Satu

1.8K 399 271
                                    

Vote dulu sebelum baca ya :) Terima kasih

🎀🎀🎀

BUG!

Pukulan demi pukulan berhasil
Denar lakukan terhadap seorang siswa dari SMA Valletta Nusantara yang menjadi musuhnya. Siswa tersebut tampak menahan amarah, ia mendengus kesal. Binar mata hitam milik cowok yang hampir tidak berdaya itu tersulut emosi. Dengan tenaga yang masih tersisa, cowok itu berusaha berdiri. Namun, apa daya satu pukulan kembali ia terima membuatnya kembali jatuh tersungkur.

"Mampus lo!" titah Denar diiringi suara tawa dari teman-temannya.
"Ternyata segini doang kemampuan lo!" Denar mengunyah permen karetnya.

Darah segar pun mengalir disudut bibirnya. Perih, mungkin yang dirasakan siswa tersebut. Satu lawan enam orang bukan lah hal yang mudah dilakukan. Tidak adanya persiapan serta tenaga yang seimbang membuat siswa tersebut tidak berdaya.

"Bangsat lo! Beraninya keroyokan!"

Farras Mahera Putra seorang siswa yang baru saja menjadi korban keroyokan oleh SMA Bintang yang merupakan musuh bebuyutan SMA Valletta Nusantara. Napasnya terengah-engah, membuat dada bidangnya naik turun. Ia sama sekali tidak bisa membalas pukulan yang ia terima. Sorot mata Mahera semakin menahan banyak rasa kebencian. Belum sempat ia bernapas lega, mereka kembali memukul.

"Tolong! Tolong! Ada yang dikeroyok! Tolong!" teriak seorang gadis yang mengenakan seragam putih abu dibalut blazer berwarna senada dengan rok yang dikenakan. Seragam yang gadis itu kenakan sama dengan seragam Mahera.

"Tolong! Tolong!"

Tidak lama berselang pun, masyarakat datang menuju sumber suara. Sementara itu, anak SMA Bintang lari kocar-kacir menyelamatkan diri. Mahera bernapas lega. Masyarakat membantu Mahera berdiri, sambil berjalan pelan. Mahera dibawa menuju sebuah warung untuk beristirahat dan mengobati lukanya.

"Mau ku bantu?" ucap gadis itu dengan ramah. Namun, Mahera hanya terdiam dan mengeleng pasti. Menolak niat baik gadis itu.

"Kamu ga apa-apa?" tanya gadis itu kembali yang tampak cemas.

Mahera menepis tangan gadis itu dari lengannya. Ia kemudian berjalan dengan sebelah kaki yang masih terlihat sakit. Membuat gadis yang menolongnya tidak tega untuk membiarkan Mahera pergi sendirian. Gadis yang mengenakan masker di wajahnya dengan rambut panjang terurai, mata sipit berwarna cokelat, kulit berwarna kuning langsat.

"Lo belum bener-bener pulih. Sini gua obatin dulu," ucap gadis tersebut. Mahera hanya bisa menghela napasnya pasrah.

"Minum dulu," ucap gadis tersebut yang membuka kan tutup botol dan memberikan nya pada Mahera.

"Ga usah sok perhatian sama gua! Dasar cewe tukang modus!" ucap Mahera angkuh. Ia pun pergi berlalu meninggalkan tanda tanya pada gadis yang baru saja menolongnya.

Manusia tidak tahu diri. Julukan yang mungkin bisa disematkan untuk Mahera. Yang sudah ditolong, bukannya terima kasih malah memaki.

***


"Ga usah sok perhatian sama gua! Dasar cewe tukang modus!" kata yang terlontar dari seseorang yang baru saja ia tolong.

Sakit? Sesak? Tentu!

Manusia mana yang tidak marah dan kesal ketika berniat menolong, tetapi yang diterima caci dan maki.

"Dasar, manusia ga jelas!" ucapnya dengan nada kesal.

Tapi, gadis yang bernama Dearni tersebut berusaha menganggap perkataan itu hanya sebagai angin lalu. Ia menarik napas panjang kemudian, menghembuskan. Berusaha membuat tenang.

Sambil mengengam erat botol air mineral yang hendak ia berikan pada siswa tersebut. Dearni kemudian, melepaskan masker yang ia kenakan supaya dapat menghirup aroma petrichor. Dari air hujan yang jatuh ke bumi. Aroma yang dapat menenangkan hatinya. Seolah semesta tengah mengerti perasaan hatinya. Semesta mengirimkan hujan.

Semesta, jangan pertemukanku dengan sosok manusia tidak tahu diri itu lagi ya?

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen untuk mendukung karya ku. Terima kasih ♡

Lukisan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang