Baseball & You

11 2 0
                                    

Lia's POV


Kami pergi menuju lapangan tempat dimana Alvin selalu latihan. Aku mencoba melempar bola. Ternyata tidak begitu jauh terbangnya. Bahkan hanya berjarak 4 meter dari tempatku melemparnya.

"Waduh.."

"Kau baru pertama main baseball?" Kulihat Alvin membulatkan matanya terkejut.

"Iya..." jawabku lesu. "Padahal aku melihat kamu berlatih setiap hari." Kataku cemberut.

"Dasar! Itulah letak perbedaannya." Alvin menjitak kepalaku pelan.

"Ternyata memang begitu ya. Ahahaha." Aku tertawa lepas. "Vin, ajari aku." Kataku berbinar-binar.

"Aku galak, loh." Alvin mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum licik (yang dibuat-buat tentunya).

"Mohon kerjasamanya." Jawabku senang.

Alvin terus mengajariku dan aku pun terus berusaha. Kami terus berlatih sampai sore hari. Sampai saat matahari telah terbenam.


Saat itu aku berhasil melempar bolanya cukup jauh.

"Berhasil! Apa kau lihat yang barusan?!" kataku bangga. Tidak ada jawaban. Aku memutuskan untuk membalikkan badan melihat Alvin.

Ternyata Alvin tertidur dibawah pohon.

"Wah. Dia tertidur." Aku terkikik dan berjalan mendekati Alvin.

"Tenang saja. Operasinya pasti berhasil. Aku berdoa untukmu." Aku membungkuk dan memegang pipi Alvin dan menciuminya pelan-pelan agar Alvin tidak terbangun. "Aku akan memberikan.. Hari esokku padamu."

Setelah mengatakan itu, aku membuka kembali jaket yang tadi Alvin pinjamkan kepadaku. Aku melihat ke wajahnya sambil tersenyum.

"Hey, Alvin.. Sejak saat itu aku sangat menyukaimu. Aku akan terusssss menyukaimu sampai kapanpun.."

Aku lalu berdiri dan pergi di tempat yang tidak begitu jauh dari Alvin.

"Alvin! Ternyata kamu ada disini! Mama mengkhawatirkanmu...!" Mama Alvin menemukannya dan mengomelinya.

Aku tersenyum mendengarkan hal itu. Lalu aku pergi berbalik dan meninggalkannya.

Ini adalah hari terbaikku.



Alvin's POV


"Ma, gadis itu kemana?"

"Gadis itu? Siapa? Sewaktu ibu datang disini sudah tidak ada orang"

Jadi Lia sudah balik ke RSKS. Aku memegang pipiku. Seperti ada sentuhan hangat disana..

"Hey, Alvin.. Sejak saat itu aku sangat menyukaimu. Aku akan terusssss menyukaimu sampai kapanpun.." aku mendengar suara Lia dimimpiku. Suaranya sangat.. lembut dan tulus.

Tapi, ada nada yang sangat sedih didalamnya.

Aku menggelengkan kepalaku. "Mungkin aku terlalu serius berpikir.."

Mama menatapku dalam.

"Kenapa ma?"

Mama menggelengkan kepalanya. "Mama merasa kamu sedikit... berubah?"

Aku membulatkan mataku terkejut, lalu tertawa. "Bisa jadi."

Mama hanya tersenyum.

"Ma.."

"Ya sayang?"

"Seseorang telah mengubahku."

"Benarkah? Siapa dia?"

"Seorang gadis kecil yang sangat polos namun dewasa jika dibandingkan dengan umurnya."

"Kamu menyayanginya?"

Aku terdiam. "Apakah mama akan menganggapku aneh jika kubilang aku merasa dialah tulang rusukku?"

Kulihat mama sedikit terkejut dengan penyataanku. Tapi mama segera tersenyum bahagia.

"Dalam hal jodoh, tidak ada kata 'kamu masih terlalu muda'. Jika kamu merasa dialah jodohmu, maka yakinlah akan pilihanmu."

Aku tersenyum mendengar perkataan mama. Aku sudah tidak merasa takut akan operasiku ini.

Tomorrow For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang