Episode 1

7.2K 171 14
                                    

Vino pov

Hai aku vino, anak dari pengusaha sukses yang cukup terkenal di jakarta. Perusahaan ayah ku itu memiliki cabang dimana-mana. Aku sendiri sejak kelas 2 Smp tinggal bersama kakek-nenek di jogja karna orang tua ku tidak tega kepada ku yang sering sendiri di rumah karna mereka sibuk keluar kota bahkan keluar negeri untuk mengurus bisnis ayah. Sekarang aku baru saja naik kelas dari jelas 10 ke kelas 11, tapi orang tua ku meminta untuk kembali bersekolah di jakarta. Mereka bilang sih ingin merawat sendiri anak tunggalnya itu. Selain itu mereka juga sudah tidak sesibuk dulu karna ayah sekarang hanya sebagai pemilik, jadi ada orang lain yang akan mengurus bisnis ayah itu. Orang tua ku bilang bahwa aku harus pindah karna ayah sudah menyelesaikan segala urusan ku untuk tinggal di jakarta. Dari sekolah, kebutuhan sekolah, bahkan kendaraan untuk berangkat ke sekolah. Sebenarnya aku tidak tega meninggalkan kakek-nenek ku di jogja, tapi ya demi orang tua ku. Lagi pula kakek-nenek tidak hanya berdua di jogja, masih ada anaknya yang lain beserta cucu-cucunya yang bisa menemani mereka.

***

Sekarang di sinilah aku, di sebuah kamar yang cukup besar di rumah yang cukup besar di sebuah komplek perumahan yang cukup mewah di bilangan Jakarta. Sudah seminggu aku di sini, dan benar saja orang tua ku menepati janji mereka, ayah dan ibu tidak lagi sibuk mengurusi bisnis. Hanya sesekali saja mereka pergi untuk memeriksa perusahaan, selebihnya mereka habiskan di rumah bersama anaknya ini.

Pagi ini aku sedang bersiap untuk hari pertama ku di sekolah baru, kata ayah sekolahnya tidak begitu high class tapi cukup berkelas untuk kalangan pengusaha seperti ayah. Setelah bersiap akupun turun dari kamar ku di lantai 2 menuju ruang makan dimana orang tua ku telah menunggu.

"Gimana vin? Mau ayah anter atau berangkat sendiri?" Tanya ayah ku.

"Aku berangkat sendiri aja yah, kan katanya ayah mau ada meeting pagi ini. Nanti ayah telat, lagian aku ga asing banget kali yah sama Jakarta walau udah lama ga tinggal di sini hehehe..."

"Ya sudah kalau gitu hati-hati di jalan,jangan ngebut ya. Terus cari banyak teman di sekolah biar kegiatan berat di sekolah jadi ga terasa karna banyak canda-tawa sama temen." Kata ibu yang sekarang berbicara pada ku.

"Dan juga pasti harus cari yang positif, jangan terbawa pergaulan tidak baik." Lanjut ayah ku.

"Iya pah mah aku ngerti kok. Yaudah aku berangkat dulu ya nanti telat." Sambil menyalami kedua orang tua ku.

"Iya nak hati-hati, ingat pesan mamah sama ayah tadi" ingatkan ayah ku.

"Iya pah, aku berangkat."

Aku pun langsung menuju ke garasi untuk mengeluarkan motor matic hitam ku, iya motor matic bukan mobil. Bukan karna orang tua ku tidak membelikan, tapi karna aku yang lebih memilih menggunakan motor dan berpenampilan sederhana saja. Karna aku pikir itu lebih nyaman buat ku di banding harus bergaya mewah ke sekolah, padahal hanya ke sekolah. Bukan karna tidak punya SIM juga aku tidak menggunakan mobil pemberian ayah, aku punya SIM mobil dan juga motor. Walau ayah ku memiliki uang untuk apa pun tetap saja aku memilih untuk mematuhi segala peraturan yang ada di manapun aku berada.

*vino pov end*

***

Kini vino sudah sampai di sekolah dan langsung memarkirkan motornya untuk segera masuk menemui kepala sekolah di sana.

"Gile, pantesan aja ayah nyuruh bawa mobil terus, ini parkiran penuh sama mobil doang." Batin vino karna parkiran mobil sangat ramai, berbanding terbalik dengan parkiran motornya.

Ia pun langsung berjalan melalui gerbang sekolah (jadi gedung sekolah sama parkiran misah ceritanya). Ia menyusuri koridor sekolahnya, tengok kanan-kiri mencoba mencari ruangan kepala sekolahnya. Ya Maklum saja, ini pertama kalinya vino menginjakkan kaki di sekolah ini. Tapi bukanlah ruang kepala sekolah yang iya temukan, melainkan hanya jalan buntu yang hanya ada toilet di sana. Saat ia baru saja membalikan badannya tiba-tiba saja. Bughhh...
Ya, vino menabrak seseorang saat hendak memutar arahnya. Ia menabrak seorang perempuan, tapi ia belum bisa melihat wajahnya karna masih tertutup rambut perempuan itu.

Hanya KamuWhere stories live. Discover now