Chapter 6

2K 256 4
                                    

Jaejoong menggenggam tangan Yunho dan menatapnya sendu. Mereka sudah duduk berdampingan di kursi panjang yang ada di belakang halaman panti. Jaejoong terus menggumamkan kata maaf dan Yunho menghentikannya dengan menaruh jari telunjuknya pada bibir Jaejoong.

Jaejoong berenti meminta maaf dan duduk berdampingan dengan Yunho sembari menggenggam tangan Yunho. Namja itu benar - benar merasa bersalah dan sadar apa yang dilakukannya pada Yunho akhir - akhir ini adalah tidak benar.

"Apa yang terjadi saat dipantai Yun?"

Yunho menundukkan kepalanya dan menggelengkan kepalanya, Jaejoong mengela nafasnya dan mengangkat waja Yunho. Dia menghapus air mata yang masih membekas pada wajah Yunho dan menggelengkan kepalanya.

"Jangan menangis lagi Yun, kau masih memilikiku untuk berbagi kesedihanmu. Aku minta maaf atas sikapku kemarin, aku sungguh tidak pantas berlaku seperti itu padamu"

Yunho kembali menggelengkan kepalanya dan tangannya dengan cepat menulis pada kertas yang ada dipangkuannya.

"Aku tidak bisa menceritakannya saat ini, nanti pasti aku akan menceritakannya"

Jaejoong merasa kecewa tapi jika hal itu bisa membuat Yunho lega, tidak apa - apa. Jaejoong akan menuruti Yunho untuk saat ini.

"Baiklah, lalu... Maaf... Tadi kau sedang melihat foto siapa jika aku boleh tahu?"

Yunho agak ragu menunjukkannya pada Jaejoong tapi pada akhirnya dia memberikan foto itu pada Jaejoong dan Jaejoong mencoba mengerti apa yang dirasakan oleh Yunho. Dalam foto yang mulai usang itu terlihat tiga orang tersenyum bahagia. Latar belakang mereka adalah kebun bunga yang sangat indah. Jaejoong langsung saja tahu jika namja kecil yang ada pada foto itu adalah Yunho.

Yunho sangat mirip dengan appanya, mata mereka sama tapi bibir Yunho sama seperti sang eomma. Jaejoong langsung berpikir bahwa Yunho merindukan kedua orangtuanya.

"Kau... Merindukan mereka?"

Yunho tersenyum sendu kemudian mengangguk, setelah Changmin meninggal, Yunho merasa sendirian apalagi saat tadi dia menolong seorang halmoni di halte tadi dia makin merindukan kedua orangtuanya. Yunho sedih karena orang - orang yang dia sayangi meninggalkannya terlebih dahulu.

"Yunho yah... Kau bisa memanggil eommaku dengan eomma. Jika kau merindukan kehangatan keluarga, kau bisa datang kerumahku"

Yunho langsung saja menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri, tidak mungkin dia melakukannya! Bagaimanapun Yunho sudah berhutang banyak budi pada keluarga Jaejoong jadi dia cukup sadar diri dengan tempat dan keberadaannnya.

"Gwaenchana, eomma dan appa pasti setuju"

" lTidak perlu seperti itu Jaejoong ah"

"Hah... Kau ini"

"Ini sudah malam, kau tidak pulang?"

"Omo?! Kau benar! Eomma da appa pasti mengkhawatirkanku. Aku pulang ne?"

Yunho menganggukkan kepalanya, kemudian keduanya berdiri.

"Terima kasih sudah memaafkanku Yunho yah"

Yuno kembali mengangguk.

"Aku pulang ne?"

Jaejoong membalikkan tubuhnya dan mulai berjalan, namun baru beberapa langkah Jaejoong berhenti dan berlari kearah Yunho kembali.

Cup
Tap
Tap
Tap
Tap

Yunho mengedipkan matanya berkali - kali dengan telapak tangannya menyentuh pipi kanannya. Jaejoong baru saja menciumnya di pipi, dia tidak bermimpi bukan?! Dan tak lama senyuman Yunho mengembang, dia merasa satu beban sudah terangkat dari pundaknya.
.
.
.
.
.
.
.
- Yunho POV -
.
.
.
"Hyung... Min mau kesana"

VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang