KETIKA KAMI BERTEMU

66 0 0
                                    

            -Kita tidak pernah tahu kapan, dimana dan bagaimana kita bertemu seseorang untuk pertama kalinya-

            Anak lelaki itu berdiri sesaat di depan pintu kostnya. Dengan tas ransel biasanya, dia mulai berjalan menuju tempat tujuannya. Dan sesaat setelah itu, Brakkk, sebuah boneka beruang baru saja jatuh diatas bahunya. Pandangannya langsung menatap darimana asal boneka itu.

            “Geet? Ada apa? Aku harus ke kampus sekarang. Please, stop pertengkaran ini,” ucapnya polos.

            “oh, it stop Dhan. Stop semua hubungan ini.” kata Geet sambil kembali melempar Dhan dengan buku dan beberapa barang ringan.

            “please Geet. Aku harus pergi sekarang. Terserah kamu mau bilang apa. Aku enggak punya waktu untuk ini. Aku datang ke kota ini untuk belajar dan bekerja.”

            “oh God, you right. Waktumu hanya untuk belajar, dan bekerja. Tapi tidak pernah untukku. Akh...” keluhnya sambil mengambil kaca mata hitam.

            “Geet, itu kaca mata favorite ku. Aku membelinya di gaji pertamaku.”

            Geet tersenyum sesaat.

            “how sweet. Tapi itu bukan urusanku,”

            Geet melempar kaca mata itu kebawah. Dengan sigap Dhan menangkapnya.

            “Aha, I get it.”

            “Kita putus, Dhan. I hate you,” teriak Geet.

            “I hate you too,” balas Dhan.

            Pertengkaran itu pun usai. Dhan kembali berjalan meninggalkan kost-kostannya.

            *Twitter Update : Can my day get any worse? :-(

***

            *Facebook Update : Have a great day in the city park :)

            Gadis manis itu berdiri di balik pohon besar. Air matanya mengalir pelan. Dia terharu menyaksikan pernikahan yang tepat terjadi di taman itu.

            “Ayolah, Sha. Mereka yang menikah saja bahagia, kenapa kamu yang nangis?” tegur Neha sahabatnya.

            Mosha tersenyum malu. Dia mengusap air matanya.

            “kau tahu Neha, suatu saat nanti aku ingin menemukan romeoku. Dengan semua keromantisan hubungan ini, kami menikah bak di drama. Drama dengan ending bahagia selamanya. So romantic,” ucapnya berkhayal.

            “hey kalian berdua. Kesini cepat. Aku menemukan tempat duduk romeo dan juliet,” panggil teman lelaki mereka, Nard.

            Keduanya berlari menemui Nard.

            “ada apa Nard?”

            “lihat, ini adalah kursi taman kala romeo dan juliet bersama. Mereka duduk menikmati kisah cinta yang indah dan romantis.” Jelasnya simple.

            “oh Nard, kau begitu manis. Ternyata bukan Cuma aku yang suka drama, tapi ternyata kau juga,” jawab Mosha.

            “oke. Ayo kita pergi. Kita masih harus berkeliling hari ini. Banyak tempat yang belum kita temui,” ajak Neha.

            Ketiga sahabat itu berjalan lagi dan lagi. Mereka berbicara hal-hal menarik selama mereka berjalan kaki. Di pertigaan jalan, tanpa sengaja, ketika seorang lelaki lain berjalan sembari memegang handphonenya, tubuhnya bertabrakan dengan Mosha. Seketika pula barang dalam tas Mosha berantakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KETIKA KAMI BERTEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang