Second : Bad Feeling

34 4 0
                                    

  Koridor sekolah masih sepi. Tentu saja, ini masih pukul 6 pagi. Jarang sekali ada murid yang datang jam segini, paling juga murid yang rajin dan satpam yang baru datang disekolah.

  Seorang gadis tengah berjalan dengan santainya menyusuri koridor sekolah. Kedua kakinya ia langkahkan dengan mantap. Kedua tangannya ia masukkan kedalam kantung jaketnya. Rambut coklat sepunggungnya ia biarkan tergerai bebas. Dan gadis itu adalah Nadya.

  Nadya memasuki kelasnya, masih sepi. Ia menduduki bangkunya dan menaruh tas miliknya dibelakang--tepat di sandaran kursi. Ia menghela nafas ringan dan menaruh kepalanya diatas meja, menutup matanya dan tertidur. Toh, sebentar lagi pasti ada yang membangunkannya, baik itu teman sekelasnya atau mungkin sahabatnya. Ah, masa bodoh dengan hal itu, ini waktunya tidur.

  Suasana kelas menjadi begitu sepi. Hanya terdengar suara jam dinding yang berdetak.

  Sekitar 30 menit berlalu seperti itu dan akhirnya kelas tersebut mulai kedatangan murid yang lain. Bagi mereka, melihat seorang Maura Nadya A. tertidur dalam kelas, bukanlah lagi hal yang tabu. Itu hampir setiap hari terjadi. Salah satu murid perempuan mendekati bangku milik Nadya. Ia mengguncang tubuh Nadya--berniat membangunkannya.

"Ngghh.." lenguhan lemah itu keluar dari mulut mungil milik Nadya. Kedua bola mata coklat itu mulai terlihat. Ia terbangun dan mulai duduk dengan tegap--dan sesekali masih menguap. Nadya menatap gadis itu.

"Ada apa, Rin?" Sahutnya dingin.

"Nad.. pinjam tugas matematika lo dong. Gue nggak ngerti cara ngerjainnya." Pinta gadis itu sambil tersenyum manis.

Manis sekali, sampai membuat Nadya mendengus. Ia mengambil bukunya dan menyerahkannya pada gadis itu, Ririn.

"Thanks, Nad! Oh ya, Laudya udah dikelasnya noh."

  Tanpa ba bi bu lagi, Nadya keluar dari kelasnya tanpa membalas terimakasih dari Ririn. Benar-benar berbeda dengan kebiasaan Nadya yang sering tersenyum diluar sana.

  "Laudya~~" teriak Nadya. Ia melongokkan kepalanya kedalam kelas Laudya. Laudya tidak ada dalam kelasnya. Ia hanya melihat Vino dan Rendi didalam sedang duduk.

"Rendi! Laudya mana?"

  Rendi menatapnya, "tadi pergi ama Rachel ama Sidney."

"Kemana?"

"Nggak tau, ke bench ditaman kali."

"Ya udah deh, gue pergi dulu, Ren,
Vin!"

  Nadya keluar dari kelas XI-IPA-II dan berjalan menuju kearah taman. Laudya, Rachel, Sidney dan Gracia berada ditaman sedang duduk sambil bercanda. Nadya tersenyum jahil dan berlari kecil menyusul mereka. Ia duduk dan menabrakkan tubuhnya kearah Laudya dan Sidney, mereka berdua sukses dibuat jengkel oleh Nadya.

"Nadya! Kebiasaan, deh!" Kesal Laudya.

"Hehe..iya, maaf maaf, Ya." Laudya hanya mendengus.

"Lagi pada ngapain,sih?" tanya Nadya.

"Cuman ngebahas sesuatu. Nggak penting juga,sih. Gimana dengan lo? Teman kelas lo masih sama kayak biasa."

  Nadya hanya mengendikkan bahunya tidak peduli, "yaudahlah nggak penting juga. Gimana kalau pas pulang kita pergi makan? Males gue makan dirumah. Paling juga makan mi instan."

"Loh? Kenapa lo makan mi instan? Bunda lo nggak masak? Pelayan lo nggak bikin makanan gitu?" Celetuk Gracia.

"Bunda lagi sibuk. Lagian juga gue emang males makan dirumah, hehe." Jelas Nadya sambil tersenyum.

"Oke deh! Kita makan di WD aja."
Semuanya setuju dan saling tersenyum bahagia, tidak menyadari senyum paksa yang terpampang di bibirnya.

*****

This Is My Life Story(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang