Untitled Love

♣ Part 12 ♣

Tere dil main meri saanson ko panaah mil jaaye. Tere ishq main meri jaan, fanaa ho jaaye

(Nafasku akan menemukan perlindungan di hatimu. Aku ingin musnah dan kemudian tenggelam dalam cintamu)

Kajol (Fanaa - 2006)

•°•°•

[Jangan lupa Vote sehabis baca]

-------------------------------------------------------------

Meera's POV

"Ya, Meera. Ini tentang Raj. Raj-lah yang mengirimkan barang-barang itu,"

Kalimat Harshdeep ibarat petir di siang bolong. Baik aku maupun ketiga remaja di dekatku sangat shock mendengarnya.

"Bagaimana bisa Raj bhaiya melakukan ini?" Tanya Ishoo.

"Memang kau pikir aku tahu jalan pikirannya? Dia bahkan hanya meninggalkan sepucuk surat bersama barang-barang ini,"

"Apa isi suratnya?" Tanya Ishoo lagi. Veera mencengkeram erat ujung kaos Veer yang hanya dibalas usapan lembut dari Veer.

"Mereka tidak boleh kembali ke rumah sampai batas waktu yang tidak ditentukan,"

"Bagaimana bisa Bhaiya berbuat seperti itu?" Desis Veer.

"But, why?" Tanyaku.

"Mungkin karena malam itu?" Kalimat Harshdeep merujuk pada perkelahian Raj dengan Veer minggu lalu.

"Aku ingin menjemput adik-adikku"

"Bukankah sudah kubilang agar menjaga bicaramu, Meera? Masalah Raj masih banyak dan kalimat sarkasmu hanya semakin memperkeruh keadaan," kata Harshdeep.

Ya, aku baru ingat. Harshdeep memang sudah mengingatkanku saat dia menemukanku terluka di dekat meja kasir. Namun karena emosi, aku justru menyakiti Raj dan membuat kedua adiknya diusir.

"Telepon Amma, Veera," suruh Veer.

"Telepon saja. Aku jamin Raj sudah mengatakan hal lain," tantang Harshdeep yang membuat Veera ragu.

"Aku bilang telepon Amma," Veer menolak untuk dibantah. Veera mengangguk dan tak butuh waktu lama panggilan tersambung. Veer menyuruh untuk menyalakan loudspeaker-nya.

"Halo, Amma?"

"Veera, kesayangan Amma. Tum kaise ho?" Suara Amma-nya terdengar antusias.