Cerpen Senja Yang Hilang

1.3K 10 4
                                    

Hallo senja?

***

Aku berjalan perlahan di bawah indah nya senja. Senja .. ya, dia begitu indah untuk dimiliki namun juga patut untuk di kagumi. Senja akan selalu datang ketika matahari pergi, namun mereka tidak saling menyaingi tetapi justru saling melengkapi. Senja adalah cinta, karna cinta akan selalu ada sampai sang senja menghampiri nya.

Sudah setengah jam aku menunggu di bawah temaram nya senja ini, menunggu ia yang sangat ku cintai datang menghampiri. Terdengar suara derap langkah kaki dari arah belakang, aku pun berbalik.

"yah, gagal deh ngagetin nya.."ucap nya kemudian duduk di sampingku.
Aku tersenyum kemudian menghapus peluh yang mengalir dari kening nya, ia membalas nya dengan senyuman.

"lari lagi..?" tanyaku. Ia mengangguk.

"aku tau aku pasti terlambat,makanya aku tak ingin kamu menunggu ku lebih lama lagi"jawab nya.

Aku tersenyum tipis "aku tahu, tapi pentingkan juga keselamatan mu" ucapku. Ia menggenggam tanganku lalu mengajak ku berdiri, ia mengajak ku berjalan-jalan di bawah senja yang indah.

Aku adalah Farah Hasyari. Dan yang menggenggam tangan ku ini adalah Rifky Farabi, ia pacarku. Kami sudah 2 tahun berpacaran. Ia adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas di Kalimantan. Dan aku adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas di bandung. LDR? Itu benar.

Aku sadar,bagaimana berat nya menjalani LDR ketika pasangan harus benar-benar saling melengkapi dan mempercayai. Awal nya aku ragu,namun kini aku melangkah dengan pasti.

"kapan balik ki...?" tanyaku kepada Rifky yang sedang asyik melihat kanan kiri.

"Besok nih, penerbangan jam 8 malam" jawab nya singkat kemudian menghentikkan langkah kaki nya,ia berbalik kemudian mengikat rambutku yang berantakkan.

"kalo nggak ada aku, nggak ada cowok yang boleh ngikatin rambut kamu ya" ucap nya.

"ngomong apa sih ki, ngawur deh.." potong ku cepat, ini terdengar seperti ..

"loh iya dong, masa aku harus bolak-balik Kalimantan-bandung cuma buat ngikatin rambut kamu" ucap nya kemudian kembali mengajakku berjalan.

Keesokkan harinya, aku harus mengerjakan tugas kuliah yang begitu menumpuk hingga aku lupa bahwa Rifky harus kembali pulang ke Kalimantan. Aku mengirimkan pesan tanda permohonan maafku karna tidak bisa mengantarkan nya ke bandara , namun ia juga tidak membaca nya. Aku mencoba menelefon nya, namun ia mematikkan ponsel nya. Khawatir, aku benar-benar khawatir. Aku menunggu ia membalas pesan ku, hingga ia membalas nya pukul 3 dini hari.

Iya, nggak papa. Balas nya

aku benar-benar menyesal karna tidak mengantarkan nya ke bandara. Aku memutuskan untuk tidur, berharap aku dapat bertemu dengan nya di dalam mimpi.

Aku terbangun karna ponsel ku berdering,rupanya Rifky mengirimkanku pesan.

Jangan sampai telat kuliah pagi nya. Pesan nya .

Aku tersenyum, setidak nya ia masih ingat padaku.

Beberapa bulan kemudian aku semakin sibuk dengan skripsi dan revisi, sampai-sampai aku tak sadar bahwa Rifky sudah tidak menghubungiku selama beberapa bulan terakhir. Kemudian aku menelfon nya, cukup lama aku menunggu Rifky mengangkat telefon nya. Tak beberapa lama ..

"Halo" ucap nya

"Halo Rif, kamu baik-ba..?"

"kamu siapa?" jawab nya singkat. Ucapan nya membuat hatiku seakan-akan retak seketika.

"kamu nggak simpan nomer ku ki?.." tanyaku

Ia tidak menjawab.

"Farah.." ucap nya, seketika aku mematikkan ponsel ku. Aku sudah tidak dianggap.

Setelah kejadian itu aku sudah tidak berkomunikasi dengan Rifky lagi. Aku memilih pergi. Tidak, tepat nya aku dibuang.

Aku kembali duduk di kursi senja yang dulu sering aku duduki bersama Rifky. Tanpa sadar aku menitikkan air mata, betapa jahat Rifky yang dulu bagai malaikat. Aku menyerah,aku mengalah.

"Farah .." panggil seseorang. Aku menoleh, betapa kaget nya aku mendapati seorang lelaki yang pernah aku cintai berdiri di hadapanku lagi.

"Rifky.." ucapku.

Dia duduk dan menyerahkan sebuah undangan kepadaku. Aku lantas membuka nya.

"aku akan menikah, farah" ucap nya.

"lalu dengan kita? Bagaimana? Kamu membuat nya gantung Rif " ucapku kemudian menutup wajahku dengan kedua tangan ku.

"kita sudah lama berhenti bukan far? Mengapa di bahas lagi" ucap nya seakan-akan tak merasa menyakitiku.

"kapan kamu menyuruh ku berhenti Rif? Sedangkan kamu atau aku tidak pernah mengakhiri nya" balasku.

Dia berdiri kemudian berjalan meninggalkanku.

"karna aku tidak ingin kamu tersakiti, makanya aku melakukan ini Far" ujar nya.

Aku kemudian bangkit dari duduk .

"tapi sekarang kamu sudah menyakitiku Rif" jawab ku.

"Maaf" ucap nya kemudian berjalan meninggalkan ku.

Aku mencoba memperhatikan dia yang berlalu pergi. Ia yang dulu disisi, sekarang telah pergi. Aku menangis di bawah senja yang sendu ini, mencoba merelakan seseorang yang kucintai demi seseorang yang akan menjadi istri nya nanti.

Sejak saat itu, aku merelakan senja yang hilang. Karna senja yang hilang akan tergantikan dengan indah nya malam atau terang nya siang. Tapi aku juga tidak merutuki senja, karna berkat senja aku tau bahwa hidup tidak selamanya dipilih karna hidup juga mengajarkan apa arti nya merelakan.

Senja ku mungkin telah menemukan kepingan hati nya yang lain, sedangkan aku ... aku masih menata kepingan itu agar aku bisa menyatukan nya dengan senja-senja yang lain lagi. Karna hidup, masih harus terus berjalan. Karna cinta yang baru masih harus diperjuangkan.

****

Note: Cerpen pertama karya Ayu Fitriana Rizki yang di lombakan dalam event penulisan cerpen dengan tema bebas L Fara Cc Luciana. Enjoying~


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang