1

3 0 0
                                    

Libur semester sudah dekat. Semua jajaran disibukkan dengan ujian akhir semester, remedi, dan lainnya. Jika sudah dekat liburan seperti ini, SMA ku mulai mengadakan rapat-rapat panitia. Ya, SMA ku mengadakan reuni rutin tiap tahunnya, yang dihadiri oleh seluruh alumni dari semua angkatan. Tahun lalu aku tidak terlibat dalam kepanitiaan, tapi aku membantu banyak saat hari H. Mungkin karena itu aku dilibatkan dalam kepanitiaan tahun ini.

"Kriing!! Kriing!!"
"Kriing!! Kriing!!"
Aku merogoh tas ku mencari sumber suara yang berasal dari ponsel ku itu, tidak tertera nama penelfonnya.
"Ya?" Aku terbiasa memulai percakapan ditelfon dengan kata ini.
"Uti?" Sapa dari seberang
"Iya. Maaf dengan siapa?"
"Ini Kak Rizki, ketua panitia reuni akbar tahun ini."
"Ah, iya! Kak Rizki. Ada apa, kak?"
"Tidak, aku hanya ingin mengingatkan rapat pertama kita sabtu ini ya, di sekolah saja"
"Baik kak, insyaallah aku hadir"
"Baiklah, jangan terlambat"
"Siap!"

Setelah kembali memasukkan ponsel kedalam tas, aku pun memutuskan untuk pulang karena ujian hari ini telah selesai. Sembari menunggu bis tujuan rumahku tiba, aku duduk di halte sambil membaca agenda harianku. Tak lama, aku merasa bangku panjang yg aku duduki sedikit berderit, aku menoleh dan mendapati seorang pria duduk disebelahku. Dia juga melihat kearahku.
"Reno?"
"Uti?"
"Iya! Ya ampun, udah lama ya ngga ketemu. Kuliah dimana sekarang?"
"Hahaha, iya sudah hampir 3 tahun ya. Aku tidak kuliah. Aku memutuskan untuk berbisnis saja"
"Bukannya kamu di Palembang? Bagaimana bisa ada di Pekanbaru?"
"Aku hanya ingin berkunjung ke rumah paman"
"Berapa lama kamu akan menetap di sini?"
"Mungkin 1 bulan lebih sedikit"
"Wah! Kebetulan sekali, nanti SMA kita akan mengadakan reuni akbar, kamu datang ya. Acaranya mungkin 2 atau 3 minggu lagi"
"Tapikan aku tidak lulus disana, aku pindah saat kelas 2"
"Tidak apa, datang saja"
"Baiklah"
"Ok, kalau begitu aku duluan, bis ku sudah tiba. Oh ya, berikan aku nomor ponsel mu, agar aku mudah menghubungimu"
Setelah Reno memberikan nomor ponselnya aku segera menaiki bis ku, dan sialnya aku tidak dapat tempat duduk siang ini. Baiklah aku harus berdiri sepanjang perjalanan.

If Tomorrow I'm Not MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang