Duka adalah suatu awal dari kebahagiaan.
...
"Kamu tidak pantas melanjutkan sekolah, dasar gadis miskin!"
"Kamu harusnya bercermin. Sadar atas derajatmu yang sangat rendah."
Ify tidak peduli dengan semua perkataan yang merendahkan dirinya.
Memangnya siapa mereka?
Berani sekali mengucapkan sedemikian hal tentang dirinya.Ia memang berasal dari keluarga kurang berkecukupan. Tapi, bukan berarti mereka harus mempersalahkan masalah itu.
Hari ini seharusnya menjadi hari yang berkesan untuknya. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari dimana ia mendapatkan surat undangan beasiswa dari SMA Cendikiawan.
SMA Cendikiawan merupakan sekolah terfavorit di Bandung, yang dapat sekolah disana hanyalah kalangan atas dan memiliki bakat tertentu. Maka dari itu, banyak sekali yang iri padanya.
Ia pulang dengan berjalan kaki sendirian hari ini. Biasanya dia selalu dipaksa ikut pulang bersama oleh sahabatnya, Silvya. Tetapi, hari ini, Silvya harus pulang cepat.
BRUKK
Kepala Ify, yang tertunduk kini menatap ke arah jalanan. Suara besi yang beradu dengan tulang sangat menyayat telinga siapapun yang mendengarkannya. Termasuk dirinya.
25 meter di depannya. Terjadi kecelakaan, antara sebuah mobil dengan pengendara sepeda motor. Sepeda motor yang ditumpangi sepasang suami istri itu terpental sedangkan mobil hitam itu, menabrak pohon. Keadaan jalanan disini sangat sepi. Sehingga tidak ada orang yang mengetahui kecelakaan itu.
Entah kenapa. Perasaannya tiba-tiba tidak enak. Mata Ify menajam untuk melihat siapa korban dari kecelakaan tersebut.
Tubuhnya, kaku seketika.
"IBUU!! AYAAHH!!"
Dia berlari dengan cepat menuju lokasi kejadian tersebut. Saat tahu bahwa Orangtuanya yang menjadi korban kecelakaan tersebut.
Airmata bercucuran di wajahnya. Dia pun, terduduk. Saat semakin yakin bahwa itu benar mereka.
Tubuh mereka tidak berdaya dan seperti tidak menghembuskan nafas lagi.
Ify segera mengecek denyut nadi orangtuanya. Namun, tak ada denyut nadi, meski hanya satu kali. Mereka meninggal di tempat. Meninggalkan dirinya.
"Ayaahh! Ibuu! Jangan tinggalin Ify!"Teriaknya dengan penuh kepahitan.
Tangisan Ify pun pecah seketika. Mengeluarkan duka yang sangat mendalam.
Kehilangan dua orang yang sangat dicintainya dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Di depan matanya.
Hari yang seharusnya mengesankan baginya, kini berganti menjadi kesedihan yang tidak ada batasnya.
Hujanpun ikut dalam menutupi dukanya.
Seorang pria paruh baya, menatap Ify, dengan pandangan menyesal.
....
Sedan hitam melaju dengan sangat cepat. Mengingat jalanan di sekitar memang sepi.
"Beritahukan pada mereka, bahwa mereka harus menemui saya malam ini."
"Baik."
Tut
"Lihat saja kalau mereka sampai membuat masalah lagi."
Pria paruh baya itu, semakin mempercepat laju mobilnya. Ia geram dengan cucu-cucunya yang berulah lagi, yang mengharuskannya meninggalkan rapat pentingnya.
Di lain arah, sepasang suami-istri menaiki motor bebek mereka, sambil berbincang ringan. Tanpa, mengetahui bahwa sebentar lagi maut akan menjemput.
Saat di sebuah tikungan, tabrakan antara mereka pun tidak bisa dihindari. Mengakibatkan pengendara sepeda motor terpental beberapa meter. Hingga menabrak pohon besar di pinggir jalan.
Sedangkan, seseorang dalam mobil hanya mendapatkan luka ringan, karena mobil tersebut memiliki pengaman otomatis yang akan aktif saat keadaan terdesak.
Pria itu, membuka pintu mobilnya dan berjalan dengan tertatih menuju pengendara sepeda motor yang terpental karenanya. Ia melihat ada seoranv gadis yang berlari dengan kecang menuju kearah korban itu. Gadis itu terlihat terkejut.
Pria itu segera mempercepat langkahnya. Ia tidak peduli dengan rasa sakit yang ia rasa tidak seberapa. Perasaan pria itu diliputi rasa gelisah dan cemas.
"Ayaahh! Ibuu! Jangan tinggalin Ify!"Teriakan itu, begitu menyayat hati pria paruh baya itu. Ia melihat kearah kedua korban di depannya, dapat diperkirakan bahwa keduanya adalah orangtua dari gadis tersebut dan mereka tidak bernyawa lagi, dan ini semua salahnya.
...
Hujan masih menguyur kota Bandung. Begitu juga dengan duka yang belum hilang dalam hati gadis malang yang telah belum lama ditinggal oleh orangtuanya. Meski kini, tidak ada air mata yang menetes. Namun, siapa yang tidak menyadari duka yang terpancar dari gerak-geriknya.
Pemakaman umum, sudah sepi. Hanya tersisa Ify dan Pria paruh baya yang berdiri menatap punggung Ify, yang terlihat sangat rapuh.
"Nak, mungkin kata maaf tidak bisa merubah takdir pahit yang menimpamu. Ini semua salah saya, kamu boleh membenci saya, bahkan kalau perlu membunuh saya, saya terima. "suara lirih terdengar samar, karena tertutupi oleh suara hujan. Namun, Ify dapat menangkapnya dengan sangat jelas.
"Bapak tidak salah. Ini sudah direncanakan oleh Tuhan."Ya, benar ini adalah takdir yang sangat berat baginya. Meski begitu, tidak ada yang perlu disalahkan disini.
"Tidak. Bagaimana pun saya ikut andil dalam kecelakaan ini. Biarkan saya bertanggungjawab atas kesalahan saya."
"..."
"Saya akan membawamu, untuk tinggal di rumah saya dan membiayai segala kebutuhanmu."
Ify berdiri,"Tidak perlu, Pak. Saya dapat mengurus urusan saya sendiri. Bapak, tidak perlu berlebihan."Ify menjawabnya dengan tulus. Ia harus mengikhlaskan kepergian kedua orangtuanya. Walaupun, sekarang ia hanyalah sebatang kara.
"Kalau begitu, setidaknya bolehkah saya tau nama kamu?"Pria itu, takjub dengan ketegaran gadis di depannya. Jarang sekali, ada gadis seperti ini, di zaman sekarang.
"Nama saya Ify,"Ify menjawabnya dengan cepat,"Nama Bapak sendiri?"
"Ah, iya saya lupa memperkenalkan diri saya," Pria itu terkekeh kecil,"Nama saya Dom Walker. Kamu bisa panggil saya kakek saja."
Ify sangat kaget saat mendengar nama pria di hadapannya."Hah?! Jadi...bapak-eh-maksudnya kakek... Pengusaha yang terkenal itu?"
Mr.Dom terkekeh geli."Iya."
Ify Berusaha menghilangkan ekspresi berlebihannya ketika mendengar jawaban singkat tersebut,"Kalau begitu, saya pamit pulang, Kek."Ia rasa, hari sudah semakin sore.
Dengan segera Mr.Dom menawarkan diri,"Biar saya antar."
"Tidak perlu, Kek. Maaf."Tolak Ify halus.
Ify berlalu. Mr.Dom masih memandangi punggung Ify. Lagi-lagi gadis itu membuatnya takjub. Andai saja dia memiliki cucu perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Presence
Teen FictionKehidupan seorang gadis bernama Riana Lifytasya semakin rumit setelah ia bertemu dengan Mr. Dom-orang yang tanpa sengaja membuatnya yatim piatu-. Empat pemuda dengan kepribadian yang berbeda-beda hadir di kehidupannya. Membuat hidupnya tidak tenang...