~01~

4.3K 259 15
                                    

Wajah Alfa, menurut bayangan roxy, kalian boleh bayangin sendiri wajah Alfa versi kalian,

Itu foto Burak Ozvicit, aktor turki.

--------------------------------------

Chapter 1

~Pet Shop~

"Ini gimana? Mamah rasa ini cocok buat kamu, dia ini dokter anak, anak temennya mama. Pinter, baik, sopan, suka sama anak kecil lagi. Gimana?"

Alfa memijat keningnya mendengar celotehan ibunya Larasati Ramiro. Sejak ia mengutarakan keinginannya untuk mencarikan ibu untuk Athar, ibunya lebih dari bersemangat untuk mencarikannya. Pagi sekali ibunya menelpon saat ia masih bergelung di ranjangnya dan menyuruhnya untuk datang ke rumah. Ia pikir sesuatu terjadi pada ibu atau ayahnya. Tapi, dengan polos ibunya menyodorkan lembaran-lembaran foto wanita dan dengan lancar memberi tahu biodata lengkap dari semua foto wanita itu. Ia tak habis pikir bagaimana ibunya bisa hafal semua itu hanya dalam waktu 4 hari setelah ia mengutarakan keinginananya untuk mencari istri dan ibu untuk Athar. Dan dari semua foto yang telah ia lihat, tak seorang pun yang membuatnya tertarik sedikitpun.

"Ma, Aku memang berniat mencari ibu untuk Athar, tapi ga secepat ini juga"

Ibunya menghela nafas dramatis. "Mama Cuma kelewat semangat. Karena akhirnya setelah 4 tahun kamu berniat mencari istri, umur kamu emang udah harusnya punya istri yang bisa ngurus kamu dan Athar"

"Aku tau ma, tapi ga usah buru-buru ya?"

Ibunya mengangguk lemah seolah tidak rela.

"Kalo gitu, aku pulang dulu. Aku udah janji sama Athar mau ngantar dia beli kucing"

"Kucing?"

Alfa mengangguk."Aku janji beliin dia hewan peliharaan menggantikan pinguin yang ga mungkin bisa aku beliin"

Larasati tertawa mendengarnya. Keinginan cucunya memang selalu membuatnya terhibur. Athar sangat pintar di usianya yang ke-5. Tapi, semua kecerdasan itu tidak membuat bocah itu kehilangan jati dirinya sebagai anak kecil. Keinginan yang sulit orang dewasa pahami masih di miliki Athar. Pernah suatu waktu karena melihat tayangan di TV tentang bunga bangkai langka, Athar memaksa ayahnya untuk menanamnya di halaman rumah mereka, yang langsung membuat Alfa kaget dan bingung mencari alasan untuk menolak permintaan Athar. Ketertarikan Athar selalu pada hal-hal yang berbeda dengan anak pada umumnya.

"Kalo gitu aku pulang ma, Assalamualaikum" Alfa mencium tangan dan kedua pipi ibunya sebelum pergi. Kebiasaan yang tak akan pernah di lupakan oleh Alfa dan kedua adiknya.

"Hati-hati!"

Alfa mengangguk lalu berjalan menuju mobilnya. Sudah lebih dari 7 tahun ia memilih tinggal di rumahnya sendiri, begitupun dengan kedua adiknya. Bukan karena mereka tidak ingin tinggal bersama orang tua. Tapi, bagaimana pun mereka sekarang orang dewasa, dan kehidupan dewasanya terkadang tidak sejalan dengan pikiran orang tua.

Berbeda dengan kedua adiknya yang lebih memilih tinggal di apartemen, ia memilih rumah keluarga yang nyaman untuk Athar. Rumahnya memang tidak terbilang mewah, hanya rumah minimalis dengan 2 lantai, halaman yang cukup luas tempat Athar bermain bola atau sepeda, juga kolam renang yang tidak terlalu besar. Semua fasilitas rumahnya ada untuk membuat nyaman Athar. Sebenarnya ia bisa saja membeli rumah yang 2 kali lebih dari rumahnya yang sekarang, ia sama sekali tak kekurangan uang sedikitpun. Tapi rumah besar dengan hanya mereka berdua terasa berlebihan untuknya.

"Daddy...!!" teriakan Athar menyambut kepulangannya saat ia turun dari mobil.

Athar berlari kearahnya yang langsung Alfa tangkap dengan kedua tangannya, menganggkat tubuh kecil itu kepangkuannya.

Sleeping FattyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang