Fall

24K 1.4K 50
                                    

Sepi, sunyi, sendiri dan terasa dingin. Itu gambaran rumah besar ini, hanya sedikit cahaya yang masuk melalui celah pintu yang sedikit terbuka.

"Ab, kenapa duduk di tempat gelap? Ayo sudah saatnya..." suara pelan seorang wanita yang kini sudah menginjak usia enam puluh tahun itu berjalan mendekati dinding dan meraba mencari saklar lampu.

"Bagiku sama saja Samantha..." sahutnya dingin tanpa bergerak dari tempat duduknya.

"Ab, kamu tidak bisa terus-" wanita itu menahan ucapannya saat satu-satunya manusia yang sedang dibujuknya itu tiba-tiba berdiri tegak.

"Potong semua pohon maple di rumah ini Samantha! Dan buang semua hal yang berhubungan dengan pohon maple!" wanita tua itu mendesah panjang. Bagaimana bisa pria yang diasuhnya sejak kecil itu berubah sangat drastis.

Abercio Alcander, putra sulung keluarga Alcander yang memiliki sifat ramah, murah senyum, dan lembut itu kini berubah seratus delapan puluh derajat menjadi orang yang berbeda. Dia menjadi orang yang berbeda sejak tragedi beberapa bulan yang lalu, yang membuat semua keluarganya terenggut darinya. Dia yang terbiasa sebagai sandaran dan andalan banyak orang kini harus bergantung pada orang lain. Tragedi mengenaskan itu menyebabkan penglihatannya terenggut darinya, dan tragedi itu disebabkan hanya karena truk pengangkut pohon maple untuk acara carnaval tahunan yang kelebihan muatan itu tergelincir dan menimpa mobil keluarga Alcander yang sedang berlibur.

Nasib manusia memang tidak ada yang tahu. Wanita bernama Samantha itu mendesah panjang.

"Semoga Tuhan membuka hatinya..." Samantha geleng kepala.

"Aku mendengarmu Samantha, dan aku katakan padamu. Tuhan tidak akan mendengar do'a mu itu!"

"Apa kamu mau bertaruh dengan wanita tua ini?" tantang Samantha.

"Kita berdua tahu pasti siapa yang akan menang, dan tentu itu aku..." sahut Aber yakin dengan senyum mengejek tersungging di bibirnya.

"Baiklah, Oh ya. Aku juga harus memberitahumu sesuatu. Sore ini aku harus berangkat ke Milan..."

"Damn!" maki Aber tanpa suara.

"Apa kamu pikir aku akan merengek padamu dan akan kalah? Tidak!" tegas Aber, memberitahu pada Samantha pengasuhnya dari dia kecil.

"Ya, aku tahu. Aku-"

"Aku akan meminta Iori datang, dia pasti tidak akan menolaknya..." Samantha memutar matanya tanda tidak setuju dengan ucapan Aber.

Iori Fujiko, model international sekaligus tunangan Aber ini bukanlah gadis yang akan tahan mendengar rengekan Aber. Samantha yakin gadis itu akan mencari seribu alasan supaya dia bisa pergi dari rumah ini dan tidak mengurus Aber.

Samantha tidak pernah memberitahu Aber bagaimana kelakuan tunangannya sejak dia kehilangan penglihatannya. Wanita itu bertingkah seolah dia adalah korban dan wanita yang paling menderita atas tragedi yang menimpa keluarga Alcander.

"Aku juga sangat merindukannya..." Aber tersenyum dan Samantha hanya melambaikan tangan tanda menyerah. Dia tahu akan percuma bicara dengan Abercio Alcander jika pria itu sudah memutuskan sesuatu.

-

"Apa yang sedang kau lakukan?" seorang gadis cantik keluar dari kamarnya dengan gulungan handuk tinggi menggunung di atas kepalanya.

"Aku membutuhkan dana tambahan..." seorang gadis dengan kaca mata besar mendongak sepintas lalu kembali membaca koran ditangannya.

"Untuk apa?" tanya gadis dengan handuk di kepala itu sambil ikut duduk dan melihat koran yang terbentang lebar itu.

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang