Sore hari yang cukup mendung, menjelang magrib aku dan bibi berjalan di pinggir jalan,jalanan pegunungan. Di belakang ada singa yang mengikuti kami. Di seberang ada anak laki laki berseragam sekolah (smp/sma).
Aku menoleh ke belakang memastikan bahwa singa tersebut tidak benar-benar mengawasi kami. Singa itu melihat ku dan berlari mengejar. Aku hendak lari, namun bibi menahan. Tenyata singa itu melompati kami. Lalu kami tetap berjalan. Singa yang sama berada di belakang kami lagi. Kejadian itu berulang sampai 3x tepat nya berhenti hingga kami sampai di sebuah rumah, rumah bibi.
Sebelum 0nya aku melihat anak laki-laki itu seperti ketakutan juga melihat singa. Namun ia tetap berjalan dengan kepala tertunduk. Lalu tampak ekspresi lega dari nya ketika kami berpisah arah, tepatnya ketika singa itu tetap mengikuti kami. Saat kami berbelok ke kiri, tepatnya ke arah rumah bibi, laki-laki itu juga menyebrang, memilih berjalan dari pinggir kiri jalan,berjalan terus, hingga ia tak terlihat lagi.
Aku dan bibi berjalan ke arah rumah dengan singa yang mengikuti kami di belakang, aku tetap memegang tangan bibi. Kami memasuki halaman rumah, dan langkah kami tiba2 terhenti. Kami tertegun, melihat seekor harimau yang sedang tertidur pulas di pintu rumah layaknya seekor kucing manis menunggu tuannya. Aku juga merasakan ketakutan dari bibi, namun ia tetap berusaha santai. Ia menarik tangan ku untuk mengikutinya. Singa tadi melihat harimau tersebut lalu berlari ke arahnya. Entah apa yang terjadi kami tidak tahu, karena kami bergegas meninggalkan rumah tersebut.
Kami kembali ke pinggir jalanan pengunungan tadi. meneruskan perjalanan kami. Padahal tadi sempat terpikir bahwa kami akan aman dan tenang jika masuk ke dalam rumah. Namun kenyataannya kami harus pergi dari sana dan tidak tahu harus kemana.
Setelah kami berjalan, kami mendapati beberapa penduduk di belakang kami, sepertinya tengah berlari dan berperang melawan beberapa singa. Kami yang melihat itu spontan berlari, dan seperti ada yang memandu bahwa kami harus masuk ke dalam tebing di pinggir jalan itu. Kami naik dan masuk ke dalam, ternyata disana juga ada beberapa orang duduk, bersembunyi untuk menyelamatkan diri dari singa2 itu.
Tempat itu lebih tepatnya terlihat seperti ruangan, yang memiliki beberapa tempat duduk berbentuk persegi panjang terbuat dari beton. Warna nya putih dan agak kotor. Kami duduk dipinggir.
Di belakang kami sepertinya adalah badan tebing dan ditutupi oleh triplek. Sesaat kemudian ada yang muncul dari balik triplek tersebut, itu cukup tidak masuk akal karena triplek dan badan tebing seperti melekat kuat. Kami sempat ketakutan karna berpikir itu adalah singa yg berusaha masuk, ternyata dia adalah seorang laki-laki paruh baya. Ia hanya masuk dari tempat yang salah. Semua membiarkannya dan kembali menghadap ke depan.
Di hadapan kami adalah dinding pembatas yang terbuat dari kaca. Tempat tersebut terlihat seperti ruangan bioskop mini. Di balik kaca tersebut dapat terlihat lapangan yang diisi oleh beberapa ibu-ibu yang berpakaian putih dan memakai jilbab. Diluar sana seperti sedang mendung sekali, cukup gelap. Mereka berbaris seperti pasukan. Kemudian entah karena apa, mereka berselisih, bertengkar, dan menyerang satu sama lain. Dan pada akhirnya mereka semua mati.
Beberapa yang di dalam ruangan ini menangis, karena sepertinya salah satu diantara mereka adalah keluarganya. Sementara aku juga berpikir apakah keluargaku juga ada diantara salah satu mereka, lalu aku melihat sepertinya itu adalah adik nenekku yang sudah meninggal beberapa bulan lalu. Namun di lapangan tersebut, ia masih bertahan hidup dari pertengkaran yang terjadi. Dalam mimpi tersebut aku tidak sadar bahwa sebenarnya ia sudah tidak ada di dunia.15 Agustus 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Singkat
Short Storytanpa makna atau makna mendalam. baca dan coba artikan