3

11 2 1
                                    

3. Treeeeeeng....
Suara bel tanda istirahat makan siang
Seketika murid pindahan itu jadi pusat perhatian
Hampir semua mengelilinginya
Beberapa pertanyaan dan salam hangat perkenalan
Entah apa yang difikirkan lelaki pendiam itu
Ia berjalan keluar kelas menuju ruangan tanpa atap digedung sekolah
Seperti biasa ia selalu memandangi luas lapangan rumput dan rumah minimalis yang berjejer
Melamun menempuh udara seakan bisikan hatinya tersapu angin

Riuh kelas bel pulang berdenting
Menyusuri koridor , melewati anak tangga mereka keluar gedung
Berjalan di pinggiran sungai jalan setapak
Sambil memasukan lengan kedalam saku
Diperempatan dekat rel kereta perempuan cantik terlihat kebingungan
Dengan sedikit keberanian lelaki suram ini menghampiri dan menyapa;

Apa kau murid pindahan dari sekolahku?
Iya , kau juga sekelas dengan ku, Jawab bunga
Apa yang kau lakukan disini?
Sepertinya Aku sedikit tersesat untuk pulang hehe (sembari tersenyum)
Dimana kau tinggal ? Bisa kah kita sambil berjalan ?
Baik (mereka melangkah), rumah nenekku dekat dengan stasiun...
Mungkin aku bisa membantumu, lewat sini
Apa kau tidak keberatan ?
Tidak, jalan ini menuju rumahku juga
Oh begitu, hey kita dari tadi berbincang tanpa saling mengenal , bisa kau beritahu namamu?
Mmmm namaku Adam putra
Nama yang bagus , ah ini aku sudah ingat jalan ini
Baguslah, mau ku antar sampai rumah?
Tidak apa sampai sini saja
Baik, kalau begitu saya harus pulang
Hati-hati, sampai bertemu besok dan terimakasih adam !
Sama-sama bu..... (sedikit lupa namanya)
Panggil saja aku bunga
Aaah baik , sampai jumpa besok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang