"Jinki-ssi, sudah berapa lama kita berkencan? Apakah sudah sebaiknya kita melanjutkan ke jenjang yang lebih serius?" tanya seorang yeoja yang duduk disebelah namja yang bernama Lee Jinki itu. Mereka sedang menikmati indahnya pemandangan danau sore itu.
"Mengapa harus terburu-buru, Heeyoung-ah?" tanya Jinki balik bertanya, menatap yeoja yang bernama Kim Heeyoung disebelahnya dan mengerutkan kedua alisnya.
"Aku hanya takut kehilanganmu," jawab Heeyoung singkat sambil tetap menatap riakan air danau didepan matanya.
ㅇㅇㅇ
Heeyoung tengah terduduk sambil membaca sebuah buku tebal diperpustakaan kampusnya. Dia tampak serius mencerna setiap kata yang dia baca. Beberapa detik kemudian duduklah seorang namja didepan Heeyoung dengan setumpuk buku tebal dihadapannya.
"Kibum-ah, kau akan mengikuti lomba essay lagi?" tanya Heeyoung sambil berbisik.
"Huh? Anni. Aku sedang mengerjakan sesuatu untuk pergi ke luar negeri," jawab namja yang bernama Kim Kibum itu seraya membalik beberapa halaman salah satu buku tebalnya dengan cepat.
"Ke luar negeri? Jinjja?" tanya Heeyoung dengan mata terbelalak.
"Kenapa kau begitu kaget? Aku dengar pacarmu juga terdaftar. Apakah dia tak memberitahumu?" Kibum balik bertanya.
"Huh? Jinki-ssi?" tanya Heeyoung dengan penuh tanda tanya.
"Sebaiknya kau harus mengkonfirmasi dia secara langsung," kata Kibum yang kembali membolak-balikkan beberapa halaman buku tebal dihadapannya.
Tanpa basa-basi, Heeyoung langsung melesat meninggalkan Kibum. Yang Heeyoung pikirkan hanyalah mencari keberadaan kekasihnya. Heeyoung terus menelepon kekasihnya sambil terus mencarinya diseluruh sudut kampus.
"Eoh, Heeyoung-ah," kata suara namja diujung telepon sana.
"Kau dimana? Kita harus bertemu," tanya Heeyoung cepat.
"Tunggu, apa yang terjadi? Apakah ada sesuatu yang aku lewatkan?" Jinki balik bertanya.
"Kita akan membicarakannya nanti setelah kita bertemu, Lee Jinki-ssi," jawab Heeyoung sambil memijat pangkal hidungnya.
"Arraseo. Kita bertemu dicafé seperti biasa," kata Jinki.
Klik.
ㅇㅇㅇ
Suasana hening. Heeyoung melipat kedua tangannya didadanya. Memandang Jinki yang sedang terduduk dihadapannya. Sedangkan Jinki terlihat kebingungan dengan apa yang terjadi.
"Apakah tak ada hal yang akan kau ceritakan padaku, Lee Jinki-ssi?" tanya Heeyoung dengan nada kesal.
"Huh?" kata Jinki. "Apa yang kau bicarakan? Aku tak mengerti."
"Apakah kau akan pergi ke luar negeri?" tanya Heeyoung langsung tanpa basa basi.
"Bagaimana kau mengetahuinya?" Jinki balik bertanya.
"Bisakah langsung menjawab pertanyaanku tanpa balik bertanya?" Heeyoung memutar kedua bola matanya dengan kesal.
"Sebenarnya aku akan menceritakan hal ini ketika aku benar-benar akan pergi," jawab Jinki seraya memegang kedua tangan kekasihnya. Mengusap punggung tangannya dengan lembut.
"Aku benar-benar kecewa padamu, Lee Jinki-ssi," kata Heeyoung seraya melepaskan kedua tangannya dan pergi begitu saja.
ㅇㅇㅇ
4 bulan berlalu begitu saja. Semenjak kejadian dicafé itu, Heeyoung dan Jinki tidak berhubungan sama sekali. Heeyoung mencari kesibukan dengan bekerja paruh waktu. Sementara Jinki sibuk dengan aktifitasnya yang akan membawanya ke luar negeri. Ketika berpapasan dikampus, mereka seperti orang asing yang tak saling kenal satu sama lain. Hingga disuatu sore, Jinki datang ke salah satu kedai eskrim tempat Heeyoung bekerja paruh waktu.
"Annyeong haseyo, apa yang..." kata Heeyoung yang tak melanjutkan kata-kata ramahnya ketika dia mendapati seorang namja berdiri dihadapannya.
"Bolehkah aku menyewamu? Aku sudah berbicara dengan pemilik kedai ini," kata Jinki yang kemudian tersenyum manis.
"Huh?" kata Heeyoung yang masih terpana dengan kedatangan kekasihnya ini.
"Bergantilah. Aku akan menunggumu didepan," kata Jinki yang masih tersenyum memandangi kekasihnya.
ㅇㅇㅇ
Cukup lama mereka terdiam. Menikmati riakan air danau disore hari. Duduk berdua. Bersebelahan.
"Apa kabar?" tanya Jinki kemudian.
"Kemana saja kau?" Heeyoung balik bertanya.
"Aku pikir kau baik-baik saja. Kau bahkan semakin cantik," kata Jinki yang memandang kekasihnya dan mengaitkan rambut Heeyoung kebelakang telinga.
"Cih, kau selalu saja menggodaku," kata Heeyoung tersenyum kecut dan tak mengalihkan pandangannya.
Jinki hanya tertawa pelan. Kemudian Jinki meletakkan kepalanya dipangkuan Heeyoung. Membaringkan tubuhnya."Biarkan aku seperti ini. Aku merindukan saat-saat seperti ini," kata Jinki sambil memejamkan kedua matanya dan bibirnya tak berhenti tersenyum.
"Kudengar kau benar-benar akan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studimu," kata Heeyoung seraya mengelus pelan rambut Jinki.
"Eoh, kau benar," kata Jinki menikmati setiap perlakukan Heeyoung.
"Kau benar-benar tak memberitahuku," kata Heeyoung sambil menunduk menatap wajah kekasih yang sangat ia rindukan. "Apakah aku tak berarti lagi dimatamu?"
"Apa yang kau bicarakan?" Jinki balik bertanya.
"Kita sudah bertahun-tahun melewati hari bersama. Aku sudah sangat mengenalmu, begitu pula denganmu. Apakah hanya masalah kecil kemarin, aku sudah tak berarti lagi?" tanya Heeyoung yang terus mengelus rambut Jinki.
"Hahaha..kau begitu kekanakan sekali," kata Jinki.
"Aku hanya takut kehilanganmu," kata Heeyoung. "Kau tau, kau begitu baik kepada semua wanita. Aku takut mereka salah mengartikan kebaikanmu."
"Hahaha..lalu aku harus apa?" tanya Jinki geli.
"Menikahlah denganku," kata Heeyoung.
"Mwo?" kata Jinki terkejut. Seketika ia terbangun dari pangkuan Heeyoung.
"Waeyo? Kenapa kau begitu terkejut?" teriak Heeyoung.
"Heeyoung-ah, akan tiba saatnya aku akan melamarmu dan menikah denganmu. Tapi tidak sekarang," kata Jinki seraya memegang kedua pundak Heeyoung.
"Mau sampai kapan aku terus menunggu saat itu? Aku tak bisa terus melihatmu baik dengan wanita lain. Aku tak bisa," kata Heeyoung yang seketika airmatanya mengalir melewati kedua pipinya.
"Bersabarlah, chagi-ya. Ketika aku sudah menyelesaikan studiku dan bisa mencukupi kehidupan kita, aku akan melamarmu dan menikahimu," kata Jinki seraya memeluk Heeyoung dan menenangkannya.
"Jinjja?" tanya Heeyoung meyakinkan sambil terisak.
"Eoh, jinjja. Kau bisa memegang kata-kataku," kata Jinki yang kemudian mengecup puncak kepala Heeyoung lalu merangkul bahunya sambil menikmati pemandangan danau sore itu.
-tamat-
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersabarlah (FF Onew SHINee - oneshoot)
FanfictionKetika aku sudah menyelesaikan studiku dan bisa mencukupi kehidupan kita, aku akan melamarmu dan menikahimu