11. Hilang

4.3K 369 46
                                    

• How Deep Is Your Love, Calvin Harris.

###

ENJOY!

SEBAGIAN anak pasti akan senang saat mendengar bel pulang sekolah berdering dengan kencang. Seperti Adena, saat mendengar bel pulang, gadis itu dengan cepat membereskan buku-bukunya. Setelah berpamitan pada Mika, Adena pun melangkah keluar dari Antariksa.

Oiya, sebenarnya, rutinitas Raffa yang akan antar-jemput sudah berlaku dari saat mereka jadian. Biasanya, Raffa rela bolos di menit-menit terakhir saat jam pelajaran terakhir hanya untuk menjemput Adena di kelas. Katanya, takut kalau kedeluan sama orang lain. Tapi, hari ini, Adena benar-benar tak melihat batang ujung Raffa yang biasanya sudah menunggu di depan pintu.

Adena pun menyenandungkan lagu milik The Script dengan tenang. Namun, lirik lagu yang dinyanyikan Adena lenyap begitu saja saat matanya menangkap sosok Vano dan ketiga temannya sedang berbincang beberapa langkah darinya. Gadis itu pun memegang tali tasnya erat-erat saat pandangan Vano terjatuh padanya.

"Adena, ya?" cowok itu maju beberapa langkah mendekati Adena. "Gue nggak tau kalo aksi Raffa yang belain lo di kantin itu akan berujung dengan lo yang jadi pacarnya dia."

Adena hanya bisa menelan salivanya mentah-mentah. Jantungnya mulai berdetak cepat menandakan betapa takutnya dia saat itu. "S-saya mau pulang, Kak."

"Tunggu dulu, dong," Vano merentangkan tangannya, menghalangi satu-satunya akses bagi Adena untuk lari. "Raffa kayaknya enggak pernah ngajarin lo gimana caranya buat sopan sama orang yang lagi bicara sama lo."

"Kak!" Adena menaikkan nada bicaranya satu oktaf saat tangan Vano dengan genit menyentuh permukaan kulit Adena.

Vano sekilas tertawa ringan. "Jangan kaku gitu kali. Emang sama Raffa lo juga suka gitu? Gue rasa, Raffa nggak suka sama cewek yang terlalu kaku kayak lo." balas Vano dengan begitu yakin. "Gue nggak bakalan apa-apain lo, kok. Takut nanti Raffa malah marah besar."

Adena hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Dia melirik keadaan sekitar dan satu kata yang ia dapatkan saat itu adalah kosong. Tangan Adena mulai berkeringat dingin saat sadar kalau ia sudah terjebak disini, dengan Vano selama hampir sepuluh menit.

"Gue cuma penasaran, bagian apa dari lo yang bisa bikin Raffa tertarik," ujar Vano, seringai jahat dilemparnya ke arah Adena, membuat ketakutan Adena semakin menjadi-jadi. "Setau gue, pacar lo yang satu itu nggak pernah deket sama satu cewek pun di Antariksa. Kira-kira, dia bakalan apa, ya, kalo tau gue sekarang lagi sama ceweknya?"

Tanpa hitungan menit, Adena langsung mundur beberapa langkah dan lari ke arah belakang. Namun, dengan cepat tangan Vano menarik tas Adena, menarik gadis itu mundur ke tempat semula atau bahkan lebih dekat. Kekuatan Adena memang tak sebanding dengan kekuatan Vano. Ingat, cewek?

"Lepasin gue, Kak!"

Vano tak peduli dengan ucapan Adena, karena saat itu, Vano langsung menampar pipi Adena, membuat suara gadis itu diam melainkan hanya tangisnya saja yang keluar. Vano lalu menarik dagu Adena dengan kasar. "Jangan ribut, Adena. Gue nggak suka kalo sampe ada orang yang liat lo disini. Gue masih belum mulai."

Adena tidak bisa lagi meronta atau bahkan lari. Karena di menit berikutnya, tangan Vano langsung menyeretnya masuk ke sebuah mobil yang terparkir sambil terus membekap mulutnya. Sebelum benar-benar dibawa ke dalam, Adena dapat melihat sosok gadis yang berdiri beberapa langkah jauh dari mereka. Adena sempat memberi isyarat pada gadis itu untuk menolongnya. Tapi, yang dilakukannya saat itu hanya diam di tempat dan tidak menolong Adena.

Lost And FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang