Satu

1.9K 42 2
                                    

Mulmed chiara Amanda....

______________________________

Pagi hari di sebuah universitas seorang gadis bernama Chiara Amanda berjalan pelan sambil melamun menuju fakultasnya. Ia masih teringat moment menyedihkan sekaligus menyesakkan hatinya.

Matanya sedikit sembab karna menangis sepanjang malam, karena hubungan orang tuanya sedang berada 'diujung tanduk'.

Bagaimana mungkin pernikahan yang sudah dijalani lebih dari 20thn kandas begitu saja hanya karna kehadiran orang ketiga.

"Mengapa kau melamun honey ?" Suara itu terdengar berbisik ditelinga kanannya, membuatku menghentikan langkahku dan menatap pria yang berdiri di sebelahku. Tiba-tiba saja pria itu mencium sekilas pipiku membuatku melotot dan dia hanya tersenyum kecil.

"Ada apa ? Apa kau mempunyai masalah ?" Pertanyaan itu membuatku menatapnya tajam. Tentu ia punya masalah dan semua itu terjadi karnanya yang telah merusak kebahagiaannya.
"Kenapa kau menatapku dengan tatapan kebencian seperti itu ? Memang apa salahku ?" Aku mendengus mendengar pertanyaanya yang sok pura-pura tidak tahu itu.

"Jangan pernah seenaknya menciumku ben, aku bukan wanita rendahan apalagi wanita murahan seperti wanita-wanitamu yang biasa kau kencani dan seperti...." ucapanku terhenti dan menatap pria yang masih setia menunggu kata-kataku "ibuku" lanjutku, membuat pria yang sudah merusak rumah tangga orangtuaku terkejut menatapnya tidak percaya.

"Kenapa kau mengatakan ibumu sendiri wanita murahan ? Hei, kau itu dilahirkan olehnya kenapa kau tega bicara seperti itu tentang ibumu ? Aku mengecup pipimu hanya untuk sapaan selamat pagi bagaimanapun kau akan menjadi putriku." Mendengat perkataannya membuat hatiku sakit. Tapi kenyataannya memang ibuku tampak berselingkuh dengan pria dihadapannya ini.

"Bukankah memang terlihat seperti itu ? Dan jangan pernah bermimipi menjadikanku putrimu Tuan Ben karna bagaimanapun ayahku tidak dapat tergantikan oleh siapapun, termasuk dirimu." Ucapku tajam sambil berlalu meninggalkannya.

Tiba-tiba saja dia mencekal pergelangan tanganku "Ara, aku kesini hanya untuk bertemu denganmu, aku berharap kau mau membuka hatimu untuk menerimaku menjadi ayahmu."
Mendengar perkataanya membuatku ingin muntah. Apa dia sudah tidak waras, setelah merusak rumah tangga orang tuaku sekarang dia ingin aku menerimanya.

"Kau...." tunjukku kewajahnya "ku tekankan sekali lagi aku tidak akan pernah mau menerimamu, ingat itu ! Kau perusak rumah tangga orang lain seharusnya kau sadar itu. Lagipula umurmu hanya terpaut 3 tahun diatasku, kau lebih pantas menjadi anak ibuku atau kekasihku bukan begitu ? " mataku menyicing menatapnya "dan jangan pernah menampakkan diri lagi dihadapanku, lebih baik kau urusi saja perusahaan besarmu itu daripada mengurusi hidupku yang bukan siapa-siapamu." Lanjutku dan pergi meninggalkannya tanpa peduli mendengar teriakannya memanggil namaku.

***
Aku berjalan sepanjang lorong kampus, tidak tau kenapa hari ini rasanya lelah sekali padahal hanya ada satu mata pelajaran saja. Aku ingin cepat-cepat sampai rumah dan istirahat di kamar tersayangku.

Tatapanku tertuju kedepan gerbang dimana ada seorang lelaki yang sedang bersender dimobil sedan merahnya, 'sial kenapa lelaki itu terus mengganguku'batinku. Aku terus berjalan tanpa mempedulikan dia 'anggap aja dia gak ada'.
Tiba-tiba dia mencekal tanganku 'kenapa sih ni orang suka banget pegang-pegang tanganku',batinku.
Aku tarik tanganku secara kasar dan menatapnya tajam.

"Okey, aku tau kau sangat membenciku, tapi tidak bisakah kau tidak membenci ibumu sendiri? Ini salahku bukan dirinya, aku yang sudah merusak rumah tangga ibumu. Tapi apa aku salah kalau aku sangat mencintai ibumu, apa kau tidak bisa melihat kalau cintaku benar-benar tulus untuk ibumu." Jelasnya panajang lebar padaku. 'Cih, dia sok-sok an bilang tentang cinta' batinku merasa jijik sendiri.

Aku mengangkat kepalaku karna tinggiku hanya sebatas lehernya saja dan menatapnya tajam "omong kosong apa itu ? Jika kau memang mencintai ibuku kau tidak harus memilikinya bukan ? Selebih dia sudah mempunyai seorang SUAMI dan ANAK kau harus ingat bagaimana orang yang sangat menyayanginya terluka karna perbuatanmu. Aku tidak habis pikir kau muda, tampan, pintar, dan pasti kaya tapi kenapa dari jutaan bahkan milyaran wanita didunia ini kau malah memilih ibuku wanita tua yang sudah berkeluarga." Nafasku terengah-engah karna berbicara dengan nada lebih tinggi dari biasanya.

"Aku telah mengatakannya berulang kali, Aku Mencintainya."

"Berhenti mengucapkan kata itu brengsek! Aku benci pernyataan cintamu karna itu telah melukai perasaanku dan ayahku" Kesabaranku sudah habis kutampar saja wajah tampannya dan berjalan pergi meninggalkannya tanpa mempedulikan dia terus memanggil namaku.

*Ben pov

Aku berteriak memanggil namanya tapi dia sama sekali tidak menghentikan langkahnya.Okey, aku mengakui memang aku salah sudah mencintai wantia berumur yang sudah memiliki keluarga, tapi apa yang harus kuperbuat kalau aku benar-benar mencintainya dan ingin memilikinya seutuhnya.
Ya, aku mencintai Miranda ibu dari gadis yang baru saja menamparku yang hanya terpaut usia 3 tahun di bawahku. Katakan aku sudah gila karna mencintai wanita berumur yang selisih umurnya 15 tahun diatasku sampai aku rela merusak rumah tangganya demi bisa memilikinya. Mau bagaimana lagi namanya cinta tidak bisa diatur dimana dan pada siapa cinta itu akan berlabuh. Kalau sudah tentang perasaan sulit untuk dipikir secara logika. Aku tidak mungkin melepaskannya lagi, aku sudah berjuang sampai sejauh ini. Hanya satu harapanku semoga anak satu-satunya miranda mau menerimaku dengan tangan terbuka.

______________________________

Semoga aja ada yang berkenan membaca tulisanku yang ngalor ngidul gak jelas ceritanya kayak gimana....

Sorry for typo

Antara Cinta dan Dendam (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang