Vote dulu kuy biar g lupa
***
Aku terbangun pagi ini. Bukan karena sinar matahari atau suara gaduh, tetapi entah kenapa aku hanya terbangun. Kuraba tempat disebelahku dan tidak mendapati siapapun disana. Calum kemana? segera kumelirik jam yang terpapang di mejaku. 6.30. Tetapi suasana masih gelap disini. Ya, karena jendela belum dibuka, aku kira tadi masih malam.
Calum, apa dia pergi hari ini? Ah, aku jadi teringat tadi malam. Andai saja tidak ada tragedi kelupaan Reuben, pasti... Ah sudahlah Nediva hilangkan semua pikiran kotormu itu. Segera aku membuka jendela agar sinar memasuki kamarku. Kurapikan tempat tidur. Kulipat selimut super berat yang Calum pakai tadi malam -_-
Segera aku turun kebawah untuk memasak sarapan buatku dan Reuben. Cling Cling. Suara apa itu? seperti suara dua belah pisau yang saling mengasah. Kulihat siluet pria dibalik jendela dapur menggenggam dan mengasah dua belah pisau daging. Ya Tuhan! Apakah ini akhir hidupku? terbunuh di tangan pencuri? Ya Tuhan tolonglah saya ya Tuhan atau barangkali selamatkan Reuben, mana tidak ada Calum lagi di rumah.
Dengan sekuat tenaga aku memasuki dapur dan.......
"GO AWAY OR I'LL CALL THE POLICE!" teriaku sambil mendobrak pintu dapur.
"WOH WOAAHH!!! ADUUUHH" teriaknya. Lah apaan belum diapa apain sudah aduh.
Kudapati Calum sedang memegang kakinya disana
"Aduh aduh, Div ngapain teriak sih? aku kaget jadinya. Untung talenan yang jatuh, kalau pisaunya yang jatuh gimana? sudah habis jari jariku ini" katanya. Ternyata siluet pria tersebut adalah Calum. Ternyata ia kejatuhan talenan.
"Yaampun Cal kamu sih lebay sekali, motong bayam saja pakai pisau daging. Diasah dulu lagi." sewotku.
"ya biar cepet ini motongnya" Elak Calum sambil masih sibuk memungut beberapa bayam yang sempat jatuh.
"Loh Cal, kok dibalikin lagi? kan sudah jatuh, buang gih" kataku karena ya, dia hendak memotong kembali bayam bayam yang telah jatuh.
"Elah gampang, tinggal ditiup aja, huuuufftt" kata Calum dan sekarang ia mulai meniup niupi bayam tersebut dan hendak menggabungkannya pada bayam bayam yang masih bersih.
"eeeiittss.... buang buang" sontak aku menahan tangannya dan membuang bayamnya. Ia hanya melanjutkan pekerjaannya. Karena haus aku berjalan ke arah dispenser dan mengambil segelas air putih untuk diminum. Ya iyalah.
"Cal, aku kira kamu sudah pergi tadi" kataku memulai pembicaraan
"Day off, kamu tidak usah masak ya hari ini, biar aku saja" katanya dengan pandangan mengarah keaku disertai senyuman yang manis.
Aku hanya mengangguk. Tumben so sweet seperti ini. Lumayan laah bisa santai sedikit.
Karena kepo aku memperhatikan ia yang sedang memotong bayam. Tidak, tidak memotong tetapi lebih kelihatan seperti...
"Cal, itu dipotong Cal bukan diiris, kamu kira kue?" kataku karena ya dia mengiris bayamnya.
"Iya diiris aja biar potongannya rapi" elak Calum
"Sini aku contohin, ini potongannya juga terlalu besar" kataku lalu dengan sigap mengambil pisau dan memotongnya dengan cepat dan tepat. tek tek tek tek.
"Yee kan kamu sudah pro" katanya lalu meraih kembali pisaunya. "Kan sudah aku bilang biar aku saja, hari ini kamu santai" Katanya sambil tersenyum manis dan mulai memotong bayamnya. Ya kali ini memotong namun dengan tempo yang sangat lamban.
Aku hanya memperhatikannya. Memastikan tidak ada langkah salah yang diambilnya.
"Div" katanya
"Kalau masak tidak boleh sambil ngobrol" kataku
KAMU SEDANG MEMBACA
Hollywood Cth
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya sudah lama menjalin hubungan eh ternyata cuma publicity stunt Disini kalian tidak bisa membedakan Drama atau Nyata