Siang itu cuaca panas sekali. Kuputuskan untuk langsung menuju ke kedai ramen ibuku usai pulang sekolah. Saat itu aku baru kelas 2 SMU dan terbiasa membantu ibuku di kedainya. Lagi, hari ini kulihat seorang anak SMP berdiri di luar jendela kedai. Dia hanya memperhatikan mangkuk-mangkuk ramen yang berseliweran dibawa oleh pegawai ibuku. Matanya berbinar melihat kepulan asap membumbung tinggi dari mangkuk-mangkuk itu. Ketika matanya bertubrukan dengan mataku, dia tidak membuang muka malah tersenyum menunjukkan eye-smile nya. Sudah 3 hari berturut-turut aku melihatnya berdiri di depan jendela. Dan seperti biasa usai tersenyum seperti itu, dia lalu membungkuk sedikit dan pergi.
Esoknya sepulang sekolah aku masih terjebak menunggu hujan di halte depan sekolah. Aku lupa membawa payung dan walau jarak dari situ ke rumah hanya beberapa blok saja, aku malas hujan-hujanan. Lalu tiba-tiba ada sebuah tangan menarikku berdiri dari bangku halte. Ketika mendongak, sebuah wajah dengan eye-smile yang familiar mengagetkanku.
"Ayo nuna. Chulmin antar pulang." katanya sambil membuka payungnya yang besar. Saking kagetnya, aku hanya menurut saja saat anak itu memegang tanganku dan menuntunku berjalan menerobos hujan. Ketika sampai di kedai ibuku, aku mengajaknya masuk dan menawarinya semangkuk ramen. Wajahnya berbinar senang sekali dan eye-smile nya kembali menghipnotisku. Kenapa anak SMP ini manis sekali, pikirku. Begitulah perkenalanku dengan dongsaeng favoritku, Kim Chulmin. Dia 3 tahun dibawahku dan sangat ramah dan manis. Dia juga senang makan, dia bisa menghabiskan 3 mangkuk ramen sekaligus berikut kimbab dan topokki. Tapi ibuku tidak pernah marah, karena setelahnya ia selalu membantu di kedai dengan rajin.
Kami menjadi sangat akrab dan aku sering mengajarinya beberapa pelajaran yang dia tidak mengerti. Lalu setelah 3 bulan aku dan chulmin menjadi sangat dekat, tiba-tiba suatu hari Chulmin tidak pernah datang lagi. Di sekolah atau kedai ibuku. Dia menghilang sama sekali. Dan aku merindukannya... sangat...
~~~~ 10 tahun kemudian ~~~~
Aku sudah berumur 25 tahun dan bekerja di sebuah kantor swasta. Aku tinggal sendirian di apartemenku, namun ibuku masih mengelola kedai ramennya dan aku suka mengunjunginya setiap akhir pekan. Hari sabtu, seperti biasa aku hendak menuju kedai ibuku dan membantunya disana. Aku berjalan dari apartemenku dan menuju stasiun subway. Di dalam subway, aku merasa ada seorang pria muda memakai kemeja putih, jeans biru, sepatu converse dan topi putih seperti memperhatikanku. Dia duduk di seberang ujung dekat pintu keluar. Jujur saja pria itu sangat tampan dan tinggi, jadi aku tidak mau kegeeran. Tidak mungkin dia tertarik pada wanita yang agak gendut sepertiku. Pakaianku pun hanya t-shirt usang dan jeans robek-robek serta sepatu kets. Sangat tidak menarik sama sekali. Aku pun lantas memalingkan muka dan berusaha fokus pada handphoneku saja.
Saat aku akan turun di stasiun tujuan, aku sama sekali lupa pada pria tadi. Kebiasaanku adalah berjalan dengan earphone di kupingku. Jadi tidak mengindahkan sekitarku. Sesampainya di kedai ibuku, aku terkejut karena pria di kereta tadi sudah berdiri disampingku dan ikut masuk ke dalam kedai. Aku mengangguk padanya, lalu dia membuka topinya dan tersenyum padaku. Senyum eye-smile yang tidak akan pernah kulupakan. Itu dia... Dia kembali... Dengan wujud yang 1000 kali lebih tampan dan sexy.
"Chulmin?" tanyaku padanya.
"Nuna! Sudah kuduga ini nunaku. Aku memperhatikanmu dari di kereta tadi." Chulmin lalu memelukku erat. DEG!! Perasaan apa ini, detak jantungku berantakan.
Kami lalu mengobrol lama sekali. Dia minta maaf karena dulu tidak sempat berpamitan. Keluarganya mendadak pindah ke luar negeri dan dia harus ikut. Chulmin baru saja kembali ke Korea ketika dia tak sengaja melihatku di kereta. Begitulah, kami kembali akrab seperti dulu, kami sering bepergian ke restoran-restoran dan kedai-kedai yang terkenal dengan makanannya yang lezat. Ya, kecintaannya pada makanan tidak pernah berubah. Lalu siang itu, Chulmin menelponku mengajak untuk menonton film sepulang kerja. Aku mengiyakan karena memang tidak ada rencana kemanapun malam itu. Chulmin akan menjemputku di depan kantorku nanti.Aku sedang menunggunya di depan kantor ketika Inseong, teman kerjaku datang dengan berkas-berkas di tangannya. Mukanya panik dan dia berlarian ke arahku.
"Nuna, untung nuna belum pergi. Aku butuh beberapa penjelasan untuk meeting kita besok. Presentasinya belum selesai nuna. Maafkan aku. Tolong bantu aku nuna." melihat muka paniknya aku menjadi tidak tega. Kuputuskan untuk membantunya sebentar, aku akan menyuruh Chulmin untuk bertemu di bioskop saja. Aku berjalan bersama Inseong menuju kafe di seberang kantor. Tiba-tiba handphoneku berdering. Dari Chulmin...
"nuna..." suara Chulmin terdengar lemah.
"Chulmin-ah, aku baru akan menelponmu. Soal janji kita..."
"oh iya nuna... Aku juga mau bilang, aku tidak enak badan. Jadi tidak bisa pergi sekarang. Ma... Maaf nuna." suara Chulmin sedikit bergetar dan aku tidak bisa menyembunyikan wajah kecewaku. Kupaksakan agar suaraku tetap ceria sehingga Chulmin tidak merasa bersalah dengan situasi ini.
"iya tidak apa-apa. Istirahatlah dan cepat sembuh ya."Setelah selesai membantu Inseong untuk persiapan presentasinya besok, aku lantas pulang ke apartemenku. Jam 11 malam, aku sudah terlelap ketika bel pintuku berdering. Aku melirik ke interkom dan melihat wajah Chulmin yang berwarna pink dan sempoyongan. Kubuka pintu apartemen dan membopongnya ke sofa karena dia berkali-kali hampir terjatuh. Belum pernah kulihat ia semabuk itu. Tidak, aku sama sekali belum pernah melihatnya minum. Pasti terjadi sesuatu. Kuambil segelas air es dan memberikannya minum. Lalu duduk disampingnya. Kepalanya terkulai dan jatuh di pundakku. Ku tak mampu menahan diri, dan mengusap kepalanya, merapikan rambut yang menutupi wajahnya.
Tiba-tiba dia berkata masih dalam tidurnya.
"Nuna, siapa pria itu? Kenapa nuna bersamanya? Aku tak suka padanya... Nuna... A... Aku selalu menyukaimu bukan sebagai dongsaeng, tapi sebagai pria! Aku pria dewasa nuna!!" Chulmin setengah berteriak ketika mengatakan 2 kalimat terakhir. Dia membuka matanya dan menatap lurus ke mataku. Wajahnya semakin dekat, aku tidak bisa bergerak hanya bisa membulatkan mata tanda shock. Kemudian itu terjadi, Chulmin memegang kedua pipiku dengan tangannya, lalu mencium bibirku. Ciumannya sangat lembut awalnya, tapi lama-lama menjadi intens. Aku tanpa sadar membalasnya. Kami kehabisan napas dan dia melepaskan bibirnya dari bibirku. Tapi kedua tangannya masih berada di pipiku."Nuna, aku menyukaimu. Jadilah pacarku. Aku bisa gila bila melihatmu dengan pria lain." Chulmin berkata kemudian. Matanya menatapku tajam, aku bisa melihat ketulusan disana.
"Nuna... Jawab aku. Ayolahh nuna..." dia mulai merengek manja.
"Aku juga menyukaimu Chulmin-ah." jawabku malu. Lalu menutupi wajahku dengan tangan. Chulmin menarik tanganku dari wajah, dan menahannya. Jari-jarinya menggenggamku erat. Lalu dia mencium bibirku lagi.Malam itu Chulmin berada di apartemenku. Kami mengobrol lama, kepalaku bersandar di pundaknya. Dia minum segelas teh yang kubuatkan dan mabuknya sudah hilang sama sekali.
"Nuna, tahukah nuna, aku sudah suka padamu sejak SMP dulu. Dan itu tidak pernah berubah sampai sekarang. Nuna sejak kapan mulai menyukaiku?" katanya sambil mengelus rambutku dan menggenggam tanganku dengan tangan yang satu lagi.
"Hmm... Aku suka padamu sejakk... Ah aku lupa." aku menggodanya dan tertawa.
"Nunaaaa..." katanya manja.
"iya.. Iya... Akan aku jawab. Aku selalu memikirkanmu. Bahkan saat kau menghilang, aku pun merasa ingin menghilang saja. Air mataku selalu jatuh saat memikirkanmu. Mungkin saat itu aku sudah menyukaimu namun tidak menyadarinya." aku tersenyum padanya. Mata Chulmin berbinar dan dia memelukku erat. "I love you nuna" bisiknya di telingaku.Walau shock tapi aku tidak lupa membalasnya. "i love you too Chulmin-ah." bisikku padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honeyst Band Imagine
FanfictionKumpulan ff dan imagine dengan karakter member-member Honeyst Band yang imut dan manis-manis. Mereka adalah... Kim Chulmin >> vocal & guitar Seo Dongsung >> leader & bass Kim Hwan >> guitar Oh Seungseok >> drum