Bagian 4

14.6K 1K 55
                                    


Satu persatu orang di dalam kelas itu keluar setelah bel tanda istirahat berbunyi. Dan kini, tersisa hanya tinggal tiga orang di kelas.

Prilly, yang semula memasukan bukunya kedalam tas mendongak saat merasa ada orang dihadapannya.

"Loe gak ke kantin? Atau butuh temen buat ke kantin?" tanya seorang gadis sambil melempar senyum manis untuk Prilly.

"Aku-"

"Udah ada gue,"

Dua gadis itu mengerjitkan dahi serempak saat Ali memasuki ruang kelas mereka. Sungguh, ini adalah perdana seorang Ali memasuki kelas mereka.

"Kak Ali? Ngapain loe disini? Untung gak ada fans-fans gila loe itu," ujar gadis yang memiliki penampilan tomboy.

"Plus cewek-cewek loe yang super sadis," tambah gadis satunya yang lebih feminim.

Ali meringis sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Buruan lah kalian keluar!" Seru Ali langsung menyeret salah satu bangku dan duduk dihadapan Prilly.

"Ini kan kelas kita. Lagian ngapain loe kesini? Loe mau modusin Prilly yah? Terus cewek-cewek loe itu mau loe kemanain?" cerocos gadis yang berpenampilan tomboy tadi. Gritte Farelia.

"Berisik banget loe. Udah buruan pergi!" Sentak Ali yang sudah sebal dengan dua gadis itu.

Gritte dan temannya, Marsha Niana Aruan. Mengedikan bahu acuh lalu berjalan meninggalkan kelas.

"Harus jawab apa gue.." Gumang Ali sambil mengalihkan pandangannya kearah Prilly.

Ali menatap Prilly aneh saat mendapati gadis itu dengan wajah polos ditambah mata yang mengedip-kedip lucu.

"Kenapa?" Prilly menggelengkan kepalanya.

"Prilly bingung. Prilly gak ngerti." Ali tersenyum simpul, lalu meraih tas Prilly. Mengeluarkan kotak bekal beserta botol minum milik Prilly.

"Makan dulu," suruh Ali sembari menyodorkan kotak bekal yang sudah ia buka.

"Ini.. Apa?"

Ali menggaruk tengkuknya gatal saat mendapati respon Prilly yang melihat maha karya pertamanya didapur. Sebuah sandwich yang benar-benar sangat berantakan.

Ali yang melihat Prilly hendak mengambil sandwich itu segera meraih kembali kotak bekal tadi. Buru-buru menutupnya rapat.

"Mending kak Ali beliin makanan dikantin aja ya? Kantin disini sehat kok," tawar Ali. Dia tak yakin dengan rasa makanan yang sudah dia buat ini. Bisa-bisa Prilly sakit perut karenanya.

"Tapi kak-"

"Ssstt.. Gak ada tapi-tapian." Potong Ali lalu menarik Prilly berdiri. Lelaki itu menggandeng tangan Prilly sambil berjalan keluar kelas.

"Ali!"

"Ali!"

Ali dan Prilly berhenti. Memandang kedepan dan kebelakang secara bergantian. Di dua arah itu terdapat gadis yang berlari kearah mereka.

"Dia siapa?"

"Loe nambah pacar lagi? Gak cukup cuma kita?"

Ali meringis. Tak tahu harus bicara apa pada dua wanita dihadapannya yang berstatus pacarnya itu. Masih ingat kan? Ali adalah playboy.

"Ini lagi! Pake gandengan segala! Loe kira mau nyebrang!" Seru salah satu dari pacar Ali sambil melepas paksa tautan tangan Ali dan Prilly.

Prilly tersentak. Matanya mulai berkaca-kaca menerima perlakuan salah satu pacar Ali itu.

Baby Sitter In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang