12. Kembali

4K 326 42
                                    

• Nothing Like Us, Justin Bieber

###

ENJOY!

TAK ada yang dapat mengalahkan ketakutan Adena saat itu. Saat ini, di depannya, sudah berdiri seorang cowok dengan balutan seragam SMA yang tak pernah diduganya. Harapan Adena tentang Raffa yang akan datang menolongnya ternyata salah. Cowok yang berdiri depannya saat ini bukanlah Raffa, melainkan Dean.

"Raffanya nggak datang, ya, Adena?"

Berkat ucapan Vano itu, Dean harus rela menambah dosa karena tepat saat ucapannya selesai, Dean langsung mendaratkan tinjunya ke pipi Vano. "Kayak banci tau nggak lo!"

"Sebenarnya gue heran, lo ini pacarnya Raffa ato pacarnya temennya Raffa, sih?"

Dean hampir lagi mendaratkan pukulannya saat suara Adena mengagalkan rencananya. "Dean!"

Dean menurunkan tangannya.

Vano sendiri hanya bisa mendecakkan lidahnya kagum saat tahu kalau Dean hanya akan berhenti kalau Adena yang menyuruhnya. "Sebenarnya gue gak puas, sih. Tapi, gue salah target." Vano maju dan menepuk pundak Dean dua kali. "Makasih lo udah mau datang kesini buat nolongin dia."

Dan tanpa diduga, Vano dengan mudahnya melepaskan Adena. Semudah itu, karena di detik berikutnya dia langsung menyuruh teman-temannya untuk cabut. Adena sendiri tak habis pikir dengan aksi Vano yang nampak seperti penakut.

"Lo nggak apa-apa?"

Adena menoleh dengan satu alis yang terangkat. Gadis itu hanya bisa menggeleng samar sambil mengucapkan kata nggak apa-apa tanpa suara.

"Nana," Adena dan Dean serempak menoleh ke arah suara di balik mereka.

Adena jelas masih tercenung saat Raffa tiba-tiba datang dan langsung menariknya ke dalam dekapannya. Semua rasa getir yang sedari tadi Adena rasakan mendadak sirna, berganti dengan rasa teduh yang tidak bisa diekspresikan. "Raffa," panggil Adena dengan sendu. "Gue ... takut."

Raffa memejamkan matanya, mengeratkan pelukannya sambil berkata, "Gue gak bakalan biarin lo lagi, Na." semua kejadian ini memang diluar kendali. Raffa yang tidak tahu kalau Vano terus mengincar Adena yang sama sekali tak melakukan kesalahan apa-apa. "Gue gak bakal biarin seorang pun buat nyakitin lo."

Adena saat itu hanya bisa tersenyum. Rasanya ada sedikit kelonggaran saat tahu kalau Raffa ternyata tak melupakannya. Meskipun sedikit terlambat, setidaknya Raffa masih datang untuk menemuinya. Meski sekalipun, yang menyelamatkan Adena saat itu Dean, dan bukan Raffa.

Suara dehaman seseorang lantas membuat Raffa melepaskan pelukannya. "Gue cabut deluan."

****

"Apaan?" Dean mendaratkan bokongnya di atas kursi lalu menaruh kunci motornya di atas meja.

"Lo enggak sibuk, kan?" Kirana, tersenyum sumringah saat Dean menggeleng ke arahnya. Namun, ekspresi senang itu langsung sirna saat Kirana mulai berpikir lagi mengenai topik yang akan ia katakan saat itu. "Gue mau tanya .... Raffa, dia marah banget, ya sama gue?"

Dean mengembuskan napasnya. Dugaan Dean tentang Kirana yang hanya akan membahas masalah Raffa lagi ternyata benar. "Kenapa malah nanyanya ke gue?"

"Kan lo temen deketnya," balas Kirana, nyaris meninggi. "Berkali-kali gue minta maaf sama dia, berkali-kali juga gue dicuekkin. Apa gue dulu emang bener-bener keterlaluan, ya?"

Lost And FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang