"Bayu itu sejak masih 3 tahun aja udah pinter ngomong, udah sering nyanyi, semua lagu yang muncul di iklan selalu diikuti sama dia. Dan setiap 17an, dia selalu lari ke panggung dan minta ikut lomba nyanyi, padahal belum daftar. Anak Bunda yang satu itu beda banget sama masnya yang pendiam, waktu kecil sering Bunda marahin karena suka lari-larian dan nggak bisa diam. Kerjaannya main terus sampai tiap hari bisa ganti baju lima kali. Tapi Bunda kemudian dikasihtau temen-temennya kalau Bayu itu anaknya suka menolong, kalau main gak pernah curang. Makanya temennya seneng main sama dia. Anak Bunda yang kalau dimintain tolong nggak pernah bilang nggak, Bunda kangen..." -Bunda.
"Anak Ayah dua-duanya membanggakan, meski awalnya Ayah suka marahin Bayu karena kuliahnya ogah-ogahan, IP nggak pernah setinggi kakaknya, tapi kemudian Bayu bikin Ayah bangga dengan terus-menerus mendapat predikat staff terbaik atau koordinator terbaik di setiap acara yang dia pegang. Ayah kemudian tau kalau Bayu lebih suka belajar dari praktek, jadi Ayah membiarkan dia lulus sedikit terlambat asal dia bisa memahami ilmunya semaksimal mungkin. Anak Ayah yang satu itu memang pekerja keras, Ayah bangga." -Ayah.
"Meski berbeda jauh sifatnya sama gue, tapi gue nggak pernah berantem sama Bayu. Justru gue merasa kita bisa melenngkapi satu sama lain. Bayu selalu jadi orang pertama yang gue hubungi dan bisa membangkitkan semangat gue saat gue mulai putus asa. Bayu itu partner hidup terpenting setelah istri gue. Kita bahkan punya life plan sampai 10 tahun ke depan. Dan beberapa darinya udah kita capai. Tapi masih ada banyak yang belum kesentuh, Bay. Harusnya gak secepet ini lo pergi, baru kali ini ya prediksi lo meleset, dek." -Bagas Handika Aryaloka
"Sejak pertama ketemu Bayu di kampus, gue udah feeling, ini orang pasti ganggu banget. Terus dibuktikan dengan cara dia ngenalin diri ke gue. Berisik. Sok kenal. Tapi anehnya gue iyain aja. Gak nyangka seiring waktu berjalan gue jadi cocok sama Bayu. Gue semakin bisa menghadapi keanehan dia dan dia semakin bisa menghadapi sikap dingin gue yang acap kali muncul tiba-tiba. Cuma dia yang bisa ngerti sifat gue satu itu. Cuma dia yang gak pernah bales mukul setiap gue mukul dia karena emosi. Cuma Bayu yang bisa maklumin gue selain keluarga gue. Cuma Bayu." -Kenzo Adam Fabian
"Meski Bayu itu terkadang bisa bikin aku tertekan karena sifatnya yang cenderung protektif, tapi aku ngerti kalau dia itu hanya takut ada hal buruk terjadi pada aku. Aku ngerti dia hanya mau aku aman, dan dia begitu karena dia sayang aku. Mungkin ini terlambat, tapi aku mau minta maaf karena dulu sering menuduh dia posesif dan punya anger issue. Itu semua salah, aku paham sekarang. Mendengar cerita bahwa dia selalu melindungi Bunda, aku paham kalau memang begitu cara dia menunjukkan rasa sayangnya. Sayang aku tau itu terlambat, aku udah terlanjur bikin dia kecewa karena tuduhanku dulu. Maafin aku Bayu. Aku kangen kamu. Aku mau kamu lindungi lagi dan kali ini aku gak akan protes. Maaf..." -Syira Kezya Fabian
"Jujur, dulu gue benci banget sama Bayu karena dia terus-terusan bikin Syira nangis dengan tingkah overprotektif nya itu. Dulu gue bersyukur banget waktu Syira dan Bayu sempet putus, meski itu gara-gara gue, gue gak merasa bersalah, malah merasa berhasil. Tapi seiring berjalannya waktu, gue semakin bisa mempelajari sifat Bayu walau hanya dari curhatan Syira. Bayu orang yang baik. Baik banget. Saking baiknya gue sampai ngerasa gue kok brengsek banget jadi orang. Emang sih orangnya keras kepala banget, tapi seringkali dia keras kepala atas keputusan yang benar. Gue sayang sama Syira. Dan kalaupun gue harus ngelepasin Syira buat cowok lain, gue rasa gue cuma bisa ikhlas sepenuhnya kalau cowok itu Bayu. Gue percaya kalau dia bisa jagain sahabat gue itu. Tapi sekarang, harus cari dimana cowok kayak Bayu untuk Syira? Kenapa lo pergi sih, Bay? Kenapa bikin Syira nangis lagi? Kenapa lo nggak denger gue? Gue bahkan belum minta maaf sama lo atas semua kesalahan gue ke lo." -Jauzan Ganindra Ilmam
"Bayu, pertama kali ketemu dia itu di tempat les. Instead of feeling annoyed, gue malah kagum sama dia. Dia emang berisik, tapi entah kenapa topik yang dia obrolin selalu menarik dan bikin orang-orang terhanyut sama obrolannya. Bayu yang waktu itu masih kelas 11 dan ikut les cuma untuk nurutin mau Ayahnya, Bayu yang bajunya gak pernah rapih, bahkan tiap nyampe tempat les cuma pakai kaos dan celana SMA nya, Bayu yang selalu iseng melambaikan tangan ke arah kelas 12 yang lagi serius belajar buat persiapan ujian. Dia gak berubah sampai terakhir gue ketemu dia waktu wisuda adik gue, dia datang karena Syira juga wisuda. Gue gak nyangka itu jadi pertemuan yang terakhir kalinya." -Mahesa Mahardhika
KAMU SEDANG MEMBACA
Around Her
RomanceAs there are too many things revolving around her, they gotta choose between two. Her options are to stay or to move. And his options are to hold on or to let go. --- Please acknowledge that the last chapters are on private mode, make sure to follo...