Bloody Crown

456 11 3
                                    

Don't copy any scene. They're mine. I hate silent reader.

Justin tengah berjalan menyusuri lorong dirumah tua milik pamannya. Pemuda itu terlihat panik. Dia terus berjalan hingga sampai keujung lorong. Dia berhenti. Sebuah pintu kayu besar menghadang langkahnya.

Justin mengetuk pintu tersebut perlahan. Ia dihinggapi rasa takut yang mendalam. Dahinya basah oleh keringat dingin. Ia mengetuk pintu itu lagi.

"Masuklah," Suara itu berasal dari balik pintu.

Justin mendorong pintu tersebut dan seketika terdengar suara seperti kayu yang patah. Ia menoleh ke bawah dan melihat serpihan kayu berwarna kecoklatan.

"Maaf. Aku mendorongnya terlalu keras," Justin menarik dagunya kebawah. Menundukkan kepalanya walau sejenak.

"Tak apa, Justin. Pintu itu sudah berumur lebih dari 980 tahun. Sekarang duduklah. Aku ingin mengutarakan maksud ku menyuruhmu kesini,"

Justin menoleh kearah pamannya yang sedang duduk sambil meminum cairan berwarna merah digelas kristal besar.

"Apakah paman sakit sehingga membutuhkan kedatanganku?" Justin menoleh kesamping dan tepat saat itu pandangannya terkunci pada mata pamannya, Jeremy Bieber.

"Iya, Justin. Aku sedang sakit sekarang. Dan aku membutuhkan pertolonganmu. Hanya kau yang bisa menolongku,"

"Aku mengerti, paman,"

"Seperti yang kau tau, aku bukan makhluk biasa. Aku vampir, Justin. Aku hidup abadi," Jeremy menghentikan ucapannya sejenak. Justin menelan ludah.

"Namun, aku sudah tidak sanggup lagi hidup disini lebih lama. Tekanan batin yang disebabkan oleh bunuh dirinya bibimu, Pattie, membuatku tersiksa. Aku ingin kau membebaskanku dari kutukan ini,"

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, paman,"

"Aku ingin kau membunuhku, Justin. Aku ingin kau menancapkan benda tajam apa saja ke dadaku. Hingga jantungku berhenti berdetak,"

"Aku takkan bisa. Kau adalah pamanku,"

"Aku ingin kau menancapkan pisau ini didadaku. Setelah itu pisahkan kepalaku dari tubuhku. Kau paham?"

Justin mengangguk.

"Tapi aku harus menyalurkan energi ku kepadamu terlebih dahulu. Harus ada yang jadi vampir di keluarga Bieber, Justin. Aku memilihmu. Sekarang, berikan tanganmu,"

"Kumohon jangan, paman," Justin menutup matanya, ia ketakutan.

"Aku tau kau pemuda yang kuat, Justin. Ini akan terasa sakit," Jeremy menanamkan giginya di tangan Justin. Justin berteriak.

"Sekarang tancapkan pisau itu, Justin!"

Clap!

Bruk!

Justin menggelinjang kesakitan. Sedangkan pamannya telah terbaring mati.

Justin terdiam. Matanya tertutup. Tertutup hanya sesaat.

Sepasang mata merah telah menyala dikegelapan.

Justin telah menjadi penerus pamannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bloody CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang