Aku sudah memberi tahu Jeehan dan Seungcheol bahwa aku bertemu dengan Wonwoo sepulangnya mereka dari pusat kota.
Bukan aku yang senang. Mereka berdua lah.
Hari ini, sepertinya semua orang pergi lagi tanpa mengajakku. Sedari tadi tidak kudapati siapapun di rumah pagi itu.
Namun, dugaanku hanya sampai aku menghirup aroma makanan yang datang dari dapur, baru aku sadar bahwa ternyata setidaknya seseorang di rumah. Aku segera menghampiri sumber aroma, dan mendapati Jeehan sedang memasak sesuatu.
Dari ruang makan, aku bertanya,
"Apa yang kau buat?"
"Kimchi-jjigae. Seungcheol sangat ingin memakannya hari ini,"
Belum sempat aku bertanya kemana Seungcheol pergi, tiba-tiba suara ceria seseorang menggema dari belakangku.
"Hmmmm bau enak apa ini?"
Aku menoleh.
Seseorang itu tersenyum kepadaku.
"Mingyu?"
Bisikku lirih.
Dia mengangguk, lalu mengelus kepalaku. Aku menatapnya bingung. Kenapa dia ada di sini?
Mendengar suara itu, Jeehan yang masih fokus mengaduk supnya, bertanya dari dapur.
"Siapa itu?"
"Ini aku, noona!"
"Oh, Mingyu? Sejak kapan kau datang kesini?"
"Aku baru saja tiba! Kau tahu aku kesini untuk menemuimu, kan, noona? Barang-barang Ibu..."
"Oh iya, aku baru ingat. Tapi barang-barang yang ibumu pesan sangat banyak, bagaimana kau akan membawanya? Kau kesini naik apa?"
"Mobil! Aku sudah punya surat izin mengemudi!"
"Oh ya? Baiklah kalau begitu. Tunggulah dulu, akan aku selesaikan sup ini."
Mingyu mengangguk mengerti. Aku sedari tadi menatapnya, dan kali ini dia juga melihatku. Dia tersenyum lagi, lalu perlahan duduk di hadapanku. Tiba-tiba, dia berkata,
"Lama tak bertemu, ya? Kau sudah banyak berubah."
"Oh ya?"
Balasku ketus.
"Halah, tidak juga. Kau tetap galak."
"Terserah."
Suara keramaian kali ini terdengar lagi. Aku yang penasaran kenapa hari ini rumah senyap ini tiba-tiba begitu ramai, menoleh lagi untuk tahu siapa yang datang kali ini. Yang tak lain tak bukan berasal dari Seungcheol.
Tapi, aku mendapati sesuatu yang tidak asing pula bersamaan dengan itu. Di belakang Seungcheol, berjalan Wonwoo mengikutinya.
"Aku bertemu dia saat mau masuk pintu depan tadi. Dia bilang, dia datang bersama Mingyu. Mana dia?"
Tanya Seungcheol padaku.
Aku menaikkan kedua pundakku. Menggeleng tidak tahu. Padahal, jelas-jelas Mingyu duduk di hadapanku saat ini.
Mingyu yang menyadari suara itu, menoleh ke arah Seungcheol.
"Oh, disitu kau rupanya, Mingyu!"
Wonwoo berjalan mendekat dan duduk di samping Mingyu, sedangkan Seungcheol pergi entah kemana, yang ujung-ujungnya malah menghampiri Jeehan karena tidak sabar ingin mencicipi sup keinginannya itu.
Wonwoo tersenyum simpul padaku.
Aneh, setelah sudah bertemu dengannya kemarin... aku merasa senang saat dia melakukan itu padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
precious encounter.
FanfictionWritten in Bahasa Indonesia. Reader's point of view. Time setting based on your imagination! But make sure to set the time in your mind before technologies took over the modern times. * = end of a chapter *** = end of the scenario