Jihoon pov
Aku membuka mata ku pelan.
Aku merasakan kalau sekujur tubuhku nyeri.
Aku melirik tangan kanan ku yang diberi gips dan diperban.
Aku menoleh melihat jam digital yang terpasang rapi diatas meja sebelah tempat tidur ku.
09.00 PM
Bau rumah sakit, gumam ku
"Hyung" aku masih merasakan sakit di tubuhku karena kecelakaan tadi.
Aku tidak ingat dengan jelas karena saat itu aku sedang memainkan ponsel ku dan tiba-tiba taksi yang ku tumpangi ditabrak oleh sebuah mobil.
Saat aku sadar, tangan kanan dan kaki ku sudah diperban dan aku merasakan sakit pada badan ku.
"Hmm" hyung ku hanya berdehem.
"Aku haus" ucapku
"Kau kan punya tangan" kata nya masih menutup mata
"Sedang patah" jawabku singkat.
Banyak orang yang bilang, aku mirip dengan hyungku. Tidak hanya dari wajah, tetapi juga sifat dan sikap.
Banyak yang memberi cap kalo kami adalah laki-laki yang dingin.
Tidak jarang ibu kami merutuki tingkah kami yang tidak pernah ramah pada tetangga, anti sosial, dan sebagainya.
Aku dan hyung ku mungkin hanya malas dengan gadis-gadis yang memberikan pujian berlebihan pada kami. Mereka terlalu drama.
"Apa kau hanya punya satu tangan?" Tanya nya malas, kali ini hyung ku sudah membuka mata sipitnya, mata yang sama dengan mataku.
Aku mengangkat lengan kiri ku yang masih di infus.
Ia mengambilkan air minum dan memberikan padaku.
Setelah aku selesai, ia menaruh nya kembali di meja.
"Kembali tidur" ucapku, tanpa disuruh pun ia akan kembali duduk dan tertidur.
Aku masih merasakan sakit dikepalaku. Pusing.
Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam ruang inap ku.
"Jihoon!" Kata nya sambil menatapku dengan tatapan tidak percaya dan khawatir.
Aku hanya mendongakan kepala melihat siapa yang datang.
'Ah, dia lagi' batinku.
Terkadang aku malas dengan mulut wanita ini yang tidak berhenti mengoceh mengucapkan hal-hal yang tidak penting.
Lagi sehat saja aku menghindarinya, apa lagi saat sedang sakit sekarang? Aku ingin menghindari tetapi aku justru terbaring lemah.
Bisa bayangkan penderitaan ku?
"Kenapa bisa begini? Apa yang terjadi padamu? Apa kau baik-baik saja? Bagian mana yang sakit? Ya Tuhan aku tidak per-" belum selesai dia melanjugkan omelan nya, hyung ku terbangun.
"Hey! (Y/n) kau ini berisik sekali" hyungku, Yoongi, adalah orang yang cinta tidur, dan tidak akan sudi kalau tidur nya diganggu orang lain.
"Aahh, maaf Yoongi oppa, aku hanya khawatir pada-" hyungku kembali memotongnya
"Kau pikir aku bodoh, aku tahu. Tapi jangan berisik" kata hyung ku dengan nada dinaikan satu oktaf.
"Ma-" belum selesai dia meminta maaf, aku langsung memotongnya
"Pulanglah, aku ingin istirahat" ucapku
Wanita dihadapan ku hanya terdiam.
Aku benar-benar tidak ingin diganggu sekarang. Kepalaku masih pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just "Best" Friend
Ficção AdolescenteJihoon x You Saat laki-laki dingin itu patah tangan