Keira mengangkat pundaknya sambil cemberut ketika mendengar suara operator memberi tahu bahwa nomor tujuan Keira tidak menjawab panggilannya. Ini sudah kesekian kalinya Keira mencoba menelpone Nath, namun pria itu tak menjawabnya. Apalagi masalahnya jika bukan Nath merasa Keira tidak melakukan apapun di hari ulang tahunnya. Email dari Keira terasa percuma karena Nath jarang membuka emailnya.
"Tidak dijawab lagi." Ujar Keira pada Kenan.
Saat ini Keira dan Kenan sedang bertemu di sebuah restaurant. Kenan yang meminta bertemu karena ia khawatir dengan keadaan Keira setelah hari ulang tahun Nath waktu itu.
"Telpone lah sekali lagi." Saran Kenan.
"Aku sudah menelpone ribuan kali sejak hari ulang tahunnya dan tetap sama, aku hanya mendengar suara oprator." Keluh Keira.
"Kau tidak mencoba menemuinya?"
"Aku belum sempat, menjelang ujian aku banyak sekali tugas." Keira mengangkat pundaknya.
"Ya sudah kalau begitu fokus saja pada ujian dan tugas mu, jika sempat temui ia. Jangan terlalu di pikirkan, ini hanya masalah salah paham." Kenan begitu bijak dan dewasa sehingga Keira mendengarkan baik-baik nasihat Kenan.
Keira mengangguk lalu menyeruput habis lemonadenya. Walaupun Keira tahu bahwa ia sudah berusaha memberikan kejutan ulang tahun untuk Nath, namun ia merasa semua ini salahnya. Jika Nath marah itu wajar, siapa yang tidak marah jika kekasihnya tidak ada di hari ulang tahunnya meskipun sekedar menjabat tangannya dan mengucapkan selamat ulang tahun? Pikir Keira.
"Sudahlah, jika kau sudah berusaha menemuinya namun ia tetap marah tak usah di pikirkan. Ia akan sadar dengan sikap kekanak-kanakannya suatu saat nanti." Kenan tahu apa yang di pikirkan Keira karena gadis itu melamun sambil mengaduk-ngaduk gelasnya yang sudah kosong.
"Iya." Keira terkekeh.
Kenan melihat jam tangannya, "baiklah, aku harus kembali ke kantor. Aku akan mengantarkan mu pulang, ayo!" Kenan berdiri dari kursi lalu memakai jas abu-abunya yang ia sampirkan di kepala kursi.
"Kau tidak perlu mengantarkan ku pulang." Keira ikut beranjak dan memakai tas jenis hubbo-nya.
"Aku yang mengajak mu ke tempat ini jadi kau tanggung jawab ku. Saat aku mengajak mu pergi atau saat kau hanya bersama ku, kau tanggung jawab ku. Ayo!" Kenan seperti tidak bisa di bantah.
Keira terkekeh, "tapi aku bersma supir ku. Ia menunggu ku, tenang saja Mr. Gentle."
Kenan mengangguk, "baiklah aku akan mengantarkan mu ke mobil mu, mari!" Kenan mempersilahkan Keira untuk jalan terlebuh dahulu.
Mobil Keira sudah berada di depan restaurant dengan Carlos yang membukakan pintu penumpang untuk Keira. Keira segera memanjat masuk ke mobil.
"Jangan sungkan untuk menghubungi aku jika ada masalah." Ujar Kenan.
"Terimakasih atas perhatian mu." Senyum manis yang paling manis yang Keira miliki tergambar di wajah gadis itu.
"Sampai jumpa!" Kenan mempersilahkan Carlos untuk menutup pintu mobil Keira.
"Sampai jumpa!" Balas Keira sebelum pintu mobilnya benar-benar tertutup.
"Mr. Clary." Sapa Carlos hormat sebelum ia masuk ke kursi kemudinya.
Kenan mengangguk kemudian mobil Keira pergi, di gantikan mobil Kenan beserta supir pribadi yang sudah menunggu di belakang mobil Keira tadi untuk menjemput Kenan. Petugas restaurant langsung membukakan pintu penumpang untuk Kenan. Kenan mengangguk terimakasih lalu masuk kedalam mobilnya.
***
"Maafkan aku kita harus kembali secepat ini, lusa aku ada rapat besar sehingga aku harus ada di tempat."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Equino
Random-sequel of 'Mon Amour'- kau datang bagai hujan dikala kemarau kau sirami tanah tandus tak bertuan... kau datang bagai sinar di kegelapan mengusir seonggok bayangan yang menakutkan... kau datang dan mengingatkan jika masih ada hati yang ku kira suda...