Empat

1K 286 118
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya. Untuk mendukung karya ku, terima kasih :)

----

Setelah selesai, Dearni segera mengumpulkan kertas ljk pada pengawas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai, Dearni segera mengumpulkan kertas ljk pada pengawas. Ia pun langsung keluar dari ruang ujian. Di luar ruang ujian sudah ada Gianita dan Wilza yang telah menunggunya untuk makan bersama di kantin. Tanpa banyak basa-basi mereka berjalan menuju kantin tepatnya menuju ke kantin langganan mereka. Yaitu kantin bu Neng yang menjual mie ayam terenak di sekolah ini.

Tidak lama mereka langsung memesan mie ayam bu Neng. Setelah memesan mereka,  mencari tempat duduk. Suasana kantin terlihat sangat ramai, dan akhirnya mereka mendapatkan tempat di depan koperasi. Sambil membawa mie ayam di tangan masing-masing mereka menembus lalu lalang siswa dan siswi yang sedang memesan mie ayam.

"Huft ... Akhirnya rame banget si ya," keluh Wilza.

"Eh ... Gua mau beli minum dulu di Bang Bojes. Ada yang mau nitip?" tanya Dearni yang belum sempat duduk setelah meletakkan mie ayam di atas meja.

"Mau dong es teh," ucap Gianita.

"Kalo Wilza mau nitip ga?" tanya Dearni.

Wilza yang sedang melahap mie ayam pun hanya bisa menganggukan kepala, setelah menelan mie ayam yang ia makan Wilza berkata, "Mau tapi thaitea ya!"  Dearni memberi isyarat tanda Oke menggunakan jempolnya. Ia pun langsung menuju ke tempat es Bang Bojes.

"Ta pindah yuk? Jangan di sini. Ini tempat yang biasa di pake Kak Mahera tau!" ucap Wilza dengan nada sedikit takut.

Gianita melirik Wilza, lalu menatapnya dan mengerutkan keningnya. "Ga ada ini orangnya. Nanti kalau ada kita pindah."

Wilza menepuk kening pasrah. Dengan rasa was-was ia melahap mie ayamnya kembali. Sedangkan Gianita santai memainkan ponselnya. Dari kejauhan Gianita melihat Dearni yang tampak kewalahan membawa tiga minuman sekaligus. Gianita dengan sigap membantu Dearni.

"Thanks, Dearni." Wilza langsung menusukkan sedotan ke dalam gelas es teh dan menyedotnya.

Dearni pun duduk di bangku. Ia tampak asik menaburkan sambal di mie ayamnya, kemudian mengaduknya. Sebelum makan tidak lupa Dearni berdoa, setelah itu ia langsung menyedot es teh manis yang sejak tadi telah mengoda untuk diminum.

"Ah, seger!" ucap Dearni yang langsung melahap mie ayamnya.

"Der, kita pindah aja yuk. Jangan di sini," ucap Wilza, yang masih mengunyah makanan di dalam mulut.

"Ha?!"

"Kita pindahsjdhsbahaba."

"Apaan si. Telen dulu itu makanan," protes Dearni.

"Kita pindah tempat duduk. Jangan di sini."

Dearni yang sedang melahap mie ayamnya menolehkan kepalanya menatap Gianita,  membuat mie ayam yang belum sepenuhnya masuk ke dalam mulutnya terjuntai. Buru-buru Dearni melahap mie ayam tersebut dan mengunyahnya, kemudian menelannya.

Lukisan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang