Risaa memukul mukul pundaknya sendiri yang rasanya sudah mau patah. Gimana enggak? Suruh ganti ban mobil sendirian udah gitu masih disuruh bersihin sampah di lapangan.
Risaa mah gitu
Baik
Sabar
"Kenapa dah lo?"
Risaa menengok ke arah tangga dan melihat ada kakak laki lakinya yanh sedang turun.
"Bang Alllllllllllll" panggil Risaa sambil berlari ke arah Al
Risaa memeluk erat Al tapi Al tidak.
Jomblo yang tak diinginkan.
Kasian
"ihhh apaan nih lepas lepas lepas alergi gue dipegang lo" ucap Al sambil melepas pelukan Risaa
"jahat lo bang" sahut Risaa sambil mengerucutkan bibirnya
"Ya lo aneh pulang pulang mukul mukulin badan sendiri abis itu deketin gue meluk meluk gue"
"ya kan gue capek bang. Lo tau gak?" tanya Risaa
Al menaikkan sebelah alisnya
"Gue dikerjain masa bang. Gue disuruh masang ban sama bersihin lapangan sekolah. Kan capek bang" adu Risaa dengan nada melebih lebihkan
"Mesti lo ngelakuin sesuatu kan?! Ngaku gak lo?! Gak mungkin mereka ngerjain lo"
Risaa membulatkan matanya kaget
"Kagakkk banggg"
"Risaa Cantika Bramantia adek gue yang paling cantik tapi somplak, gue itu tau lo dari jaman lo masih embrio. Lo gak bisa boongin gue"
"Ahh lo mah gak asik"
Risaa lalu meninggalkan Al sendirian di bawah karna dia langsung naik ke atas. Dia mau laporan ke kakaknya yang lain.
"Bang Andon gue masuk yaa" teriak Risaa di depan sebuah pintu
Risaa menekan knop pintu hingga pintu itu terbuka sempurna. Tak hanya ada Brandon di dalam, tapi ada Ali juga.
"kenapa?" tanya Brandon sambil melirik Risaa dari kasur
"Gue mau laporan" ucap Risaa
Brandon dan Ali yang tadinya tiduran di kasur langsung ambil posisi duduk dan menyisahkan temapat untuk Risaa.
"Siapa yang nakalin lo?" tanya Ali tepat sasaran
"Kakel. Gue disuruh masang ban sana bersihin lapangan masa. Capek badan gue" adu Risaa sambil berakting lemas
"Besok kasih liat gue mana orangnya biar gue labrak" suruh Ali sambil memeluk adiknya itu
"Siap gampang itu"
***
Risaa melangkahkan kakinya ke depan pintu masuk rumah saat mendengar suara bel berkali kali. Dikunyahnya dengan kasar keripik kentang dari genggaman tangan kirinya. Setelah mrngacak ngacak rambutnya sendiri, betapa terkejutnya ia saat membuka pintu rumah.
Orang yang tak ia inginkan datang
Orang yang dibencinya datang
"Nyari siapa ya?" tanya Risaa sambil berkecak pinggang
Adli menggaruk kepalanya pelan, "Lo pembantu disini?"
Risaa membelalakan matanya sempurna, "Enak banget ngomongnya! Belom pernah ditampol ya?!"
"Dih sewot udah ah minggir gue mau ketemu orang" usir Adli lalu menggeser tubuh Risaa sehingga ia dapat masuk ke dalam rumah
"Salah rumah lo! Gak ada temen lo yang tinggal disini!" teriak Risaa sambil membalikkan badannya
Namun sekeras apa teriakan Risaa, Adli tetap masuk ke dalam rumah seakan akan sudah hafal betul dengan seluk beluk rumah itu.
Risaa menjambak rambutnya sendiri karna sangat kesal dengan Adli. Dengan berat hati, ia berjalan menyusul Adli untuk mengusirnya.
"Gak sopan banget sih lo! Keluar gak?!"
"LO SIAPA SIH?! ngusir ngusir gue" tanya Adli sambil menghempaskam tangan Risaa yang tadi menyentuh tangannya
"Ehh Adli dateng"
Risaa membalikkan badannya dan melihat Ibunya yang tengah berjalan mendekati mereka.
"Hai tan" sapa Adli sopan lalu menyalimi tangan Yullita
"Hai juga Adli apa kabar?" tanya Yullita dengan suara ramah
"Baik kok tan. Oh ya dapet salam dari mama"
Risaa menatap aneh kedua orang di dekatnya ini, "Mama kenal orang ini?" tanya Risaa sambil menunjuk Adli
"Kenal dong dia anaknya temen mama. Ganteng ya?" ucap Yullita lalu merangkul Adli sambil terkekeh
"Dia siapa tan?" tanya Adli sambil menunjuk Risaa
"Menurut kamu siapa?" tanya Yullita balik
"Pembantu ya?" Yullita menggeleng sedangkan Risaa menahan amarah
"Tukang cuci baju?" Yullita tertawa lalu menggeleng
"Ohh tukang sedot wc tan?"
Yullita tertawa terbahak bahak mendengar perkataan Adli
"Dia anak tante" jawab Yullita akhirnya
"Gak ada mirip miripnya tan"
"Emang Li. Tante aja bingung kenapa bisa punya anak kaya preman gini"
Risaa bertepuk tangan sekeras mungkin lalu menampilkan smirknya
"Iyaa emang Risaa kaya preman. Risaa gak pantes jadi anak mama. Gak mirip. Mendingan mama adopsi mimi peri yang cantik dan mungil" saran Risaa lalu meninggalkan Adli dan Yullita berdua
"MENDING ADOPSI ADLI RIS!" teriak Yullita
Yullita kembali menatap Adli, "Ada apa kesini Li?"
"Mampir aja tan. Sekalian mau kenalan sama anak tante"
"Anak yang mana hayyo?" goda Yullita sambil menyolek dagu Adli
"Risaa juga boleh tan" jawab Adli sambil cengengesan
"MASIH GUE DENGERIN LO" teriak Risaa dari kamarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Dream Come True
Teen FictionIni tulisan anak baru lahir :"v baca ae dah. Kalo suka vote kalo ga suka ya udah diem ae :"v