi, hanya menutup pintu kemudian diam. Karena dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
HIKS
"Kenapa kamu sulit sekali menuruti perintahku bodoh! Aku nyaris saja ... nyaris saja tak bisa menahannya."
Suara itu terdengar samar namun Sehun tahu apa yang dikatakan Hana, karena mereka berdua hanya terpisah oleh pintu kayu. Lalu terdengar suara gedebuk yang Sehun yakin Hana melempar dirinya sendiri ke kasur, lalu suara tangis yang tertahan dan teredam oleh bantal.
Apa yang harus dilakukannya saat ini? Pertanyaan itu tak pernah bisa dijawabnya sejak dulu. Hana selalu ingin lemah sendirian, tapi ketika dia dalam kondisi terbaiknya, semua orang menjadi kerepotan karena sikap cerianya, namun tak ada seorang pun dirumah ini yang benci akan keaktifan si tuan putri.
Sehun pun menghela nafasnya diam-diam, sesuai perintah, dia harus pergi ke kamar Jongin dan mengecek kondisinya.
★
"A-a-aw! Pelan-pelan bodoh!" Omel Jongin saat Sehun menempelkan plester di dekat mulutnya.
Benar apa kata Hana, Jongin mendapat luka di sudut bibirnya, juga memar di tempat lain. Sepertinya pria itu benar-benar berusaha melindungi rahasia Hana sampai babak belur begini. Tapi tetap saja--
"Aku bingung bagaimana bisa kau selalu berkelahi sejak dulu tapi saat mengobati luka kecil saja kau masih meringis seperti ini," omel Sehun sambil mengoleskan obat merah dengan kapas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Butler-Sehun. [Slow Up]
FanfictionOh Sehun adalah seorang pelayan pribadi keluarga Jung, dia melayani putri bungsu si keluarga Jung, Jung Hana. Ditemani ketiga oppanya yang tampan dan protektif. Dilihat dari luar, kehidupan Hana sangatlah sempurna, tapi nyatanya tidak dengan kisah...