Gara Gara ATM
Disclamer : Kurobas punya Fujimaki Tadoshi-sama. Saya cuma pinjem karakternya~
Rated : T - T+
Genre : Freak Friendship, Humor Gagal dan rekan-rekannya.
WARNING : MENGANDUNG UNSUL BL, SHONEN-AI, DAN YAOI. KALAU NGGAK SUKA, TEKAN TOMBOL BACK DISUDUT KIRI ATAS. UDAH DIPERINGATI LHO YAA~
Happy Reading~ -----------
Yo. Gue Kagami. Kagami Taiga. Cowok super kece sejagad, kata emak gue. Pemain nomor satu sejepang setelah menjatuhkan 'Keajaiban' dalam winter cup lalu.
Nggak kenal gue?
Serius lo?!
Kasihan.
Makanya jangan kebanyakan nonton manusia bertransformasi jadi harimau.
Oke. Lo pada tau kan kalau setelah winter cup itu gue jadi deket sama seseorang? Bukan dalam konteks romansa, lho. Sebut ajalah, rival sekaligus sahabat. Siapa lagi kalau bukan si manusia dekil, berkulit remang, berambut dongker, berseringai mesum, si monster dari Touou.
Tau kan siapa?
Yep. Ahomine Daiki. Gue nggak tau punya dosa apa dulu sampai-sampai Tuhan yang Maha Baik memberi gue rival-plus-sahabat macam Aomine. Awalnya sih biasa aja. Dia cuma makhluk nyebelin pemilik seringai nista kalau udah ketemu majalah porno yang memuat Horikita Mai. Idolanya yang berdada gede itu.
Punya temen macam Aomine, nggak gue sangka bakal jadi bencana buat gue. Sumpah, diluar ekspektasi banget lah pokoknya!
Semua berawal saat gue memenangkan winter cup. Gini ceritanya.
Sejak winter cup selesai, gue deket sama dua orang dari SMA yang beda. Abang angkat gue, Himuro Tatsuya, dan Aomine. Gue deket karena dua makhluk nggak tau malu ini yang seenak jidatnya datang dan pergi dari apartement gue. Entah gimana ceritanya mereka bisa megang duplikat kunci apartement gue. Ketika mereka menginvasi kamar gue--terutama Aomine--gue bakal mendapati kamar dan seluruh apartemen gue bakal jadi kapal pecah.
Demi sempak nigou, rasanya pengen gue jeduk-jedukin itu kepala biru ke tembok terdekat. Hubungan gue sama Aomine kebanyakan diisi sama basket, burger, dan makian. Saling ejek dan baku hantam di lapangan basket udah jadi agenda harian buat kami. Satu lagi, kami anti skinship. Beda jauh sama Himuro yang kalo tiap ketemu bakal nempel gue macem permen karet. Himuro sih yang pegang-pegang gue, guenya nggak. Gue ngerasa biasa aja sih kalo Himuro ngacak-acak rambut gue, main-mainin jari gue, sampe meluk-meluk nggak tau tempat. Toh gue nganggep dia abang gue, nggak lebih.
Tapi gue nggak tau kalo kedekatan macem begitu ternyata adalah bom waktu. Sore itu gue One on One sama Aomine. Rentetan ejekan dan makian menghiasi lembayung senja. Sesekali kepala gue digeplak Aomine, dan langsung gue bales. Ada yang sedikit beda dari sore ini. Yaitu Himuro duduk manis dipinggir lapangan dengan senyum-entah-apa-maksudnya terpampang diwajahnya.
Gue nggak tau udah berapa lama gue main sama Aomine. Yang jelas baru berhenti setelah langit mulai gelap. Gue menghampiri Himuro ke pinggir lapangan meninggalkan Aomine yang terkapar. Dan kayak biasa, Himuro tersenyum teduh sambil mengulurkan sebotol air minum buat gue. Efek haus, gue menenggak air minum itu dengan rakus. Sampe tumpeh-tumpeh ke dagu dan leher gue.
"Oi, baka! Bagi minum!" teriak Aomine dari tengah lapangan. Gue lempar botol sisa gue ke tangan dim yang terangkat itu. Ogah banget gue kalo nganterin sampe sono.
"Nice shoot!" seru Aomine menenggak minum nggak kalah rakus dari gue.
"Capek, Taiga?" tanya Himuro saat gue duduk selonjoran disampingnya. Gue biarin keringat keluar semua dari pori-pori gue. Malah ada yang netes-neter di hidung, dagu, dan rambut gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara Gara ATM
HumorHanya gara gara ATM, terbongkar sudah debaran di hati dio BakAho.