Tiga

1K 317 131
                                    

Jangan lupa vote terlebih dahulu, terima kasih :)

🎀🎀🎀


Di ruang sebelas murid-murid sudah bersiap menghadapi ujian. Terbukti mereka sudah mengeluarkan papan ujian berserta alat tulis lainnya. Sedangkan seorang siswi bernama Dearni masih saja asik membaca beberapa bab materi bahasa indonesia yang akan diujikan awal.

"Dearni, lo punya rautan kaga? gua pinjem dong," ucap Gianita yang duduk tepat di depan meja Dearni. Dearni lalu mengangkat sedikit wajahnya melihat Gianita, lalu mengambil rautan yang berada di kotak pensil.

Suara khas guru-guru yang saling mengobrol dengan guru lain mulai terdengar. Seluruh pandangan, kini beralih ke luar ruangan. Beberapa guru silih berganti melewati ruang sebelas, tetapi belum tampak juga guru yang akan mengawas di ruangan ini. Pandangan Dearni, kini beralih ke arah meja di samping. Meja Mahera yang seharusnya sudah di tempati oleh pemiliknya. Sampai sekarang Dearni belum melihatnya.

"Ke mana dia?" gumam Dearni dalam hati, sambil melamun menatap keluar jendela.

"Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh." Seketika lamunan Dearni buyar ketika mendengar suara guru telah berada di ruang ujian.

"Waalalaikum salam Buu," jawab murid-murid serentak.

"Bagaimana kabar kalian?"

"Wis alhamdulilah itu mah Buk."

"Syukurlah."

"Sudah pada belajar 'kan?"

"Sudahlah Buk sampe ngelotok nih buk."

"Saking ngelotoknya saya sampe pusing liat buku. Kalau liat ibu saya ga pusing."

"Wooooo ..." sorak para siswa yang tidak terima.

"Haduh mulai dah modusnya." Timpal seorang murid lain.

"Sudah pada masuk kelas 'kan?"

Murid-murid saling menenggok temannya. Tiba-tiba seorang murid mengangkat tangan. "Ada yang belum Bu."

"Oh ya? Siapa?"

"Si biang gula bu."

"Biang gula?"

"Biang kerok kali."

"Hahaha.." Seluruh anak kelas sebelas tertawa mendengar celetukan temannya.

Bu Leni meletakkan jari telunjuk di depan bibir, tanpa meminta siswa dan siswi untuk kondusif. "Jadi siapa yang belum masuk kelas?" tanya bu Leni.

"Si Mahera Bu," ucap Dio teman sekelas Mahera.

"Ke mana dia?"

"Ketiduran di UKS kali Bu atau lagi ada panggilan alam."

"Ya sudah kita mulai saja ya," ucap Bu Leni, lalu membuka amplop coklat yang berisi lembar jawaban dan lembar soal yang kemudian di bagikan di bantu Bu Retno. Setelah semua murid mendapatkan kertas Ljk dan soal mereka lalu memulai ujian.

"Kerjakan dengan jujur. Yang ketahuan mencontek akan ibu suruh mengerjakain di ruang guru," ucap Bu Leni yang berjalan mengelilingi kelas. Suasana hening tidak ada jawaban untuk ucapan bu Leni. Semua terfokus pada lembar jawaban Ljk.

***


Mahera memasuk 'kan tangan ke dalam saku celana. Siswa tersebut menarik napasnya lalu, mengetuk perlahan pintu ruang sebelas yang tertutup.

Tok.. tok.. tok..

Hening.

Suasana kelas seperti tidak berpenguni. Lalu, Mahera memuncul 'kan kepalanya di balik pintu memperhatikan seluruh penjuru ruangan. Di mana para siswa sedang asik melakukan pekerjaan mengarsir kertas LJK. Seorang guru pengawas ujian pun menolehkan kepalanya menatap pintu kelas dan berkata, "Iya? Cari siapa?"

Lukisan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang